Dinas Pendidikan Aru Gelar Kegiatan Pra Konggres Kebudayaan Maluku III
http://www.beritamalukuonline.com/2018/01/dinas-pendidikan-aru-gelar-kegiatan-pra.html
BERITA MALUKU. Menjelang Kongres Kebudayaan Maluku III di Kabupaten Kepulauan Aru dalam waktu dekat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Kepulauan Aru menggelar kegiatan Pra Kongres Kebudayaan Maluku di gedung Kesenian Sitakena - Dobo, Jumat (26/1/2018).
Kegiatan yang dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para tokoh adat Aru, Tim Lembaga Kebudayaan Daerah Provinsi Maluku dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ternyata mendapat perhatian tersendiri, sebab kegiatan ini benar-benar mampu dipersiapkan dengan baik. Bahkan Bupati Kepulauan Aru, dr.Johan Gonga ikut mengapresiasi digelarnya kegiatan tersebut.
“Atas nama pemerintah daerah dan segenap lapisan masyarakat di bumi ursia urlima ini, kami apresiasi terpilihnyya kabupaten kepulauan Aru sebagai tuan rumah penyelenggara event ini, sekaligus dengan harapan semoga momentum ini dapat dipergunakan untuk menemukenali sekaligus mempertahankan nilai-nilai budaya di provinsi Maluku pada umumnya maupun ursia urlima di kabupaten kepulauan Aru pada khusunya,” ujar Gonga saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
Bupati mengatakan, karakteristik wilayah dengan berbagai keanekaragaman pranata sosial kemasyarakatan dibarengi dengan derasnya arus globalisasi di era milenial ini, berdampak pada pranata adat istiadat maupun pranata kebudayaan orang Maluku.
Peranan kebudayaan menurutnya sebagai perekat hubungan orang ‘basudara’ sangat dibutuhkan sebagai langkah curative mencegah makin menipisnya nilai-nilai adat istiadat dan kebudayaan di bumi raja –raja ini.
“Salah satu momentum yang dapat dipakai untuk mempertahankan nilai nilai kebudayaan kita adalah melalui kongres kebudayaan Maluku yang akan digelar di kabupaten kepulauan Aru,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku (LKDM) Provinsi Maluku, Prof. Dr. Mus Huliselan mengatakan, kongres kebudayaan Maluku ke tiga dimana Kabupaten Kepulauan Aru menjadi tuan rumah ini patut juga diapresiasi semua pihak, sebab ini juga sesuai dengan keinginan lima negara yakni Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia dan Philipina yang nantinya ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan, lima Negara tersebut berkeinginan akan meneliti kebudayaan Aru, dikarenakan kebudayaan julukan jargaria ini memiliki keunikan sendiri dan mempunyai nilai eksotisme tersendiri.
Dikatakan, kongres Kebudayaan Maluku pertama tahun 2014 yang menjadi tuan rumah adalah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan pada tahun 2016 kongres kebudayaan Maluku kedua yang menjadi tuan rumah adalah Pulau Buru - Namlea dan Namrole, ibukota Kabupaten Buru dan Buru selatan. (IMAN)
Kegiatan yang dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, para tokoh adat Aru, Tim Lembaga Kebudayaan Daerah Provinsi Maluku dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ternyata mendapat perhatian tersendiri, sebab kegiatan ini benar-benar mampu dipersiapkan dengan baik. Bahkan Bupati Kepulauan Aru, dr.Johan Gonga ikut mengapresiasi digelarnya kegiatan tersebut.
“Atas nama pemerintah daerah dan segenap lapisan masyarakat di bumi ursia urlima ini, kami apresiasi terpilihnyya kabupaten kepulauan Aru sebagai tuan rumah penyelenggara event ini, sekaligus dengan harapan semoga momentum ini dapat dipergunakan untuk menemukenali sekaligus mempertahankan nilai-nilai budaya di provinsi Maluku pada umumnya maupun ursia urlima di kabupaten kepulauan Aru pada khusunya,” ujar Gonga saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
Bupati mengatakan, karakteristik wilayah dengan berbagai keanekaragaman pranata sosial kemasyarakatan dibarengi dengan derasnya arus globalisasi di era milenial ini, berdampak pada pranata adat istiadat maupun pranata kebudayaan orang Maluku.
Peranan kebudayaan menurutnya sebagai perekat hubungan orang ‘basudara’ sangat dibutuhkan sebagai langkah curative mencegah makin menipisnya nilai-nilai adat istiadat dan kebudayaan di bumi raja –raja ini.
“Salah satu momentum yang dapat dipakai untuk mempertahankan nilai nilai kebudayaan kita adalah melalui kongres kebudayaan Maluku yang akan digelar di kabupaten kepulauan Aru,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku (LKDM) Provinsi Maluku, Prof. Dr. Mus Huliselan mengatakan, kongres kebudayaan Maluku ke tiga dimana Kabupaten Kepulauan Aru menjadi tuan rumah ini patut juga diapresiasi semua pihak, sebab ini juga sesuai dengan keinginan lima negara yakni Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Australia dan Philipina yang nantinya ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan, lima Negara tersebut berkeinginan akan meneliti kebudayaan Aru, dikarenakan kebudayaan julukan jargaria ini memiliki keunikan sendiri dan mempunyai nilai eksotisme tersendiri.
Dikatakan, kongres Kebudayaan Maluku pertama tahun 2014 yang menjadi tuan rumah adalah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan pada tahun 2016 kongres kebudayaan Maluku kedua yang menjadi tuan rumah adalah Pulau Buru - Namlea dan Namrole, ibukota Kabupaten Buru dan Buru selatan. (IMAN)