Tiga Tahun Pimpin Maluku, Assagaff: Upaya Menciptakan Maluku Rukun, Religus, Berkualitas Mulai Nampak
http://www.beritamalukuonline.com/2017/03/tiga-tahun-pimpin-maluku-assagaff-upaya.html
BERITA MALUKU. Tak terasa, kepemimpinan Ir. Said Assagaff – Zeth Sahuburua sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, kini sudah masuk pada tahun ketiga pasca dilantik pada tahun 2014 lalu.
Ada berbagai persoalan yang telah tercapai di masa kepemimpinan kedua kader DPD Partai Golongan Karya (Golkar), sesuai Visi Misi “Mantapnya pembangunan Maluku Yang Rukun, Religius, Damai, Sejahtera, Aman, Berkualitas dan Demokratis Dijiwai semangat siwalima berbasis kepulauan secara berkelanjuta”.
“3 tahun masih terlalu sedikit, tahun pertama dan kedua baru rencana, tahun ketiga baru diimplementasi. Yang jelas upaya kita sesuai visi misi mulai nampak, Maluku rukun religius, berkualitas sudah bisa diciptakan,” kata Gubernur Maluku, Minggu (12/3/2017).
Dikatakan, stabilitas keamanan merupakan salah satu modal pembangunan daerah, dimana jika stabilitas keamanan terganggu, Investor tidak mungkin datang untuk berinvestasi.
“Kalau stabilitas keamanan tidak terjamin, mana orang mau datang. Orang yang bawah uang segar kemari musti aman, dengan jaminan stabilitas keamanan, itu yang kita pacu terus,” tuturnya.
Dirinya menyakini, jika program kampung multikultur sudah bisa terwujud, pastinya semua orang tidak ragu untuk datang di Maluku. Ditunjang dengan pelaksanaan MTQ dan Pesparawi nasional yang membawa kesan baik untuk provinsi lain, dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama. Ditambah dengan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) nasional yang direncanakan berlangsung pada Oktber 2018 mendatang.
“Jika Pesparani terlaksana, maka akan menjadi yang pertama kali di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua mengatakan, untuk mewujudkan perubahan bagi Maluku yang lebih baik, pasangan ini sangat membutuhkan peran dan dorongan masyarakat. Bagi mereka, masyarakat adalah inti kekuatan pembangunan. Sedangkan Gubernur dan Wakil Gubernur hanyalah befungsi sebagai koordinator.
“Saya kira, Gubernur dan Wakil Gubernur berfungsi sebagai koordinator, dan masyarakat harus terus membantu kita, karena kekuatan pembangunan ada di Masyarakat, kita hanya menentukan kebijakan, bersama-sama dengan DPRD tentukan kebijakan. Namun pelaksanaan itu, harus ditunjang oleh masyarakat,” jelas Sahuburua kepada wartawan usai acara syukuran 3 tahun memimpin Maluku di kediaman Wakil Gubernur Karang Panjang, Jumat (10/3/2017) kemarin.
Mereka sangat membutuhkan adanya bantuan dan dorongan masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah mewujudkan Maluku yang lebih aman, damai dan sejahtera.
“Tanpa dukungan masyarakat, kita bukan apa-apa. Jadi kita butuh sekali dukungan masyarakat untuk membantu kita mendorong agar kedepan kita bisa mencapai hasil sebagaimana visi dan misi saya dan pak gubernur,” katanya.
Kedepannya, kata Wagub, masyarakat Maluku akan diperhadapkan dengan tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dan untuk itulah, pemerintah dibawah kepemimpinannya bersama dengan Gubernur Said Assagaff sementara menyiapkan kualitas sumber daya manusia di Maluku.
“Untuk menghadapi MEA, kita harus tingkatkan kualitas daya saing, karena tanpa daya saing kita tidak akan maju. Tanpa kita punya kualitas sumber daya manusia kita tidak bisa bersaing, karena mereka yang datang itu punya kualitas dan mereka punya kemampuan, baik dari sisi finansial maupun kemampuan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pemerintah saat ini tengah mempersiapkan SDA Maluku agar pada saatnya, tidak kalah saing dan tidak menjadi hamba di rumah sendiri.
