Dilayani Aliran Listrik 10 Jam Sehari, Warga Selaru MTB Kecewa
http://www.beritamalukuonline.com/2016/09/dilayani-aliran-listrik-10-jam-sehari.html
BERITA MALUKU. Karena tidak komitmen dengan jadwal pemberlakukan jam penerangan listrik, masyarakat Desa Namtabung, Kecamatan Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) kecewa terhadap pelayanan yang diberikan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sub Ranting Selaru.
Menurut salah seorang warga Namtabung, Paulus kepada Berita Maluku Online, Kamis (15/9/2016), PLN Selaru sudah berkomitmen menyalakan listrik selama dua belas jam setiap hari, yakni dimulai pada pukul enam sore hingga pukul enam pagi hari, namun ternyata pihak PLN hanya menyalakan listrik pada pukul delapan malam hingga pukul enam pagi.
"Jadi hanya 10 jam kami menikmati penerangan pada malam hari, dan watu dua jam sepertinya dipangkas, sehingga mengecewakan serta merugikan warga pelanggan," katanya.
Hal senada disampaikan salah satu petinggi Desa Namtabung di kediamannya. Pria yang enggan mempublikasikan namanya ini mengatakan, PLN Selaru tidak pernah berpikir soal kebutuhan masyarakat Namtabung, terutama jam belajar anak-anak.
Dikatakan, sudah ditentukan di desa itu bahwa pada pukul tujuh malam anak-anak sekolah sudah mulai belajar, sehingga seharusnya listrik sudah harus menyala lebih awal yakni pada pukul enam sore, tetapi kenapa baru pukul delapan malam baru listrik dinyalakan.
"Sangat disayangkan, kalau pukul delapan malam baru listrik menyala maka anak-anak akan merasa bosan, karena mereka sudah sudah disarankan agar tak boleh belajar dan tidur hingga larut malam. Untuk itu, kita minta PLN Selaru harus komitmen dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni menyala pada pukul enam sore hingga pukul enam pagi,” ujarnya.
Yamrewaw Kepala PLN Adaut – Selaru yang dikonfirmasi terkait hal ini menjelaskan, bahwa baru sekali pihaknya menyalakan lampu pada pukul delapan malam.
"Itu karena ada gangguan teknis," kata Yamrewaw.
Dikatakan, gangguan teknis lantaran ada pekerjaan perbaikan jaringan kota, khusus menuju arah Desa Namtabung, sehingga dia meminta warga bisa memakluminya.
Untuk diketahui, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk operasional PLN Selaru pada malam hingga pagi hari berkisar 1000 liter. "Jadi, diperkirakan sebulan bisa mencapai 35 atau 25 skl/ton," jelasnya. (P/EB)
Menurut salah seorang warga Namtabung, Paulus kepada Berita Maluku Online, Kamis (15/9/2016), PLN Selaru sudah berkomitmen menyalakan listrik selama dua belas jam setiap hari, yakni dimulai pada pukul enam sore hingga pukul enam pagi hari, namun ternyata pihak PLN hanya menyalakan listrik pada pukul delapan malam hingga pukul enam pagi.
"Jadi hanya 10 jam kami menikmati penerangan pada malam hari, dan watu dua jam sepertinya dipangkas, sehingga mengecewakan serta merugikan warga pelanggan," katanya.
Hal senada disampaikan salah satu petinggi Desa Namtabung di kediamannya. Pria yang enggan mempublikasikan namanya ini mengatakan, PLN Selaru tidak pernah berpikir soal kebutuhan masyarakat Namtabung, terutama jam belajar anak-anak.
Dikatakan, sudah ditentukan di desa itu bahwa pada pukul tujuh malam anak-anak sekolah sudah mulai belajar, sehingga seharusnya listrik sudah harus menyala lebih awal yakni pada pukul enam sore, tetapi kenapa baru pukul delapan malam baru listrik dinyalakan.
"Sangat disayangkan, kalau pukul delapan malam baru listrik menyala maka anak-anak akan merasa bosan, karena mereka sudah sudah disarankan agar tak boleh belajar dan tidur hingga larut malam. Untuk itu, kita minta PLN Selaru harus komitmen dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni menyala pada pukul enam sore hingga pukul enam pagi,” ujarnya.
Yamrewaw Kepala PLN Adaut – Selaru yang dikonfirmasi terkait hal ini menjelaskan, bahwa baru sekali pihaknya menyalakan lampu pada pukul delapan malam.
"Itu karena ada gangguan teknis," kata Yamrewaw.
Dikatakan, gangguan teknis lantaran ada pekerjaan perbaikan jaringan kota, khusus menuju arah Desa Namtabung, sehingga dia meminta warga bisa memakluminya.
Untuk diketahui, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk operasional PLN Selaru pada malam hingga pagi hari berkisar 1000 liter. "Jadi, diperkirakan sebulan bisa mencapai 35 atau 25 skl/ton," jelasnya. (P/EB)