Kolaborasi UNDP dan KKP Wujudkan Konversi Laut Arafura Lewat Pusat Pembelajaran Dan Informasi DI BPPP Ambon
AMBON - BERIA MALUKU. Dalam upaya meningkatkan kesadaran dalam konservasi laut, The Arafura and Timor Seas Ecosystem Action Phase II (ATSEA-2), yang diimplementasikan United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB, berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, melakukan peluncuran awal, atau soft launching pembelajaran informasi laut Arafura.
Program yang dibiayai Global Environment Facility (GEF), merupakan upaya bersama berbagai pemangku kepentingan, untuk mendukung pelestarian ekosistem Laut Arafura dan Laut Timor yang berbatasan langsung dengan Australia, Papua Nugini, dan Timor Leste.
Pusat pembelajaran ini diluncurkan di Badan Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, oleh Kepala Pusat Pelatihan BPPSDM KKP, Lilly Aprilya Pregiwati, dan Kepala Pusat Penyuluhan BPPSDM KP, Yayan Hikmayani, sekaligus Direktur NasionalProyek ATSEA-2, menaungi enam provinsi di Indonesia Timur, Maluku, Maluku Utara Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
Peluncuran dihadiri anggota Dewan Nasional ATSEA-2 Indonesia, mencakup perwakilan dari beberapa kementerian, seperti KKP, Kementerian PPN/Bappenas, dan Kementerian Keuangan, merupakan upaya konkret, dan langkah signifikan dalam meningkatkan pendidikan dan keterampilan masyarakat di kawasan Indonesia Timur, terkhususnya Maluku, dan terlebih di kota Ambon.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan talk show interaktif Pembangunan Arafura Berkelanjutan. Narasumber dihadirkan, Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti), Prof. Dr. Ir. Alex SW Retraubun, M.Sc, dan Kepala Loka PSPL Sorong, Hendrik Sombo. Terdapat juga berbagai kegiatan lainnya, berupa stan informasi, dan perlombaan, diselenggarakan untuk melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat.
Kepala Penyuluhan Kelautan dan Perikanan sekaligus National Project Director ATSEA-2, Yayan Hikmayani, mengatakan pusat pembelajaran dan informasi ini, dapat menjadi sumber informasi utama mengenai Laut Arafura dan mendukung upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, serta mendorong partisipasi komunitas lokal.
Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan, mulai dari nelayan, penyuluh, hingga pembuat kebijakan, dalam mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan melalui pendekatan Ecosystem Approach to Fisheries Management. Termasuk memperkuat Pengelolaan Kawasan Konservasi (KK) Perairan di wilayah ATS, dengan fokus pada efektivitas pengelolaan dan pelestarian keanekaragaman hayati dan mendorong berbagi pengetahuan (knowledge sharing) melalui kolaborasi lintas sektor, baik di tingkat lokal, nasional, maupun regional.
"Kenapa sih Learning Center, kami itu sulit kalau dari pusat langsung ke penyuluh jauh. semoga dengan adanya Learning Center menjadi pendekat, bagaimana informasi dari pusat langsung tersebar ke masyarakat melalui penyuluh,"ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kapuslat Lilly Aprilya Pregiwati berharap, BPPP Ambon dapat melakukan langkah-langkah untuk mengoptimalisasi learning center, agar informasi yang akan ditayangkan, dapat menarik masyarakat ingin datang mencari tahu informasi konservasi laut Arafura.
"Ini dibangun di BP3 Ambon, karena fungsinya juga untuk membantu peningkatan masyarakat. Kawasan ini menjadi keseluruhan, sebagai upaya dalam mendukung blue ekonomi,"ucapnya.
Sementara itu, Iwan Kurniawan, Programme Manager Natural Resources Management, Environment Unit, UNDP, pendirian pusat pembelajaran ini mencerminkan komitmen ATSEA mendukung Indonesia untuk melakukan perubahan paradigma dari eksploitasi sumber daya tradisional ke pengelolaan berbasis ekosistem dan terintegrasi.
Ditempat yang sama Kepala BPPP Ambon Abubakar, mengutarakan Learning center akan difokuskan sebagai pusat informasi terkait pengelolaan Kelautan dan Perikanan yang berkelanjutan di wilayah Timur Indonesia secara umum dan khususnya di laut Arafuru.
Beberapa fasilitas yang ada dalam ruang learning center adalah tempat diskusi, pojok baca (reading corner), serta tempat produksi berbagai informasi terkait Perikanan yang berkelanjutan dalam bentuk bahan materi, modul, dan video Penyuluhan.
"Ini mudah-mudahan kita bisa kembangkan secara umum, bukan saja terkait Laut Arafuru tetapi bagaimana pengembangan kapasitas penyuluh yang ada di Indonesia Timur, mencapai 400 orang dan di Maluku hampir 100 orang,"pungkasnya.