TPO-BU Dilantik, Gubernur: Jadi Titik Awal Proses Pemerintahan Yang Legitimasi
http://www.beritamalukuonline.com/2016/06/tpo-bu-dilantik-gubernur-jadi-titik.html
BERITA MALUKU. Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff melantik secara resmi Bupati – Wakil Bupati Buru Selatan (Bursel), Tagop Sudarsono Solissa - Ayub Buce Saleky.
Pelantikan sesuai surat keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, nomor 131.81-5374 tahun 2016 tenang pengakatan Bupati Bursel dan nomor 132.81-5375 tahun 2016 tentang pengangkatan Wakil Bupati Bursel periode 2016 – 2021, serta surat keputusan Mendagri nomor 131.81-5372 tahun 2016 tentang pemberhentian bupati Bursel dan nomor 132.81-5373 tahun 2016 tentang pemberhentian Wakil Bupati Bursel masa jabatan 2011-2016 terhitung masa jabatan 22 Juni 2016.
Pelantikan yang berlangsung dilantai VII kantor Gubernur Maluku ini dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Fokompinda) Maluku, Bupati Maluku Tenggara (Malra), Andreas Rentanubun, Bupati Maluku Tengah (Malteng), Abua Tuasikal, Bupati Buru, Ramli Umasugi serta seluruh jajaran SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Bursel.
Gubernur Maluku dalam sambutannya mengatakan, pelantikan Bupati – Wakil Bupati Bursel harus menjadi titik akhir dari proses politik. Namun sekaligus juga menjadi titik awal proses pemerintahan yang legitimate, konsolidatif dengan mendasarkan dukungan rakyat dan pemangku kepentingan.
Sebagaimana kata bijak mengatakan setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, semakin memberikan pencerahan bagi kita bahwa terpilihny kembali Tagop Sudarsono – Ayub Saleky sebagai pemimpin di kabupaten buru selatan adalah masa yang tetap dan diperkenakan tuhan untuk mereka menunjukan pengabdian terbaik.
“Karena itu hentikan semua perbedaan masa lalu untuk selanjutnya mengambil keputusan dalam derap langkah bersama membangun Bursel,” ujar Assagaff.
Menurutnya, dalam setiap perhelatan pilkada, agenda pelantikan kepala daerah dan wakil kepala daerah merupakan titik kombinasi atau puncak dari siklus politik. Artinya sebuah kompetisi mesti ada penentuan hasil menang atau kalah, sukses atau gagal. Itulah yang dinamakan konsituensi logis dan setiap persaingan.
Dijelaskan, kinerja Bupati – Wakil Bupati untuk berbuat terbaik bagi Bursel tidak perlu diragukan lagi. Sebagai pasangan petahana telah bekerja keras selama ini membangunan kabupaten Bursel dalam periode kepemimpinan 2011-2016.
“Dengan bangga kita bisa melihat kabupaten Bursel yang telah jauh berkembang lebih maju maka rakyat Bursel mesti mengapresiasi dan menghormati kerja keras kedua pemimpin ini,” ucapnya.
Assagaff mengatakan, banyak kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai oleh Bupati dan Wakil Bupati selama periode kepemimpinan pertama, diantaranya ditandai dengan indikator pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukan trend pertumbuhan positif.
Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi berada pada 4,61 persen naik menjadi 5,24 persen di tahun 2011 dan melonjak tinggi menjadi 7,02 perswen di tahun 2012, sempat terdepresiasi ke 5,33 persen di tahun 2013 tetapi kemudian meningkatkan lagi ditahun 2014 menjadi 6,42 persen.
Untuk itu, kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai pada periode pertama hendaknya menjadi pijakan dalam akselerasi penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun kedepan.
Selain itu, kata orang nomor satu di Maluku, ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, Bupati – Wakil Bupati membangun semangat persaudaraan yang konsolidatif dengan semua pihak yang berbeda sebelumnya. Perbedaan adalah bagian dari demokrasi, namun perbedaan mesti tetap terjaga agar tidak kebablasan, tetapi senantiasa berada dalam prespektif konstruktif dan bukan deskrutif.
