Penjabat Batu Merah Harap Polisi Tuntaskan Kasus Penembakan
http://www.beritamalukuonline.com/2017/01/penjabat-batu-merah-harap-polisi.html
BERITA MALUKU. Insiden 13 Januari 2017 lalu di desa Batu Merah, telah mengakibatkan satu pemuda Batu Merah meninggal dunia yakni Ibnu Kusuma (16).
Kematian siswa kelas XI SMA Negeri 13 Ambon ini, masih menyisahkan harapan agar polisi sebagai bagian dari para penegak hukum dapat menuntaskan kasus tersebut, dan menemukan secepatnya pelaku yang menembak entah dengan sengaja ataupun tanpa sengaja.
Walaupun sempat terjadi pemblokiran jalan, pada Minggu (15/1) malam, sekitar pukul 21.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT, dan kini sudah kembali normal, namun Penjabat Negeri Batu Merah, M. Saleh Kiat tetap meminta aparat kepolisian untuk secepatnya mengusut pelaku penembakan, agar pemuda Batu Merah bisa merasakan kinerja baik dari para aparat Kepolisian.
“Pemblokiran jalan itu adalah ketidakpuasan dari para pemuda Batu Merah yakni meminta kepada aparat kepolisian untuk segera mengusut siapa pelaku penembakan tersebut. Karena masalah ini kita sudah serahkan kepada penegak hukum untuk proses,” kata Kiat kepada wartawan di Kantor Negeri Batu Merah, Senin (16/1/2017).
Ia pun menyadari insiden seperti ini bukan baru pertama kali terjadi di Batu Merah, akan tetapi sudah beberapa kali terjadi, dan juga menimbulkan korban yang meninggal akibat tembakan. Namun janji polisi saat itu untuk menuntaskan kasus tersebut, tidak pernah tuntas.
“Ini bukan baru pertama kali, tetapi sudah beberapa kali terjadi insiden, dan korbannya adalah pemuda Batu Merah sendiri, dan itu pun masalah tidak tuntas. Masyarakat dan pemuda juga tidak puas. Contohnya, masalah penembakan yang mengenai pemuda Batu Merah yang tinggal di Jembatan Asrama Militer Batu Merah. Ada salah satu korban di situ yang hingga kini masalahnya juga tidak dituntaskan oleh pihak Kepolisian,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihak kepolisian dapat menepati janji untuk menuntaskan kasus ini. Apalagi seutuhnya permasalahan ini telah diserahkan kepada Polisi untuk mengusutnya.
“Oleh sebab itu kami berharap, permasalahan ini kami serahkan seutuhnya ke pihak kepolisian untuk tuntaskan permasalahan ini, agar pemuda Batu Merah bisa merasa puas. Masyarakat negeri Batu Merah juga, saya menghimbau agar mari katong sama-sama, menyerahkan hal ini kepada kepolisian, dan apabila ada bukti-bukti mari kita serahkan untuk mempermudah kepolisian untuk menangkap pelaku,” harapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Saniri Negeri Batu Merah, Salem Tahalua juga menyampaikan hal yang sama. Dimana ia sangat memahami apa yang terjadi pada pemuda Batu Merah pada Minggu malam dengan memblokir jalan, adalah bagian dari aksi untuk mempertanyakan masalah ini kepada pihak Kepolisian dan mengingatkan aparat keamanan untuk harus diusut hingga tuntas, mengingat ada kasus penembakan sebelumnya juga yang tidak diusut hingga tuntas oleh pihak kepolisian.
“Yang dilakukan oleh pemuda Negeri Batu Merah itu, bukan bentuk kekerasan yang dilakukan, tetapi itu bentuk aksi untuk mempertanyakan masalah ini ke pihak kepolisian dalam hal menindaklanjuti persoalan beberapa hari kemarin itu. Memang di Batu Merah ini sering kali terjadi permasalahan seperti itu, dan korbannya ada di pihak Batu Merah, akan tetapi persoalan itu hilang, sehingga pemuda melakukan itu juga untuk mempertanyakan terkait dengan kinerja kepolisian dalam menanggapi masalah ini,” tambah Tahalua.
Ia menyadari untuk membuktikan siapa yang salah, dan harus bertanggung jawab tidaklah mudah, karena harus disertai dengan fakta-fakta. Namun ia kembali bertanya, dengan adanya bukti proyektil dan selongsong peluru, berapa lama polisi bisa mengungkapkan siapa yang menjadi pelakunya ?