“Kita harus menjadi tuan di negeri sendiri,” Tegasnya.
Sementara itu, walaupun yang harus melakukan evaluasi atas kinerja mereka adalah masyarakat, namun baginya selama tiga tahun ini yang telah mereka kerjakan ialah stabilitas keamanan, dimana kerukunan hidup umat beragama telah tercapai dengan baik.
“Yang kita lakukan paling utama itu adalah stabilitas keamanan yang kita jaga. Yang berikut yang bisa kita kerjakan yaitu bagaimana kita bisa tingkatkan sumber daya manusia lewat memberikan kesempatan bagi anak-anak kita melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri, melalui tes yang bisa dipertanggung jawabkan,” jelasnya.
Sumber daya manusia yang disiapkan lebih dulu oleh mereka, karena untuk menghadapi tantangan kedepan, dibutuhkan kualitas Sumber daya manusia.
Dalam memimpin Maluku kedepan, ada begitu banyak tantangan. Tantangan yang paling terasa ialah letak Maluku secara geografis yang terdiri dari ribuan pulau. Maluku juga sampai dengan saat ini masih tergolong masyarakat termiskin nomor urut 4 di Indonesia.
“Kita masih nomor 4 termiskin di Indonesia, tetapi kita tidak bisa untuk menyelesaikan masalah itu seperti orang membalikan telapak tangan, kita harus kerja keras, dan kerja keras itu bukan hanya dari Gubernur dan Wakil gubernur saja, tetapi harus ditunjang oleh seluruh bupati walikota di Maluku,” ungkapnya.
Selain itu, Sahuburua juga menyadari benar, Maluku sampai saat ini memiliki anggaran yang minim. Jauh dari apa yang diharapkan, karena sampai saat ini anggaran yang diberikan pemerintah pusat hanya berdasarkan luas daratan. Walaupun demikian, dirinya sangat berbangga karena lewat event Hari Pers Nasional (HPN) 2017, Presiden telah menyetujui anggaran kepada Maluku berdasarkan luas lautannya juga. Dan ia berharap kalau benar tahun depan anggaran dihitung berdasarkan luas laut, pembangunan di Maluku bisa jauh lebih baik.
Ada berbagai persoalan yang telah tercapai di masa kepemimpinan kedua kader DPD Partai Golongan Karya (Golkar), sesuai Visi Misi “Mantapnya pembangunan Maluku Yang Rukun, Religius, Damai, Sejahtera, Aman, Berkualitas dan Demokratis Dijiwai semangat siwalima berbasis kepulauan secara berkelanjuta”.
“3 tahun masih terlalu sedikit, tahun pertama dan kedua baru rencana, tahun ketiga baru diimplementasi. Yang jelas upaya kita sesuai visi misi mulai nampak, Maluku rukun religius, berkualitas sudah bisa diciptakan,” kata Gubernur Maluku, Minggu (12/3/2017).
Dikatakan, stabilitas keamanan merupakan salah satu modal pembangunan daerah, dimana jika stabilitas keamanan terganggu, Investor tidak mungkin datang untuk berinvestasi.
“Kalau stabilitas keamanan tidak terjamin, mana orang mau datang. Orang yang bawah uang segar kemari musti aman, dengan jaminan stabilitas keamanan, itu yang kita pacu terus,” tuturnya.
Dirinya menyakini, jika program kampung multikultur sudah bisa terwujud, pastinya semua orang tidak ragu untuk datang di Maluku. Ditunjang dengan pelaksanaan MTQ dan Pesparawi nasional yang membawa kesan baik untuk provinsi lain, dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama. Ditambah dengan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) nasional yang direncanakan berlangsung pada Oktber 2018 mendatang.
“Jika Pesparani terlaksana, maka akan menjadi yang pertama kali di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua mengatakan, untuk mewujudkan perubahan bagi Maluku yang lebih baik, pasangan ini sangat membutuhkan peran dan dorongan masyarakat. Bagi mereka, masyarakat adalah inti kekuatan pembangunan. Sedangkan Gubernur dan Wakil Gubernur hanyalah befungsi sebagai koordinator.
