Cuaca Buruk Di Sentra Produksi, Harga Telur Melonjak
http://www.beritamalukuonline.com/2017/12/cuaca-buruk-di-sentra-produksi-harga.html
BERITA MALUKU. H-3 tiga menjelang hari Natal 25 Desember 2017, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan, diantaranya Telur dari Rp1.600 menjadi Rp2.000/butir.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano mengakui kenaikan harga telur bukan hanya terjadi di Maluku namun di seluruh daerah, yang disebabkan oleh cuaca buruk di sentra produksi.
"Kemarin saya sudah bertemu dengan Dirjen perdagangan dalam negeri yang memberikan arahan terkait operasi pasar bulog, lalu saya lapor soal telur. Penjelasan beliau telur di seluruh Indonesia demikian, karena di sentra produksi itu kondisi cuaca membuat ayam bertelur produtivitas menurun. begitu juga perayaan Maulid Nabi Muhammad di Jawa Timur membuat permintaan tinggi, sehingga stok terbatas," ujar Pattiselano diruang kerjanya, kamis (21/12/2017).
Walaupun demikian, dirinya memastikan telur di Ambon masih tersedia dalam jumlah yang cukup.
"Kemarin baru buka 3 kontener, saya bersama satgas pangan langsung turun ke pelabuhan untuk menyaksikan pembongkaran telur di kontener," pungkasnya.
Selain telur, dirinya juga mengakui cabe rawit juga mengalami kenaikan mulai dari tanggal 18 dan 19 Desember dengan kisaran harga Rp38 ribu hingga Rp40 ribu/kilo.
"Harga ini malahan sudah turun jika dibandingkan bulan lalu mencapai Rp45 ribu," ucapnya.
Menurutnya, dari hasil pantauan, sebetulnya harga sentral di Kabupaten SBB Rp20 ribu/kilo. Kemudian dijual di pasar Batu Merah dengan harga Rp25 ribu, namun setelah sampai ke pengecer sudah mencapai menjadi Rp40 ribu. Yang disebabkan oleh terjadi penjualan antar pengecer.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dirinya sudah meminta bulog dan PD karya untuk turut serta mengintervensi cabe rawit, seperti yang dilakukan pada bawang, yang sebelumnya Rp46 ribu/kilo, sekarang sudah turun menjadi Rp28-30 ribu/kilo.
Walaupun demikian dirnya akan meminta tim untuk turun langsung menindaklanjuti kenaikan sejumlah kebutuhan pokok dimakasud.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano mengakui kenaikan harga telur bukan hanya terjadi di Maluku namun di seluruh daerah, yang disebabkan oleh cuaca buruk di sentra produksi.
"Kemarin saya sudah bertemu dengan Dirjen perdagangan dalam negeri yang memberikan arahan terkait operasi pasar bulog, lalu saya lapor soal telur. Penjelasan beliau telur di seluruh Indonesia demikian, karena di sentra produksi itu kondisi cuaca membuat ayam bertelur produtivitas menurun. begitu juga perayaan Maulid Nabi Muhammad di Jawa Timur membuat permintaan tinggi, sehingga stok terbatas," ujar Pattiselano diruang kerjanya, kamis (21/12/2017).
Walaupun demikian, dirinya memastikan telur di Ambon masih tersedia dalam jumlah yang cukup.
"Kemarin baru buka 3 kontener, saya bersama satgas pangan langsung turun ke pelabuhan untuk menyaksikan pembongkaran telur di kontener," pungkasnya.
Selain telur, dirinya juga mengakui cabe rawit juga mengalami kenaikan mulai dari tanggal 18 dan 19 Desember dengan kisaran harga Rp38 ribu hingga Rp40 ribu/kilo.
"Harga ini malahan sudah turun jika dibandingkan bulan lalu mencapai Rp45 ribu," ucapnya.
Menurutnya, dari hasil pantauan, sebetulnya harga sentral di Kabupaten SBB Rp20 ribu/kilo. Kemudian dijual di pasar Batu Merah dengan harga Rp25 ribu, namun setelah sampai ke pengecer sudah mencapai menjadi Rp40 ribu. Yang disebabkan oleh terjadi penjualan antar pengecer.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dirinya sudah meminta bulog dan PD karya untuk turut serta mengintervensi cabe rawit, seperti yang dilakukan pada bawang, yang sebelumnya Rp46 ribu/kilo, sekarang sudah turun menjadi Rp28-30 ribu/kilo.
Walaupun demikian dirnya akan meminta tim untuk turun langsung menindaklanjuti kenaikan sejumlah kebutuhan pokok dimakasud.