“Dengan adanya bukti proyektil dan selongsong peluru itu, kira-kira berapa lama kita bisa dapat hasilnya siapa yang tembak, entah itu sengaja ataupun tidak sengaja,” tanya Tahalua.
Kematian siswa kelas XI SMA Negeri 13 Ambon ini, masih menyisahkan harapan agar polisi sebagai bagian dari para penegak hukum dapat menuntaskan kasus tersebut, dan menemukan secepatnya pelaku yang menembak entah dengan sengaja ataupun tanpa sengaja.
Walaupun sempat terjadi pemblokiran jalan, pada Minggu (15/1) malam, sekitar pukul 21.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT, dan kini sudah kembali normal, namun Penjabat Negeri Batu Merah, M. Saleh Kiat tetap meminta aparat kepolisian untuk secepatnya mengusut pelaku penembakan, agar pemuda Batu Merah bisa merasakan kinerja baik dari para aparat Kepolisian.
“Pemblokiran jalan itu adalah ketidakpuasan dari para pemuda Batu Merah yakni meminta kepada aparat kepolisian untuk segera mengusut siapa pelaku penembakan tersebut. Karena masalah ini kita sudah serahkan kepada penegak hukum untuk proses,” kata Kiat kepada wartawan di Kantor Negeri Batu Merah, Senin (16/1/2017).
Ia pun menyadari insiden seperti ini bukan baru pertama kali terjadi di Batu Merah, akan tetapi sudah beberapa kali terjadi, dan juga menimbulkan korban yang meninggal akibat tembakan. Namun janji polisi saat itu untuk menuntaskan kasus tersebut, tidak pernah tuntas.
“Ini bukan baru pertama kali, tetapi sudah beberapa kali terjadi insiden, dan korbannya adalah pemuda Batu Merah sendiri, dan itu pun masalah tidak tuntas. Masyarakat dan pemuda juga tidak puas. Contohnya, masalah penembakan yang mengenai pemuda Batu Merah yang tinggal di Jembatan Asrama Militer Batu Merah. Ada salah satu korban di situ yang hingga kini masalahnya juga tidak dituntaskan oleh pihak Kepolisian,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, pihak kepolisian dapat menepati janji untuk menuntaskan kasus ini. Apalagi seutuhnya permasalahan ini telah diserahkan kepada Polisi untuk mengusutnya.
“Oleh sebab itu kami berharap, permasalahan ini kami serahkan seutuhnya ke pihak kepolisian untuk tuntaskan permasalahan ini, agar pemuda Batu Merah bisa merasa puas. Masyarakat negeri Batu Merah juga, saya menghimbau agar mari katong sama-sama, menyerahkan hal ini kepada kepolisian, dan apabila ada bukti-bukti mari kita serahkan untuk mempermudah kepolisian untuk menangkap pelaku,” harapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Saniri Negeri Batu Merah, Salem Tahalua juga menyampaikan hal yang sama. Dimana ia sangat memahami apa yang terjadi pada pemuda Batu Merah pada Minggu malam dengan memblokir jalan, adalah bagian dari aksi untuk mempertanyakan masalah ini kepada pihak Kepolisian dan mengingatkan aparat keamanan untuk harus diusut hingga tuntas, mengingat ada kasus penembakan sebelumnya juga yang tidak diusut hingga tuntas oleh pihak kepolisian.
“Yang dilakukan oleh pemuda Negeri Batu Merah itu, bukan bentuk kekerasan yang dilakukan, tetapi itu bentuk aksi untuk mempertanyakan masalah ini ke pihak kepolisian dalam hal menindaklanjuti persoalan beberapa hari kemarin itu. Memang di Batu Merah ini sering kali terjadi permasalahan seperti itu, dan korbannya ada di pihak Batu Merah, akan tetapi persoalan itu hilang, sehingga pemuda melakukan itu juga untuk mempertanyakan terkait dengan kinerja kepolisian dalam menanggapi masalah ini,” tambah Tahalua.
Ia menyadari untuk membuktikan siapa yang salah, dan harus bertanggung jawab tidaklah mudah, karena harus disertai dengan fakta-fakta. Namun ia kembali bertanya, dengan adanya bukti proyektil dan selongsong peluru, berapa lama polisi bisa mengungkapkan siapa yang menjadi pelakunya ?
“Dengan adanya bukti proyektil dan selongsong peluru itu, kira-kira berapa lama kita bisa dapat hasilnya siapa yang tembak, entah itu sengaja ataupun tidak sengaja,” tanya Tahalua.