Disaat yang sama, dirinya mintakan kepada semua elemen masyarakat di kabupaten Bursel untuk membuka diri dan menerima kepemimpinan bupati – wakil bupati terpilih.
"Saat ini bukanlah saat membicarakan soal kalah dan menang lagi, tetapi waktunya untuk menumbuhkan moto kabupaten Bursel Lolik Lalik Fedan Fenan yang bermakna satukan hati membangun negeri. Semangat ini mesti menjadi doktrin mutlak dan bagian terpenting dalam membangun Bursel kedepan," katanya.
Kedua, jagalah akselerasi dan sinkronisasi arah pembangunan diwilayah kabupaten Bursel dengan mendesain kembali dan menetapkan RPJMD tahun 2016-2021 serta bersungguh-sungguh melaksanakannya. Terutama dalam Aspek konsistensi dalam arah pemerintahan dan pembangunan untuk selalu membangun komunikasi dengan pihak DPRD selaku mitra kerja.
“Saya kira harmonisasi kerja antara eksekutif dan legisatif bertujuan untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan berjalan secara demokratis, sehat, responsive, berkinerja, namun tetap logis dan kritis sebab mengedepankan mekanisme pengawasan DPRD,” pungkasnya.
Ketiga, kinerja jajaran birokrasi yang sudah dikenal dan dipahami betul oleh Bupati-Wakil Bupati. Karena itu dorong terus kinerja birokrasi, bila temukan pelanggaran lakukanlah pembinaan, ditemukan kesalahan tunjukan yang benar, jika kurang disiplin dan menataati jam kerja apalagi terkait administrasi dan pertanggungjawaban keuangan, maka berikanlah sanski yang benar-benar tegas.
Keempat, masalah penegakan hukum dan stabilitas keamanan. Saya berharap bupati –wakil bupati tetap mendorong proses-proses penegakan hukum dan senantiasa memberikan pethatian kepada stabilitas keamanan dan ketertiban. Bangun terus koordinasi dengan baik, termasuk semua pihak dalam hal ini institusi TNI dan Polri terutama dalam mengantisipasi nganguan keamanan dan ketertiban teritorial.
Pelantikan sesuai surat keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, nomor 131.81-5374 tahun 2016 tenang pengakatan Bupati Bursel dan nomor 132.81-5375 tahun 2016 tentang pengangkatan Wakil Bupati Bursel periode 2016 – 2021, serta surat keputusan Mendagri nomor 131.81-5372 tahun 2016 tentang pemberhentian bupati Bursel dan nomor 132.81-5373 tahun 2016 tentang pemberhentian Wakil Bupati Bursel masa jabatan 2011-2016 terhitung masa jabatan 22 Juni 2016.
Pelantikan yang berlangsung dilantai VII kantor Gubernur Maluku ini dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Fokompinda) Maluku, Bupati Maluku Tenggara (Malra), Andreas Rentanubun, Bupati Maluku Tengah (Malteng), Abua Tuasikal, Bupati Buru, Ramli Umasugi serta seluruh jajaran SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Bursel.
Gubernur Maluku dalam sambutannya mengatakan, pelantikan Bupati – Wakil Bupati Bursel harus menjadi titik akhir dari proses politik. Namun sekaligus juga menjadi titik awal proses pemerintahan yang legitimate, konsolidatif dengan mendasarkan dukungan rakyat dan pemangku kepentingan.
Sebagaimana kata bijak mengatakan setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, semakin memberikan pencerahan bagi kita bahwa terpilihny kembali Tagop Sudarsono – Ayub Saleky sebagai pemimpin di kabupaten buru selatan adalah masa yang tetap dan diperkenakan tuhan untuk mereka menunjukan pengabdian terbaik.
“Karena itu hentikan semua perbedaan masa lalu untuk selanjutnya mengambil keputusan dalam derap langkah bersama membangun Bursel,” ujar Assagaff.