“Saya kira, Gubernur dan Wakil Gubernur berfungsi sebagai koordinator, dan masyarakat harus terus membantu kita, karena kekuatan pembangunan ada di Masyarakat, kita hanya menentukan kebijakan, bersama-sama dengan DPRD tentukan kebijakan. Namun pelaksanaan itu, harus ditunjang oleh masyarakat,” jelas Sahuburua kepada wartawan usai acara syukuran 3 tahun memimpin Maluku di kediaman Wakil Gubernur Karang Panjang, Jumat (10/3/2017) kemarin.
Mereka sangat membutuhkan adanya bantuan dan dorongan masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah mewujudkan Maluku yang lebih aman, damai dan sejahtera.
“Tanpa dukungan masyarakat, kita bukan apa-apa. Jadi kita butuh sekali dukungan masyarakat untuk membantu kita mendorong agar kedepan kita bisa mencapai hasil sebagaimana visi dan misi saya dan pak gubernur,” katanya.
Kedepannya, kata Wagub, masyarakat Maluku akan diperhadapkan dengan tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dan untuk itulah, pemerintah dibawah kepemimpinannya bersama dengan Gubernur Said Assagaff sementara menyiapkan kualitas sumber daya manusia di Maluku.
“Untuk menghadapi MEA, kita harus tingkatkan kualitas daya saing, karena tanpa daya saing kita tidak akan maju. Tanpa kita punya kualitas sumber daya manusia kita tidak bisa bersaing, karena mereka yang datang itu punya kualitas dan mereka punya kemampuan, baik dari sisi finansial maupun kemampuan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pemerintah saat ini tengah mempersiapkan SDA Maluku agar pada saatnya, tidak kalah saing dan tidak menjadi hamba di rumah sendiri.
“Kita harus menjadi tuan di negeri sendiri,” Tegasnya.
Sementara itu, walaupun yang harus melakukan evaluasi atas kinerja mereka adalah masyarakat, namun baginya selama tiga tahun ini yang telah mereka kerjakan ialah stabilitas keamanan, dimana kerukunan hidup umat beragama telah tercapai dengan baik.
“Yang kita lakukan paling utama itu adalah stabilitas keamanan yang kita jaga. Yang berikut yang bisa kita kerjakan yaitu bagaimana kita bisa tingkatkan sumber daya manusia lewat memberikan kesempatan bagi anak-anak kita melanjutkan pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri, melalui tes yang bisa dipertanggung jawabkan,” jelasnya.
Sumber daya manusia yang disiapkan lebih dulu oleh mereka, karena untuk menghadapi tantangan kedepan, dibutuhkan kualitas Sumber daya manusia.
Dalam memimpin Maluku kedepan, ada begitu banyak tantangan. Tantangan yang paling terasa ialah letak Maluku secara geografis yang terdiri dari ribuan pulau. Maluku juga sampai dengan saat ini masih tergolong masyarakat termiskin nomor urut 4 di Indonesia.
“Kita masih nomor 4 termiskin di Indonesia, tetapi kita tidak bisa untuk menyelesaikan masalah itu seperti orang membalikan telapak tangan, kita harus kerja keras, dan kerja keras itu bukan hanya dari Gubernur dan Wakil gubernur saja, tetapi harus ditunjang oleh seluruh bupati walikota di Maluku,” ungkapnya.
Selain itu, Sahuburua juga menyadari benar, Maluku sampai saat ini memiliki anggaran yang minim. Jauh dari apa yang diharapkan, karena sampai saat ini anggaran yang diberikan pemerintah pusat hanya berdasarkan luas daratan. Walaupun demikian, dirinya sangat berbangga karena lewat event Hari Pers Nasional (HPN) 2017, Presiden telah menyetujui anggaran kepada Maluku berdasarkan luas lautannya juga. Dan ia berharap kalau benar tahun depan anggaran dihitung berdasarkan luas laut, pembangunan di Maluku bisa jauh lebih baik.