Gubernur Inginkan Maluku dan Malut Terbuka Untuk Dunia Luar
http://www.beritamalukuonline.com/2016/06/gubernur-inginkan-maluku-dan-malut.html
BERITA MALUKU. Gubernur Maluku Said Assagaff menginginkan daerah ini bersama Provinsi Maluku Utara terbuka untuk dunia luar setiap hari dengan adanya penerbangan internasional yang menyinggahi Bandara Pattimura Ambon dan Bandara Sultan Babbulah Ternate.
"Saya bersama Gubernur Maluku Utara sudah berdiskusi, bagaimana dalam satu hari kita bisa buka dua provinsi ini dengan dunia luar melalui jalur-jalur penerbangan internasional," kata Said di Ambon, Jumat (24/6/2016).
Kalau bisa, kata gubernur, dari pagi hari ada penerbangan dari Darwin (Australia) ke Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang hanya bisa ditempuh selama 45 menit dengan pesawat udara jenis ATR.
Jarak tempuh Darwin-Saumlaki ini justru lebih dekat ketimbang penerbangan Saumlaki-Ambon selama satu jam dan 20 menit, kemudian Ambon-Ternate satu jam, Ternate-Morotai satu jam serta Morotai-Davao (Philipina).
"Saya sudah beberapa kali bertemu Dirut Garuda dan ada keinginan mereka membuka jalur penerbangan jalur Jakarta-Bali-Ambon, bila ada pesawat baru yang masuk," kata Said.
Ia juga menyatakan manajemen Air Asia pun sudah meminta pembukaan jalur penerbangan langsung dari Malaysia atau Singapura tujuan Ambon.
"Saya katakan jangan karena mungkin jumlah penumpangnya belum terlalu banyak terutama saat balik, tapi yang harus dicoba adalah jalur Ambon-Manado-Singapura dan disetujui oleh manajemennya," ujar gubernur.
Menurut gubernur, pemerintah pusat juga berencana memperpanjang landasan pacu bandara Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara sepanjang 150 meter sehingga total keseluruhannya mencapai 2,5 kilo meter agar bisa didarati pesawat jenis boing.
Bila program ini sudah terealisasi, maka pemerintah daerah bisa menjajaki peluang penerbangan langsung Langgur-Surabaya atau Langgur- Jakarta tanpa harus menyinggahi Ambon.
"Kalau daerah Maluku bersama Malut terbuka secara langsung dengan dunia luar melalui jalur penerbangan internasional, maka target 3.000 wisman berkunjung tahun 2025 tentunya bisa terpenuhi," katanya.
Pemprov Maluku saat ini juga sementara memproses izin analisa masalah dampak lingkungan (Amdal) sekaligus dilakukan studi kelaikan untuk perbaikan bandara di Pulau Banda.
Gubernur berharap dengan selesainya proses pembuatan amdal tahun ini mudah-mudahan tahun depan fisik tahun depan desain bandara Banda sudah bisa dibuat.
"Kalau dilakukan perubahan jalur landasan pacu di Banda maka bisa mencapai tiga kilo meter panjangnya sehingga destinasi wisata di kemudian hari untuk Ambon dan Banda Langgur semakin baik," kata gubernur.
"Saya bersama Gubernur Maluku Utara sudah berdiskusi, bagaimana dalam satu hari kita bisa buka dua provinsi ini dengan dunia luar melalui jalur-jalur penerbangan internasional," kata Said di Ambon, Jumat (24/6/2016).
Kalau bisa, kata gubernur, dari pagi hari ada penerbangan dari Darwin (Australia) ke Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang hanya bisa ditempuh selama 45 menit dengan pesawat udara jenis ATR.
Jarak tempuh Darwin-Saumlaki ini justru lebih dekat ketimbang penerbangan Saumlaki-Ambon selama satu jam dan 20 menit, kemudian Ambon-Ternate satu jam, Ternate-Morotai satu jam serta Morotai-Davao (Philipina).
"Saya sudah beberapa kali bertemu Dirut Garuda dan ada keinginan mereka membuka jalur penerbangan jalur Jakarta-Bali-Ambon, bila ada pesawat baru yang masuk," kata Said.
Ia juga menyatakan manajemen Air Asia pun sudah meminta pembukaan jalur penerbangan langsung dari Malaysia atau Singapura tujuan Ambon.
"Saya katakan jangan karena mungkin jumlah penumpangnya belum terlalu banyak terutama saat balik, tapi yang harus dicoba adalah jalur Ambon-Manado-Singapura dan disetujui oleh manajemennya," ujar gubernur.
Menurut gubernur, pemerintah pusat juga berencana memperpanjang landasan pacu bandara Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara sepanjang 150 meter sehingga total keseluruhannya mencapai 2,5 kilo meter agar bisa didarati pesawat jenis boing.
Bila program ini sudah terealisasi, maka pemerintah daerah bisa menjajaki peluang penerbangan langsung Langgur-Surabaya atau Langgur- Jakarta tanpa harus menyinggahi Ambon.
"Kalau daerah Maluku bersama Malut terbuka secara langsung dengan dunia luar melalui jalur penerbangan internasional, maka target 3.000 wisman berkunjung tahun 2025 tentunya bisa terpenuhi," katanya.
Pemprov Maluku saat ini juga sementara memproses izin analisa masalah dampak lingkungan (Amdal) sekaligus dilakukan studi kelaikan untuk perbaikan bandara di Pulau Banda.
Gubernur berharap dengan selesainya proses pembuatan amdal tahun ini mudah-mudahan tahun depan fisik tahun depan desain bandara Banda sudah bisa dibuat.
"Kalau dilakukan perubahan jalur landasan pacu di Banda maka bisa mencapai tiga kilo meter panjangnya sehingga destinasi wisata di kemudian hari untuk Ambon dan Banda Langgur semakin baik," kata gubernur.