Nelayan Diimbau Waspadai Hujan Lebat di Laut Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2017/09/nelayan-diimbau-waspadai-hujan-lebat-di_29.html
BERITA MALUKU. Para nelayan tradisional diimbau mewaspadai hujan lebat disertai petir di perairan laut Maluku pada beberapa hari ke depan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, Jumat (29/9/2017), mengatakan kondisi cuaca ini dipengaruhi adanya awan gelap (cumulonimbus) di lokasi tersebut sehingga dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Para nelayan di wilayah tersebut harus mematuhi peringatan dini yang dikeluarkan BMKG melalui masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten maupun kota.
Karena itu, para nelayan di wilayah itu hendaknya tidak memaksakan diri menangkap ikan dengan mengandalkan armada tradisional karena gelombang mencapai 1,25 meter.
George mengemukakan, armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin, sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
"Jadi imbauan kondisi cuaca telah disampaikan melalui masing-masing BPBD pada sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota," ujarnya lagi.
"Para bupati/wali kota juga perlu mengingatkan masing-masing BPBD maupun satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis untuk memperhatikan imbauan BMKG," katanya lagi.
Dia mengingatkan, bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca, karena pertimbangan perlu memprioritaskan keselamatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, Jumat (29/9/2017), mengatakan kondisi cuaca ini dipengaruhi adanya awan gelap (cumulonimbus) di lokasi tersebut sehingga dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.
Para nelayan di wilayah tersebut harus mematuhi peringatan dini yang dikeluarkan BMKG melalui masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten maupun kota.
Karena itu, para nelayan di wilayah itu hendaknya tidak memaksakan diri menangkap ikan dengan mengandalkan armada tradisional karena gelombang mencapai 1,25 meter.
George mengemukakan, armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin, sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
"Jadi imbauan kondisi cuaca telah disampaikan melalui masing-masing BPBD pada sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota," ujarnya lagi.
"Para bupati/wali kota juga perlu mengingatkan masing-masing BPBD maupun satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis untuk memperhatikan imbauan BMKG," katanya lagi.
Dia mengingatkan, bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca, karena pertimbangan perlu memprioritaskan keselamatan.