Laturua: Reposisi Pengurus Nasdem MTB, Program Perampingan Struktur Pengurus
http://www.beritamalukuonline.com/2016/09/laturua-reposisi-pengurus-nasdem-mtb.html
BERITA MALUKU. Pelantikan para pengurus Dewan Pimpinan Cabang maupun Kecamatan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) se- Kabupaten Maluku Tenggara Barat(MTB) hasil reposisi partai oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Maluku, Hamdani Laturua diwarnai aksi protes kader.
"Yang melakukan aksi protes adalah Novi Manutilaa yang merupakan salah satu kader partai yang tidak direkrut masuk dalam struktur kepengurusan di Kabupaten MTB oleh pihak DPP pada saat berlangsungnya acara pelantikan," kata Hamdani yang dihubungi dari Ambon, Jumat (9/9/2016).
Dasar dilakukannya reposisi Kepengursan DPC Nasdem MTB karena adanya program perampingan struktur pengurus menjelang verivikasi Parpol peserta Pemilu 2019.
Karena saat verivikasi nanti yang dilakukan oleh KPU dan secara defacto satu orang saja tidak ada, maka akan gugurlah partai ini.
Karena itu, Partai Nasdem menyiasati untuk melakukan perampingan dan bukan pemecatan kadernya.
Menurut dia, rencana ini telah disampaikan kepada seluruh pengurus Nasdem sejak 2015.
Bila ada penilaian miring dari kader tertentu, maka ditegaskan bahwa hal itu tidak benar. Reposisi ini dilaksanakan juga tanpa ada rasa suka atau pun tidak suka, melainkan murni karena kebutuhan partai.
Ketika nama-mana pengurus dibacakan dan naik ke podium untuk dilantik, Novi secara spontan melakukan interupsi dan memprotes pimpinan Partai Nasdem wilayah Maluku yang hadir saat itu.
Dia mempertanyakan apa yang menjadi alasan sehingga dirinya tidak dilibatkan dalam kepengususan DPC yang baru.
Padahal dia adalah kader Nasdem yang sudah turut membesarkan partai selama ini dengan dedikasi dan loyalitasnya.
Sayangnya, dia akhirnya digiring polisi keluar karena dinilai mengganggu proses pelantikan.
Novi menjelaskan, dalam peraturan partai nomor 01 dan 02 tentang mekanisme reposisi kepengurusan di tingkat DPW dan DPD, awalnya telah dilakukan reposisi sebanyak empat kali sesuai prosedur.
Jadi, hanya diganti orang-orang yang telah pindah ke partai lain. Namun, kader-kader yang mempunyai jiwa kepartaian dan tahu tentang Nasdem, itu tetap dipertahankan berdasarkan semangat restorasi dan bukan sewenang-wenangnya seperti saat ini.
Perubahan kepengurusan Nasdem di MTB ini sarat muatan kepentingan politik oknum-oknum tertentu yang tidak sejalan dengan kepengurusan sebelumya terkait pemberian rekomendasi dukungan pasangan calon Bupati dan calon Wabub dari partai yang didirikan Surya Paloh itu.
"Saya mau mempertanyakan legalitas dari pelantikan hari ini. Alasannya, orang-orang yang hadir dalam pelantikan adalah bukan bagian dari kader Nasdem. Saya yakin itu adalah pungutan-pungutan karena ketua terpilih ini sudah membuat SK dengan tidak beretika maupun berbudaya dan tidak sesuai platform partai ini," katanya.
Dia juga menduga kuat kalau dirinya dilengserkan dari kepengurusan ini karena ada kekhawatiran dalam perebutan suara pada Pileg 2019 di daerah pemilihan Tanimbar Utara.
Selain itu, Novi juga meragukan kemampuan dari pengurus baru yang dilantik saat ini dibawah pimpinan Godlief Silety sebagai ketua dan Anas Labobar menjadi sekretaris DPC oleh karena menurutnya mereka tidak memiliki kemampuan dalam strategi pemenangan Pemilu.
