Petani Ternate Keluhkan Rendahnya Harga Cengkih
http://www.beritamalukuonline.com/2016/09/petani-ternate-keluhkan-rendahnya-harga.html
BERITA MALUKU. Para petani cengkih di Ternate, Maluku Utara, mengeluhkan rendahnya harga komoditas unggulan petani di Ternate itu yang hanya Rp8.000 per kilogram.
"Kalau harga cengkih seperti itu, petani jelas merugi karena hanya bisa menutupi biaya panen, apalagi saat ini biaya panen makin mahal," kata petani cengkih Tilawat di Ternate, Sabtu (17/9/2016).
Para petani di daerah ini berharap harga cengkih bisa naik sampai Rp120 ribu/kg agar bisa menikmati pendapatan yang memadai dari hasil tanamannya serta bisa memenuhi kebutuhan pokok yang harganya dewasa ini justru makin mahal.
Oleh karena itu, Tilawat mengharapkan pemerintah setempat untuk melakukan langkah-langkah agar harga cengkih bisa naik, termasuk melakukan pengawasan terhadap para pedagang pengumpul karena bisa jadi harga murah itu merupakan permainan mereka.
Sementara itu, sejumlah pengusaha pengumpul komoditas perkebunan di Ternate mengaku murahnya harga cengkih di Ternate saat ini karena pengusaha pembeli cengkih di Jawa, khsususnya perusahaan rokok juga membeli cengkih dengan harga murah.
Pengusaha pengumpul komoditas perkebunan Roni mengaku tidak mungkin permainkan harga cengkih karena dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, setiap orang bisa mengetahui harga cengkih di seluruh Indonesia, termasuk harga pembelian di wilayah Jawa.
Harga komoditas perkebunan lainnya di Ternate yang juga masih murah adalah biji pala sebesar Rp85 ribu/kg, fuli pala Rp135 ribu, dan kakao Rp32 ribu/kg.
Khusus harga kopra, menurut dia, sedikit menunjukkan kenaikan, yakni Rp9.600,00/kg, yang sebelumnya di bawah Rp9.000,00/kg, bahkan khusus untuk kopra yang pengolahannya melalui penjemuran atau dikenal dengan kopra putih harganya di atas Rp10 ribu/kg.
"Kalau harga cengkih seperti itu, petani jelas merugi karena hanya bisa menutupi biaya panen, apalagi saat ini biaya panen makin mahal," kata petani cengkih Tilawat di Ternate, Sabtu (17/9/2016).
Para petani di daerah ini berharap harga cengkih bisa naik sampai Rp120 ribu/kg agar bisa menikmati pendapatan yang memadai dari hasil tanamannya serta bisa memenuhi kebutuhan pokok yang harganya dewasa ini justru makin mahal.
Oleh karena itu, Tilawat mengharapkan pemerintah setempat untuk melakukan langkah-langkah agar harga cengkih bisa naik, termasuk melakukan pengawasan terhadap para pedagang pengumpul karena bisa jadi harga murah itu merupakan permainan mereka.
Sementara itu, sejumlah pengusaha pengumpul komoditas perkebunan di Ternate mengaku murahnya harga cengkih di Ternate saat ini karena pengusaha pembeli cengkih di Jawa, khsususnya perusahaan rokok juga membeli cengkih dengan harga murah.
Pengusaha pengumpul komoditas perkebunan Roni mengaku tidak mungkin permainkan harga cengkih karena dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, setiap orang bisa mengetahui harga cengkih di seluruh Indonesia, termasuk harga pembelian di wilayah Jawa.
Harga komoditas perkebunan lainnya di Ternate yang juga masih murah adalah biji pala sebesar Rp85 ribu/kg, fuli pala Rp135 ribu, dan kakao Rp32 ribu/kg.
Khusus harga kopra, menurut dia, sedikit menunjukkan kenaikan, yakni Rp9.600,00/kg, yang sebelumnya di bawah Rp9.000,00/kg, bahkan khusus untuk kopra yang pengolahannya melalui penjemuran atau dikenal dengan kopra putih harganya di atas Rp10 ribu/kg.