Sektor Jasa Keuangan Di Maluku Terjaga Stabil
AMBON - BERITA MALUKU. Sektor jasa keuangan di Maluku pada Juli 2024 terjaga stabil. Hal ini didukung kinerja intermediasi yang baik, dengan tingkat risiko yang terkendali.
"Jika dibandingkan bulan lalu, di bulan ini relatif stabil. Pertumbuhan kredit tetap tumbuh baik positif, dan resiko kreditnya relatif terkendali, dan pelaksanaan fungsi mediasi terus berjalan khususnya sektor perbankan yg menjadi utama industri jasa keuangan di Maluku," ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Andi Muhammad Yusuf di Maluku Bastori, Jumat kemarin (13/09/2024).
Dijelaskan, stabilitasnya jasa keuangan dibuktikan dengan kinerja perbankan di Maluku mengalami peningkatan penyaluran kredit mencapai Rp23,32 triliun. Pada Juli 2024, tumbuh sebesar 7,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh lebih tinggi sebesar 8,42 persen yoy. Di sisi penggunaan, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi, mencapai 40,04 persen yoy.
"Kredit Konsumi tetap menjadi yang terbesar secara nominal, dengan nilai Rp16,02 triliun atau 68,69 persen dari total kredit," ucapnya.
Begitu juga kualitas kredit terjaga dengan baik. Hal ini tecermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross sebesar 2,64 persen. Loan at Risk (LaR) menunjukkan tren penurunan menjadi 8,26 persen, dibandingkan 8,40 persen pada Juli 2023 Total penyaluran kredit perbankan melebihi total penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat sebesar Rp18,31 triliun. Hal ini mendorong Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Maluku mencapai 127,33 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan kredit di Maluku, terutama pada sektor UMKM.
Sementara sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Maluku, kata Andi juga menunjukan pertumbuhan positif. Piutang Perusahaan Pembiayaan tumbuh 17,49 persen yoy menjadi Rp1,39 triliun. Sektor perdagangan besar, bukan lapangan usaha Lainnya, dan Aktivitas jasa Lainnya menjadi pendorong utama. Rasio non-performing financing terjaga di level 1,24 persen.
Industri Fintech Peer-to-Peer Lending (P2P Lending) juga mencatat pertumbuhan signifikan, dengan akumulasi pinjaman naik 55,95 persen yoy menjadi Rp1,303 miliar. Jumlah lender dan borrower juga meningkat, masing-masing sebesar 20,89 persen dan 19,68 persen. Tingkat Wanprestasi 90 (TWP90) tetap rendah di 1,02 persen.
Sama halnya pasar Modal Maluku semakin menunjukkan tren positif. Jumlah investor meningkat 65,66 persen yoy menjadi 48.478 Single Investor Identification (SID). Nilai transaksi saham juga tumbuh 130,13 persen yoy menjadi Rp1,32 triliun.