Nelayan Diimbau Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Arafura
http://www.beritamalukuonline.com/2018/03/nelayan-diimbau-waspadai-gelombang.html
BERITA MALUKU. Para nelayan tradisional diimbau mewaspadai gelombang tinggi yang mencapai empat meter di Laut Arafura Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, pada beberapa hari ke depan.
"Gelombang setinggi empat meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy saat dikonfirmasi di Ambon, Rabu (21/3/2018).
Laut Arafura merupakan "surga" penangkapan aneka jenis ikan bernilai ekonomis yang diburu para nelayan.
Laut Arafura secara geografis letaknya berdekatan dengan Australia, di mana nelayan asal Maluku sering ditangkap aparat keamanan negara tetangga tersebut karena melewati wilayah teritorial.
Sementara itu, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi perairan Kepulauan Aru hingga Kai, Kabupaten Maluku Tenggara, laut Banda, laut Seram dan laut Maluku.
Kondisi cuaca itu juga dipengaruhi adanya awan gelap (cumulonimbus) di lokasi tersebut yang dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan diimbau tak memaksakan diri melaut hanya dengan mengandalkan armada tradisional.
"Armada tradisional berupa perahu tersebut tidak kuat menahan gempuran ombak 2,5 hingga empat meter sehingga lebih baik mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut," ujar George.
Imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota.
Para bupati maupun wali kota se-Maluku juga diminta agar mengingatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tandas George.
"Gelombang setinggi empat meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy saat dikonfirmasi di Ambon, Rabu (21/3/2018).
Laut Arafura merupakan "surga" penangkapan aneka jenis ikan bernilai ekonomis yang diburu para nelayan.
Laut Arafura secara geografis letaknya berdekatan dengan Australia, di mana nelayan asal Maluku sering ditangkap aparat keamanan negara tetangga tersebut karena melewati wilayah teritorial.
Sementara itu, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi perairan Kepulauan Aru hingga Kai, Kabupaten Maluku Tenggara, laut Banda, laut Seram dan laut Maluku.
Kondisi cuaca itu juga dipengaruhi adanya awan gelap (cumulonimbus) di lokasi tersebut yang dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan diimbau tak memaksakan diri melaut hanya dengan mengandalkan armada tradisional.
"Armada tradisional berupa perahu tersebut tidak kuat menahan gempuran ombak 2,5 hingga empat meter sehingga lebih baik mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut," ujar George.
Imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota.
Para bupati maupun wali kota se-Maluku juga diminta agar mengingatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tandas George.