BMKG Ambon: Waspadai Gelombang Tinggi di Perbatasan Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2017/03/bmkg-ambon-waspadai-gelombang-tinggi-di.html
BERITA MALUKU. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mengimbau penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut, termasuk masyarakat pesisir agar mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perbatasan Maluku pada beberapa hari ke depan.
"Gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Leti maupun Babar, Kepulauan Tanimbar dan laut Arafuru," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, dikonfirmasi, Minggu (19/3/2017).
Perairan Leti maupun Babar, kabupaten Maluku Bara Daya (MBD) secara geografis berbatasan dengan Timor leste. Kepulauan Tanimbar, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dekat dengan Timor Leste maupun Australia.
Sedangkan, laut Arafuru, kabupaten Kepulauan Aru berbatasan dengan Australia.
"Sering nelayan di wilayah perbatasan Maluku hanyut saat berburu ikan hingga diamankan di Australia, makanya perlu diwaspadai sejak dini," ujar George.
Karena itu, masyarakat pesisir di wilayah perbatasan hendaknya tidak memaksakan diri berlayar maupun mencari ikan hanya dengan mengandalkan armada tradisional karena rawan terjadi musibah laut.
George mengingatkan masyarakat pesisir hendaknya mematuhi peringatan dini yang telah diteruskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan Kabupaten dan dua Kota.
"Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrim. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut yang tidak diinginkan," tandas George.
Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrem sehingga tidak memaksakan diri berlayar.
Dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan.
"Gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Leti maupun Babar, Kepulauan Tanimbar dan laut Arafuru," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, dikonfirmasi, Minggu (19/3/2017).
Perairan Leti maupun Babar, kabupaten Maluku Bara Daya (MBD) secara geografis berbatasan dengan Timor leste. Kepulauan Tanimbar, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dekat dengan Timor Leste maupun Australia.
Sedangkan, laut Arafuru, kabupaten Kepulauan Aru berbatasan dengan Australia.
"Sering nelayan di wilayah perbatasan Maluku hanyut saat berburu ikan hingga diamankan di Australia, makanya perlu diwaspadai sejak dini," ujar George.
Karena itu, masyarakat pesisir di wilayah perbatasan hendaknya tidak memaksakan diri berlayar maupun mencari ikan hanya dengan mengandalkan armada tradisional karena rawan terjadi musibah laut.
George mengingatkan masyarakat pesisir hendaknya mematuhi peringatan dini yang telah diteruskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan Kabupaten dan dua Kota.
"Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrim. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut yang tidak diinginkan," tandas George.
Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrem sehingga tidak memaksakan diri berlayar.
Dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan.