Warga Bursel Mulai Sadar Bahaya Narkoba
http://www.beritamalukuonline.com/2018/07/warga-bursel-mulai-sadar-bahaya-narkoba.html
BERITA MALUKU. Waga Buru Selatan (Bursel) mulai menyadari akan pentingnya pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, hal itu diakui Kepala Badan Narkoba Nasional(BNN) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Siti Hadidjah Umasugi kepada media ini, Jumat (13/7/2018).
Sementara itu, Pidato Presiden Indonesia yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Pidato Presiden Indonesia mengatakan bahwa Indonesia berada pada kondisi darurat narkoba. Indonesia saat ini tak hanya sekadar tempat transit, tetapi sudah menjadi salah satu pasar narkotika yang besar di Asia.
Hal ini terbukti dengan terbongkarnya beberapa kasus penyelundupan narkotika yang mencapai berton-ton. Dua tema besar yang diangkat HANI 2018 BNN RI pertama, “Listen First-listening to children and youth is the first step to help them grow healthy and safe” kedua, “Menyatukan dan Menggerakkan Seluruh Kekuatan Bangsa dalam Perang Melawan Narkotika untuk Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Sehat tanpa Narkotika”.
Tema pertama menekankan peran orangtua dalam melindungi anak dari ancaman penyalahgunaan narkotika serta membantu mereka untuk tumbuh sehat bebas dari narkotika. Kasubdit Media Elektronik BNN, Tri Tjahyono dalam sebuah kesempatan mengatakan, perang terhadap penyalahgunaan narkotika tak hanya fokus pada pemberantasan seperti yang selama ini dilakukan, tetapi juga harus beriringan dengan kegiatan pencegahan.
Salah satu pencegahan yang selama ini getol disosialisasikan oleh BNN adalah menyasar kepada kelompok keluarga khususnya orangtua. Keluarga harus mampu menjadi benteng utama melindungi anggota keluarga khususnya anak dari ancaman penyalahgunaan narkotika.
"Ingat, bahwa kelompok anak-anak dan remaja sekarang ini sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkotika. Padahal mereka ini adalah calon-calon generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Merujuk pada hasil riset BNN kerja sama dengan Puslitkes Universitas Indonesia (UI) pada 2017 angka prevalensi mencapai 1,77% atau diperkirakan berada pada rentang 3.000.000-3.700.000 orang dari total populasi (usia 10-59 tahun). Angka ini menunjukkan masih cukup rentan penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Sedangkan tema kedua menekankan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika. BNN tidak mungkin berhasil dalam upaya P4GN tanpa kerja sama seluruh elemen masyarakat. LHal senada di sampaikan Heru Winarko selaku Kepala BNN.
“Dengan memontum Hari Anti Narkotika Internasional, saya berharap seluruh elemen bangsa menyatukan kekuatan bergerak melawan penyalahgunaan narkotika demi mewujudkan masyarakat Indonesia sehat tanpa narkotika,” tegasnya.
Tahun ini peringatan HANI akan melibatkan berbagai intansi, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun komitmen bersama perang malawan narkotika. Tidak hanya BNN, kepolisian, kejaksaan, tapi seluruh elemen masyarakat. Harapannya, Indonesia bebas dari penyalahgunaan narkotika. BNN juga berharap momentum HANI dapat memperkuat aksi dan kerja sama di semua tingkatan untuk membangun kesadaran nasional hidup sehat dan bersih dari penyalahgunaan narkotika Sementara itu sambutan Kapala BNNK Bursel Siti Hadidjah Umasugi mengatakan, peringatan Hari Narkoba seharusnya pada tanggal 28 Juni lalu namun karena betepatan dengan pelaksanaan Pilkada Maluku maka dilaksanakan pada saat ini.
"Peringatan HANI 2018 memiliki makna keprihatinan terhadap penyalagunaan dan peredaran narkotika, sehingga perlu adanya gerakan untuk menyadarkan seluruh umat manusia di dunia," ujarnya.
Hal ini untuk membangun soldaritas dalam rangka mencegah masyarakat dalam penyalagunaan peredaran dan penggunaan narkotika yang m3njadi ancaman kehidupan bangsa ini. Disampaikan lanjut, melalui pelaksanaan pencegahan narkoba, jumlah peserta yang ikut sosialisasi pada tahun 2017 sebanyak 500 orang. Tahun 2018 sampai bulan Juli sebanyak 896 orang di wilayah kabupaten Bursel.
"Kesadaran warga Buru Selatan akan pentingnya pengetahuan tentang bahaya penyalagunaan narkoba sudah mulai terbentuk", ujarnya.
Akan tetapi lanjutnya, belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal itu dikarenakan tidak adanya permintaan dari instansi, sekolah, organisasi sampai saat ini belum ada. Dalam upaya rehabilitasi pengguna narkoba di tahun 2018 kata Umasugi baru satu orang residen, melalui perawatan medis dan rawat jalan.
"Masih banyak hal yang butuh perhatian dana kerja sama kita semua," harapnya.
Hasil survei nasional penyalahgunaan narkoba di Indonesia sekitar 5 juta orang per tahun yang terdiri dari pengguna coba pakai termasuk pakai. Sedangkan angka referensi survei yang dilakukan oleh BNN RI kerja sama dengan pusat kesehatan Universitas Indonesia dan Maluku pada tahun 2017 pada posisi ke 24 yang sebekumnya posisi ke 7.
