Jemaat Labuang Bursel Gandeng Puskesmas Sosialisasi Kesehatan Reproduksi
http://www.beritamalukuonline.com/2018/07/jemaat-labuang-bursel-gandeng-puskesmas.html
BERITA MALUKU. Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Labuang Kabupaten Buru Selatan (Bursel) bekerja sama dengan Puskesmas Namrole menggelar sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja dan pemuda di Desa Labuang.
Kegiatan ini bertujuan agar para remaja telah siap dengan perubahan dalam dirinya dan melewati masa pubertas dengan baik.
Sosialisasi ini berlangsung di gedung serbaguna Jemaat GPM Labuang, Kamis (26/7/2018), disampaikan oleh dr. Agnes Wijaya sebagai narasumber.
Wakil Ketua Majelis GPM Labuang Corneles Hulli dalam arahan singkatnya menyampaikan bahwa, sebagai gereja memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan jemaatnya.
"Ini merupakan salah satu realisasi dari program majelis jemaat tentang kesehatan. Sosialisasi reproduksi kesehatan ini dipandang penting karena gereja memiliki peran dalam menyikapi perkembangan remaja dan pemuda pada era modern ini,” sebut Hulli.
Dokter Agnes Wijaya yang merupakan dokter Spesialis kandungan pada RSUD Namrole menjelaskan, masa pubertas sangat rawan dan pengetahuan tentang reproduksi kesehatan penting diketahuai oleh semua kalangan.
Kesehatan reproduksi ini menurutnya sangat penting diketahui oleh para remaja dan pemuda Desa Labuang mengingat kesehatan reproduksi termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun para siswa.
“Di erah yang modern ini, perlu sekali pengetahuan dan pendidikan tentang kesehatan reproduksi di pahami oleh remaja maupun pemuda demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka, sedini mungkin mereka diberi pengetahuan benar mengenai kesehatan reproduksi maupun alat reproduksinya,” tutur Agnes.
Agnes menekankan para remaja dan untuk menjaga diri dan kehormatannya sampai menikah nanti. Pasalnya, jika melakukan suatu perilaku yang tidak dibenarkan oleh agama, ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh diri sendiri salah satunya bisa terkena Penyaki Menular Seksual (PMS).
“Ini penting di ketahui remaja dan pemuda disini karena 111 juta PMS itu di derita oleh usia di bawah 25 Tahun. Ini juga disebabkan karena pengaruh dan kehadiran internet yang disalah gunakan oleh pemudah dan remaja saat in” teranganya.
Akibat perilaku dan pergaulan remaja dengan lawan jenisnya (pacaran) telah mengarahkan remaja dan pemuda pada perilaku seks bebas dalam menjalin hubungan yang mengakibatkan banyak dari mereka yang salah jalan.
“ Usia reproduksi yang baik pada wanita menurut dunia kesehatan itu berada pada usia 25-35 Tahun. Jadi yang baru berusia 15 tahun harus menunggu 10 Tahun lagi untuk hamil agar bisa terhidar dari konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Mengakhiri materinya, Ia berharap apa yang telah disampaikan dapat di pahami bukan saja remaja dan pemuda tetapi bagi semua orang tua agar dapat menyapaikan dengan benar apa itu kesehatan reproduksi.
“Semoga dapat dipahami apa itu kesehatan reproduksi. Karena penting sekali bagi kita sekalian agar bisa bisa mentransfer pendidikan kesehatan reproduksi ini dengan benar kepada sesama kita,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Pdt. Buce Lesnussa, Wakil Ketua Majelis Jemaat GPM Labuang Cornels Hulli, Sekretaris Jemaat GPM Labuang Rifano Latuwael, Anggota Majelis Jemaat GPM Labuang, Ketua dan Pengurus Unit Jemaat GPM Labuang, Petugas kesehatan Puskesmas Namrole, masyarakat dan tamu undangan lainnya. (AZMI)
Kegiatan ini bertujuan agar para remaja telah siap dengan perubahan dalam dirinya dan melewati masa pubertas dengan baik.
Sosialisasi ini berlangsung di gedung serbaguna Jemaat GPM Labuang, Kamis (26/7/2018), disampaikan oleh dr. Agnes Wijaya sebagai narasumber.
Wakil Ketua Majelis GPM Labuang Corneles Hulli dalam arahan singkatnya menyampaikan bahwa, sebagai gereja memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan jemaatnya.
"Ini merupakan salah satu realisasi dari program majelis jemaat tentang kesehatan. Sosialisasi reproduksi kesehatan ini dipandang penting karena gereja memiliki peran dalam menyikapi perkembangan remaja dan pemuda pada era modern ini,” sebut Hulli.
Dokter Agnes Wijaya yang merupakan dokter Spesialis kandungan pada RSUD Namrole menjelaskan, masa pubertas sangat rawan dan pengetahuan tentang reproduksi kesehatan penting diketahuai oleh semua kalangan.
Kesehatan reproduksi ini menurutnya sangat penting diketahui oleh para remaja dan pemuda Desa Labuang mengingat kesehatan reproduksi termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun para siswa.
“Di erah yang modern ini, perlu sekali pengetahuan dan pendidikan tentang kesehatan reproduksi di pahami oleh remaja maupun pemuda demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka, sedini mungkin mereka diberi pengetahuan benar mengenai kesehatan reproduksi maupun alat reproduksinya,” tutur Agnes.
Agnes menekankan para remaja dan untuk menjaga diri dan kehormatannya sampai menikah nanti. Pasalnya, jika melakukan suatu perilaku yang tidak dibenarkan oleh agama, ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh diri sendiri salah satunya bisa terkena Penyaki Menular Seksual (PMS).
“Ini penting di ketahui remaja dan pemuda disini karena 111 juta PMS itu di derita oleh usia di bawah 25 Tahun. Ini juga disebabkan karena pengaruh dan kehadiran internet yang disalah gunakan oleh pemudah dan remaja saat in” teranganya.
Akibat perilaku dan pergaulan remaja dengan lawan jenisnya (pacaran) telah mengarahkan remaja dan pemuda pada perilaku seks bebas dalam menjalin hubungan yang mengakibatkan banyak dari mereka yang salah jalan.
“ Usia reproduksi yang baik pada wanita menurut dunia kesehatan itu berada pada usia 25-35 Tahun. Jadi yang baru berusia 15 tahun harus menunggu 10 Tahun lagi untuk hamil agar bisa terhidar dari konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Mengakhiri materinya, Ia berharap apa yang telah disampaikan dapat di pahami bukan saja remaja dan pemuda tetapi bagi semua orang tua agar dapat menyapaikan dengan benar apa itu kesehatan reproduksi.
“Semoga dapat dipahami apa itu kesehatan reproduksi. Karena penting sekali bagi kita sekalian agar bisa bisa mentransfer pendidikan kesehatan reproduksi ini dengan benar kepada sesama kita,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Pdt. Buce Lesnussa, Wakil Ketua Majelis Jemaat GPM Labuang Cornels Hulli, Sekretaris Jemaat GPM Labuang Rifano Latuwael, Anggota Majelis Jemaat GPM Labuang, Ketua dan Pengurus Unit Jemaat GPM Labuang, Petugas kesehatan Puskesmas Namrole, masyarakat dan tamu undangan lainnya. (AZMI)