Infrastruktur Bandara Leo Wattimena Akan Terus Dibenahi
http://www.beritamalukuonline.com/2017/01/infrastruktur-bandara-leo-wattimena.html
BERITA MALUKU. Infrastruktur Bandara Leo Wattimena di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara akan terus dibenahi untuk mendukung pengembangan bandara peninggalan Perang Dunia II itu menjadi bandara internasional.
Kepala Dinas Perhubungan Pulau Morotai Asep Karie ketika dihubungi dari Ternate, Senin (16/1/2017) mengatakan pada 2017 ini infrastruktur di Bandara Leo Wattimena yang akan dibenahi di antaranya penambahan panjang landasan dari 2.400 meter menjadi 2.800 meter dan pembanguanan terminal penumpang.
Pembenahan infrastruktur Bandara Leo Wattimena semuanya akan ditangani pemerintah pusat, termasuk pengalokasian anggarannya karena terkait dengan penetapan Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan salah satu dari 10 destinasi wisata utama di Indonesia.
Menurut Asep Karie, pembenahan infrastruktur Bandara Leo Wattimena tersebut, terutama dari segi penambahan landasan diharapkankan mendorong berbagai perusahaan penerbangan untuk membuka rute dari dan ke Morotai, baik untuk penerbangan dalam negeri maupun ke luar negeri.
Selama ini, perusahaan penerbangan yang melayani rute penerbangan dari dan ke Leo Wattimena dia antaranya Expres Air dan Wings Air tetapi rutenya hanya terbatas ke Bandara Babullah Ternate dan Bandara Sam Ratulangi Manado, sehingga belum sepenuhnya mendukung jika dikaitkan dengan kepentingan pengembangan pariwisata.
"Sudah ada sejumlah perusahaan penerbangan yang menyatakan minat untuk membuka rute penerbangan dari Morotai ke berbagai kota besar di Indonesia, termasuk ke laur negeri dengan menggunakan pesawat berbadan lebar, tetapi masih menunggu selesainya pembenahan infrastruktur Bandara Leo Wattimena, terutama dari segi penamabahan panjang landasan," katanya.
Salah satu perusahaan yang sudah menyatakan minat itu adalah Citilink, bahkan anak perusahaan Garuda Indonesia ini rencananya akan membuka penerbangan dari Bandara Leo Wattimena ke Tiongkok guna mendukung pengembangan daerah yang berada di bibir pasifik sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.
Asep Karie menambahkan Bandara Leo Wattimena sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai kebutuhan bandara bertaraf internasional karena bandara itu memiliki tujuh landasan dengan panjang landasan masing-masing 3.000 meter, namun yang dimanfaatkan saat ini hanya satu landasan dengan panjang 2.400 meter.
Kepala Dinas Perhubungan Pulau Morotai Asep Karie ketika dihubungi dari Ternate, Senin (16/1/2017) mengatakan pada 2017 ini infrastruktur di Bandara Leo Wattimena yang akan dibenahi di antaranya penambahan panjang landasan dari 2.400 meter menjadi 2.800 meter dan pembanguanan terminal penumpang.
Pembenahan infrastruktur Bandara Leo Wattimena semuanya akan ditangani pemerintah pusat, termasuk pengalokasian anggarannya karena terkait dengan penetapan Morotai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan salah satu dari 10 destinasi wisata utama di Indonesia.
Menurut Asep Karie, pembenahan infrastruktur Bandara Leo Wattimena tersebut, terutama dari segi penambahan landasan diharapkankan mendorong berbagai perusahaan penerbangan untuk membuka rute dari dan ke Morotai, baik untuk penerbangan dalam negeri maupun ke luar negeri.
Selama ini, perusahaan penerbangan yang melayani rute penerbangan dari dan ke Leo Wattimena dia antaranya Expres Air dan Wings Air tetapi rutenya hanya terbatas ke Bandara Babullah Ternate dan Bandara Sam Ratulangi Manado, sehingga belum sepenuhnya mendukung jika dikaitkan dengan kepentingan pengembangan pariwisata.
"Sudah ada sejumlah perusahaan penerbangan yang menyatakan minat untuk membuka rute penerbangan dari Morotai ke berbagai kota besar di Indonesia, termasuk ke laur negeri dengan menggunakan pesawat berbadan lebar, tetapi masih menunggu selesainya pembenahan infrastruktur Bandara Leo Wattimena, terutama dari segi penamabahan panjang landasan," katanya.
Salah satu perusahaan yang sudah menyatakan minat itu adalah Citilink, bahkan anak perusahaan Garuda Indonesia ini rencananya akan membuka penerbangan dari Bandara Leo Wattimena ke Tiongkok guna mendukung pengembangan daerah yang berada di bibir pasifik sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia.
Asep Karie menambahkan Bandara Leo Wattimena sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai kebutuhan bandara bertaraf internasional karena bandara itu memiliki tujuh landasan dengan panjang landasan masing-masing 3.000 meter, namun yang dimanfaatkan saat ini hanya satu landasan dengan panjang 2.400 meter.