"Jumlah penyalagunaan sebanyak 1.59 persen jiwa. Sedangkan survei 2016 khusus untun pelajar dan pemuda 2.8 persen," ujar Umasugi. (AZMI)
Sementara itu, Pidato Presiden Indonesia yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Pidato Presiden Indonesia mengatakan bahwa Indonesia berada pada kondisi darurat narkoba. Indonesia saat ini tak hanya sekadar tempat transit, tetapi sudah menjadi salah satu pasar narkotika yang besar di Asia.
Hal ini terbukti dengan terbongkarnya beberapa kasus penyelundupan narkotika yang mencapai berton-ton. Dua tema besar yang diangkat HANI 2018 BNN RI pertama, “Listen First-listening to children and youth is the first step to help them grow healthy and safe” kedua, “Menyatukan dan Menggerakkan Seluruh Kekuatan Bangsa dalam Perang Melawan Narkotika untuk Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Sehat tanpa Narkotika”.
Tema pertama menekankan peran orangtua dalam melindungi anak dari ancaman penyalahgunaan narkotika serta membantu mereka untuk tumbuh sehat bebas dari narkotika. Kasubdit Media Elektronik BNN, Tri Tjahyono dalam sebuah kesempatan mengatakan, perang terhadap penyalahgunaan narkotika tak hanya fokus pada pemberantasan seperti yang selama ini dilakukan, tetapi juga harus beriringan dengan kegiatan pencegahan.
Salah satu pencegahan yang selama ini getol disosialisasikan oleh BNN adalah menyasar kepada kelompok keluarga khususnya orangtua. Keluarga harus mampu menjadi benteng utama melindungi anggota keluarga khususnya anak dari ancaman penyalahgunaan narkotika.
"Ingat, bahwa kelompok anak-anak dan remaja sekarang ini sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkotika. Padahal mereka ini adalah calon-calon generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Merujuk pada hasil riset BNN kerja sama dengan Puslitkes Universitas Indonesia (UI) pada 2017 angka prevalensi mencapai 1,77% atau diperkirakan berada pada rentang 3.000.000-3.700.000 orang dari total populasi (usia 10-59 tahun). Angka ini menunjukkan masih cukup rentan penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Sedangkan tema kedua menekankan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika. BNN tidak mungkin berhasil dalam upaya P4GN tanpa kerja sama seluruh elemen masyarakat. LHal senada di sampaikan Heru Winarko selaku Kepala BNN.
“Dengan memontum Hari Anti Narkotika Internasional, saya berharap seluruh elemen bangsa menyatukan kekuatan bergerak melawan penyalahgunaan narkotika demi mewujudkan masyarakat Indonesia sehat tanpa narkotika,” tegasnya.
Tahun ini peringatan HANI akan melibatkan berbagai intansi, baik pemerintah maupun swasta. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun komitmen bersama perang malawan narkotika. Tidak hanya BNN, kepolisian, kejaksaan, tapi seluruh elemen masyarakat. Harapannya, Indonesia bebas dari penyalahgunaan narkotika. BNN juga berharap momentum HANI dapat memperkuat aksi dan kerja sama di semua tingkatan untuk membangun kesadaran nasional hidup sehat dan bersih dari penyalahgunaan narkotika Sementara itu sambutan Kapala BNNK Bursel Siti Hadidjah Umasugi mengatakan, peringatan Hari Narkoba seharusnya pada tanggal 28 Juni lalu namun karena betepatan dengan pelaksanaan Pilkada Maluku maka dilaksanakan pada saat ini.
"Peringatan HANI 2018 memiliki makna keprihatinan terhadap penyalagunaan dan peredaran narkotika, sehingga perlu adanya gerakan untuk menyadarkan seluruh umat manusia di dunia," ujarnya.
Hal ini untuk membangun soldaritas dalam rangka mencegah masyarakat dalam penyalagunaan peredaran dan penggunaan narkotika yang m3njadi ancaman kehidupan bangsa ini. Disampaikan lanjut, melalui pelaksanaan pencegahan narkoba, jumlah peserta yang ikut sosialisasi pada tahun 2017 sebanyak 500 orang. Tahun 2018 sampai bulan Juli sebanyak 896 orang di wilayah kabupaten Bursel.
"Kesadaran warga Buru Selatan akan pentingnya pengetahuan tentang bahaya penyalagunaan narkoba sudah mulai terbentuk", ujarnya.
Akan tetapi lanjutnya, belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal itu dikarenakan tidak adanya permintaan dari instansi, sekolah, organisasi sampai saat ini belum ada. Dalam upaya rehabilitasi pengguna narkoba di tahun 2018 kata Umasugi baru satu orang residen, melalui perawatan medis dan rawat jalan.
"Masih banyak hal yang butuh perhatian dana kerja sama kita semua," harapnya.
Hasil survei nasional penyalahgunaan narkoba di Indonesia sekitar 5 juta orang per tahun yang terdiri dari pengguna coba pakai termasuk pakai. Sedangkan angka referensi survei yang dilakukan oleh BNN RI kerja sama dengan pusat kesehatan Universitas Indonesia dan Maluku pada tahun 2017 pada posisi ke 24 yang sebekumnya posisi ke 7.
"Jumlah penyalagunaan sebanyak 1.59 persen jiwa. Sedangkan survei 2016 khusus untun pelajar dan pemuda 2.8 persen," ujar Umasugi. (AZMI)