"Mereka hanya mau meyakinkan pengurus wilayah bahwa inilah kader-kader kita yang mempunyai patriotisme bagus. Padahal sesungguhnya amburadul di lapangan. Nasdem ini partai yang mempunyai legalitas, tetapi di lapangan amburadul," tegas Novi.
"Yang melakukan aksi protes adalah Novi Manutilaa yang merupakan salah satu kader partai yang tidak direkrut masuk dalam struktur kepengurusan di Kabupaten MTB oleh pihak DPP pada saat berlangsungnya acara pelantikan," kata Hamdani yang dihubungi dari Ambon, Jumat (9/9/2016).
Dasar dilakukannya reposisi Kepengursan DPC Nasdem MTB karena adanya program perampingan struktur pengurus menjelang verivikasi Parpol peserta Pemilu 2019.
Karena saat verivikasi nanti yang dilakukan oleh KPU dan secara defacto satu orang saja tidak ada, maka akan gugurlah partai ini.
Karena itu, Partai Nasdem menyiasati untuk melakukan perampingan dan bukan pemecatan kadernya.
Menurut dia, rencana ini telah disampaikan kepada seluruh pengurus Nasdem sejak 2015.
Bila ada penilaian miring dari kader tertentu, maka ditegaskan bahwa hal itu tidak benar. Reposisi ini dilaksanakan juga tanpa ada rasa suka atau pun tidak suka, melainkan murni karena kebutuhan partai.
Ketika nama-mana pengurus dibacakan dan naik ke podium untuk dilantik, Novi secara spontan melakukan interupsi dan memprotes pimpinan Partai Nasdem wilayah Maluku yang hadir saat itu.
Dia mempertanyakan apa yang menjadi alasan sehingga dirinya tidak dilibatkan dalam kepengususan DPC yang baru.
Padahal dia adalah kader Nasdem yang sudah turut membesarkan partai selama ini dengan dedikasi dan loyalitasnya.
Sayangnya, dia akhirnya digiring polisi keluar karena dinilai mengganggu proses pelantikan.
Novi menjelaskan, dalam peraturan partai nomor 01 dan 02 tentang mekanisme reposisi kepengurusan di tingkat DPW dan DPD, awalnya telah dilakukan reposisi sebanyak empat kali sesuai prosedur.
Jadi, hanya diganti orang-orang yang telah pindah ke partai lain. Namun, kader-kader yang mempunyai jiwa kepartaian dan tahu tentang Nasdem, itu tetap dipertahankan berdasarkan semangat restorasi dan bukan sewenang-wenangnya seperti saat ini.
Perubahan kepengurusan Nasdem di MTB ini sarat muatan kepentingan politik oknum-oknum tertentu yang tidak sejalan dengan kepengurusan sebelumya terkait pemberian rekomendasi dukungan pasangan calon Bupati dan calon Wabub dari partai yang didirikan Surya Paloh itu.
"Saya mau mempertanyakan legalitas dari pelantikan hari ini. Alasannya, orang-orang yang hadir dalam pelantikan adalah bukan bagian dari kader Nasdem. Saya yakin itu adalah pungutan-pungutan karena ketua terpilih ini sudah membuat SK dengan tidak beretika maupun berbudaya dan tidak sesuai platform partai ini," katanya.
Dia juga menduga kuat kalau dirinya dilengserkan dari kepengurusan ini karena ada kekhawatiran dalam perebutan suara pada Pileg 2019 di daerah pemilihan Tanimbar Utara.
Selain itu, Novi juga meragukan kemampuan dari pengurus baru yang dilantik saat ini dibawah pimpinan Godlief Silety sebagai ketua dan Anas Labobar menjadi sekretaris DPC oleh karena menurutnya mereka tidak memiliki kemampuan dalam strategi pemenangan Pemilu.
"Mereka hanya mau meyakinkan pengurus wilayah bahwa inilah kader-kader kita yang mempunyai patriotisme bagus. Padahal sesungguhnya amburadul di lapangan. Nasdem ini partai yang mempunyai legalitas, tetapi di lapangan amburadul," tegas Novi.