Kerusakan Infrastruktur Di KKT Dan MBD Kini Menjadi 379 Unit, 9 Orang Alami Luka
AMBON - BERITA MALUKU. Kerusakan infrastruktur serta korban akibat Gempa bermagnitudo 7,5 di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), sebagai wilayah terdampak paling terparah di Maluku terus bertambah.
Berdasarkan laporan yang disampaikan Kepala BPBD Maluku Ismail, Selasa 10 Januari, kerusakan akibat gempa di kedua kabupaten mencapai 124, namun dari data yang berhasil di dapat kini menjadi 379. Masing-masing Kabupaten Kepulauan Tanimbar 239 unit, sedangkan di Kabupaten MBD lebih dari 140 unit.
Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Bruno Laiyan dikonfirmasi via seluler, Rabu (11/01/2023), menjelaskan 239 unit yang rusak akibat gempa terdiri dari rusak berat 21 unit, terdiri dari 13 rumah warga, 7 pagar, dan 1 bangunan MCK. Sementara rusak ringan terdiri dari rumah warga 203 unit, RSUD, 4 fasilitas militer, 2 kantor Bupati dan DPRD, 6 Puskesmas/Pusdes, 1 terbin tempat upacara, 5 Gereja, Rumah Dinas Camat Selaru, Pastori, 1 kantor desa, dan 1 taman baca.
"Kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Tanimbar Selatan," ujarnya.
Menurut Bruno, data kerusakan masih akan terus bertambah, mengingat masih ada beberapa wilayah yang belum melaporkan data.
"Data ini tentatif, pasti akan terjadi penambahan setelah mendapat laporan dari masyarakat," ucapnya.
Ditanya apakah korban jiwa akibat Gempa, Bruno mengungkapkan tidak ada, hanya dua korban luka ringan.
"Sebelum satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat gempa, tetapi setelah dicek oleh tim medis ternyata bukan meninggal akibat gempa," tandasnya.
Terkait upaya yang dilakukan dalam penanganan kroban Gempa, kata Bruno Penjabat Bupati telah melakukan rapat koordinasi, termasuk meninjau langsung ke lokasi terdampak Gempa.
Hanya saja untuk bantuan, belum tersalurkan mengingat tidak ada baperstok.
"Bantuan fisik kosekuensi anggaran, apalagi disini tidak memiliki stok kebutuhan pokok maupun perlengkapan rumah tangga. Memang Kita diperhadapkan dengan kebutuhan masyarakat, tapi kita tidak berdaya dalam berbuat apa-apa. Jadi dalam tanggap darurat mau pake anggaran apa," tuturnya.
Sedangkan kerusakan akibat gempa yang terjadi di Kabupaten MBD, berdasarkan penjelasan Kepala BPBD setempat, Jemy Lico via seluler, mengungkapkan kerusakan akibat gempa tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Dawelor Dawera, Babar, Babar Timur, Marsela, Lakor sebanyak 140 unit, berupa rumah warga, rumah ibadah, bangunan pemerintah SMP Desa Watuie,
"Kerusakan paling parah terjadi di kecamatan Dawelor Dawera. Data ini masih akan terus bertambah, karena masih dalam tahap koordinasi," ungkapnya.
Sementara korban jiwa, kata Lico tidak ada, hanya korban luka sebanyak 7 orang.
Pihaknya saat ini terus melakukan koordinasi lintas sektor dalam upaya penanganan korban gempa, termasuk himbauan kepada masyarakat agar tetap waspada, dan menghindari berita-berita hoax yang akan mengganggu mental dan psikis masyarakat.
"Kami harapkan kepada masyarakat agar tetap waspada, tidak mendengar kabar Hoax, tetap mendengar informasi resmi dari BMKG," pungkasnya.