Dewan Gelar Paripurna Pidato Perdana Gubernur, Lewerissa Minta Dukungan Wujudkan Sapta Cipta Lawamena
AMBON - BERITA MALUKU. Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa menyampaikan pidato perdana pada rapat paripurna DPRD Provinsi Maluku, Rabu (05/03/2025).
Rapat yang dipimpin Ketua DPRD Maluku, Benhur Watubun, didampingi Wakil Gubernur Abdullah Vanath, Wakil Ketua DPRD Muhammad Fauzan Rahawarin, Azis Sangkala dan Johan. Turut dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekretaris Daerah beserta Pimpinan OPD Setda Maluku, Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur, Tokoh Agama, Walikota Tual dan Wakil Wali Kota Tual, Walikota Ambon, Bupati SBB, Bupati SBT, Bupati Maluku Tengah, Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar. Istri Gubernur dan Wakil Gubernur, Maya Baby Rampen dan Rohani Vanath serta keluarga dan tamu undangan lainnya.
Paripurna penyampaian pidato perdana Gubernur Maluku masa jabatan 2025-2030 yang berlangsung di rumah rakyat, karang panjang, Ambon ini diawali dengan serah terima jabatan, yang ditandai dengan penyerahan memori jabatan dari Sadali Ie Penjabat Gubernur kepada Gubernur Henderik Lewerissa, disertai penandatangan berita acara, yang disaksikan perwakilan Dirjen Produk Hukum Daerah Ditjen Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri, Dra. Imelda dan Ketua DPRD Maluku Benhur Watubun.
Gubernur dalam sambutannya mengutarakan, dalam memimpin Maluku kedepan, ia bersama Wakil Gubernur telah menyusun agenda perubahan yang disebut "Sapta Cipta Lawamena".
Diksi Sapta Cipta Lawamena menggambarkan spirit pembangunan yang menjadi landasan dalam mewujudkan Maluku yang maju, sejahtera dan berkeadilan.
Terdapat tujuh strategi utama pembangunan dalam Sapta Cipta Lawamena yaitu :
Satu, meningkatkan tata kelola pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Dimana ASN harus menjadi ujung tombak bagi pelayan masyarakat dan pembangunan. Karena itu harus memiliki kemampuan, karakter yang baik dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk dikontribusikan secara produktif bagi kemajuan daratan Maluku.
Dua, pengentasan kemiskinan dan pengurangan tingkat pengangguran. Upaya dilakukan dengan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan ketrampilan tenaga kerja dan mendorong investasi yang berpihak kepada kepentingan rakyat Maluku.
Ia menyadari, Maluku membutuhkan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan bagi banyak putra-putri yang mencari pekerjaan. Tetapi investasi yang dibutuhkan di Maluku adalah investasi yang taat aturan, etis dan responsif. Investasi tidak hanya bertujuan untuk mengeruk kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Maluku dan meninggalkan hanya remah-remahnya saja bagi Maluku. Tetapi yang diharapkan investasi yang memberdayakan, baik rakyat maupun kemajuan daerah Maluku.
Tiga, memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan prestasi olahraga, sekaligus menjamin kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan, pemuda serta penyandang disabilitas dalam pembangunan daerah.
Ia mengakui, masalah terdapat berbagai permasalahan pendidikan, mulai dari defisit tenaga pengajar, distribusi tenaga pengajar yang tidak merata di pulau-pulau harus dapat diselesaikan. Demikian juga kondisi infrastruktur pendidikan yang harus mendapat perhatian utama dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota.
Empat, meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur. Disadari betul Maluku adalah daerah kepulauan. Oleh karena itu, konektivitas antar pulau dan wilayah menjadi prioritas agar aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dapat terjamin, serta memperlancar arus barang dan manusia, yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Lima, pengelolaan lingkungan dan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan. Dimana harus dapat mengelolanya secara baik berkesinambungan, dan harus dirawat ekosistem untuk diwariskan kepada generasi Maluku dimasa mendatang.
Enam, pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Ia bersama Wakil Gubernur akan memperkuat sektor UMKM, membuka aksesibilitas pasar serta mengurangi disparitas pembanguan antar wilayah, agar pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh seluruh masyarakat di Maluku. Baik yang tinggal di kota maupun yang ada di pelosok desa.
Tujuh, pemerataan dan revitalisasi lembaga sosial kemasyarakatan. Dalam semangat hidup orang Basudara, harus memperkuat peran adat dan kearifan lokal dalam menjaga harmonis sosial, serta kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.
Ia percaya dengan semangat kebersamaan, kerja keras, serta komitmen yang kuat, dapat membawa Maluku keluar dari kemiskinan dan menuju masa depan yang lebih sejahtera.
Lewerissa tidak memungkiri terdapat berbagai tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunan dewasa ini, apalagi sumber anggaran yang terbatas, ditambah kewajiban melunasi hutang daerah yang tidak sedikit jumlahnya. Sementara itu juga daerah mengalami efesiensi anggaran yang sedang dijalankan pemerintah pusat, namun dengan semangat Lawamena Haulala, ia yakin akan mampu mengatasi segala rintangan yang dihadapi.
"Oleh karena itu, mari kita semua bersatu bahu membahu, baku kele dan bergandengan tangan untuk badati kalesang membangun Maluku yang lebih baik, demi kesejahteraan seluruh rakyat, dan kejayaan Maluku tercinta,"ajaknya.