Menurutnya, dalam setiap perhelatan pilkada, agenda pelantikan kepala daerah dan wakil kepala daerah merupakan titik kombinasi atau puncak dari siklus politik. Artinya sebuah kompetisi mesti ada penentuan hasil menang atau kalah, sukses atau gagal. Itulah yang dinamakan konsituensi logis dan setiap persaingan.
Dijelaskan, kinerja Bupati – Wakil Bupati untuk berbuat terbaik bagi Bursel tidak perlu diragukan lagi. Sebagai pasangan petahana telah bekerja keras selama ini membangunan kabupaten Bursel dalam periode kepemimpinan 2011-2016.
“Dengan bangga kita bisa melihat kabupaten Bursel yang telah jauh berkembang lebih maju maka rakyat Bursel mesti mengapresiasi dan menghormati kerja keras kedua pemimpin ini,” ucapnya.
Assagaff mengatakan, banyak kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai oleh Bupati dan Wakil Bupati selama periode kepemimpinan pertama, diantaranya ditandai dengan indikator pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukan trend pertumbuhan positif.
Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi berada pada 4,61 persen naik menjadi 5,24 persen di tahun 2011 dan melonjak tinggi menjadi 7,02 perswen di tahun 2012, sempat terdepresiasi ke 5,33 persen di tahun 2013 tetapi kemudian meningkatkan lagi ditahun 2014 menjadi 6,42 persen.
Untuk itu, kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai pada periode pertama hendaknya menjadi pijakan dalam akselerasi penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun kedepan.
Selain itu, kata orang nomor satu di Maluku, ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan. Pertama, Bupati – Wakil Bupati membangun semangat persaudaraan yang konsolidatif dengan semua pihak yang berbeda sebelumnya. Perbedaan adalah bagian dari demokrasi, namun perbedaan mesti tetap terjaga agar tidak kebablasan, tetapi senantiasa berada dalam prespektif konstruktif dan bukan deskrutif.
Disaat yang sama, dirinya mintakan kepada semua elemen masyarakat di kabupaten Bursel untuk membuka diri dan menerima kepemimpinan bupati – wakil bupati terpilih.
"Saat ini bukanlah saat membicarakan soal kalah dan menang lagi, tetapi waktunya untuk menumbuhkan moto kabupaten Bursel Lolik Lalik Fedan Fenan yang bermakna satukan hati membangun negeri. Semangat ini mesti menjadi doktrin mutlak dan bagian terpenting dalam membangun Bursel kedepan," katanya.
Kedua, jagalah akselerasi dan sinkronisasi arah pembangunan diwilayah kabupaten Bursel dengan mendesain kembali dan menetapkan RPJMD tahun 2016-2021 serta bersungguh-sungguh melaksanakannya. Terutama dalam Aspek konsistensi dalam arah pemerintahan dan pembangunan untuk selalu membangun komunikasi dengan pihak DPRD selaku mitra kerja.
“Saya kira harmonisasi kerja antara eksekutif dan legisatif bertujuan untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan berjalan secara demokratis, sehat, responsive, berkinerja, namun tetap logis dan kritis sebab mengedepankan mekanisme pengawasan DPRD,” pungkasnya.
Ketiga, kinerja jajaran birokrasi yang sudah dikenal dan dipahami betul oleh Bupati-Wakil Bupati. Karena itu dorong terus kinerja birokrasi, bila temukan pelanggaran lakukanlah pembinaan, ditemukan kesalahan tunjukan yang benar, jika kurang disiplin dan menataati jam kerja apalagi terkait administrasi dan pertanggungjawaban keuangan, maka berikanlah sanski yang benar-benar tegas.
Keempat, masalah penegakan hukum dan stabilitas keamanan. Saya berharap bupati –wakil bupati tetap mendorong proses-proses penegakan hukum dan senantiasa memberikan pethatian kepada stabilitas keamanan dan ketertiban. Bangun terus koordinasi dengan baik, termasuk semua pihak dalam hal ini institusi TNI dan Polri terutama dalam mengantisipasi nganguan keamanan dan ketertiban teritorial.