Sejumlah Kapal Di Maluku Tunda Berlayar, Ini Penyebabnya
AMBON - BERITA MALUKU. Gelombang tinggi diperkirakan masih akan terus terjadi beberapa hari ke depan di perairan Maluku.
Berdasarkan data Pusat Meteorologi Maritim, perairan Maluku akan diterjang angin 5-30 knot, dengan ketinggian gelombang mencapai 2,5 sampai 4 meter.
Peristiwa alam ini telah terjadi sejak kemarin, dan diprediksikan berlangsung sampai 26 Juli 2023.
Menindaklanjuti hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Maluku, Anos Yermias (Selasa 25/7/2023) mengaku telah berkoordinasi dengan otoritas pelayaran, untuk sementara menunda pelayaran ke sejumlah wilayah di Maluku.
Dari hasil koordinasi, kata Anos kapal yang dilarang berlayar berupa Kapal Motor (KM) berukuran 2000 GT kebawah, seperti di Ambon KM Sabuk Nusantara 71 dan KM Sabuk Nusantara 87.
Di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) KM Sabuk Nusantara 72 , Tepa dan Leti, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) KM Sabuk Nusantara 34 dan KM Sabuk Nusantara 73, serta kapal lainnya yang sampai saat ini masih berlindung di beberapa wilayah di Maluku.
Sedangkan kapal berukuran besar, seperti Tidar, Nggapulu, dan lain sebagainya masih tetap diizinkan berlayar.
"Nanti kita lihat perkembangan, karena kami terus koordinasi dengan BMKG masih terus dilakukan, sehingga tidak menjadi masalah ketika kapal diizinkan berlayar," ucapnya.
Politisi Golkar itu juga menghimbau kepada masyarakat untuk sementara tidak merencanakan perjalanan dengan menggunakan jasa angkutan laut sampai tanggal 26 Juli.
"Kepada semua operator, dan masyarakat pengguna jasa angkutan laut, untuk tidak merencanakan bepergian dengan angkutan laut, mulai dari hari ini dengan 26 Juli. Kita terus monitoring akan kami informasi ke depan," pungkasnya.