40 Daerah Tertinggal Berpotensi Terentas Tahun Ini
http://www.beritamalukuonline.com/2016/06/40-daerah-tertinggal-berpotensi.html
BERITA MALUKU. Selama 5 Tahun periode pemerintahan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menargetkan dapat mengentaskan sebanyak 80 dari 122 daerah tertinggal di Indonesia.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menegaskan, dari jumlah tersebut dia optimis dapat mengentaskan sebanyak 40 daerah tertinggal tahun ini.
“Potensi tersebut dilihat dari indikator-indikator tertentu, yang secara berkelanjutan diamati Kemendes PDTT di 40 daerah tertinggal tersebut. Indikator tersebut berpijak pada 2 hal, yakni dilihat dari kondisi wilayah dan kondisi masyarakat setempat,” kata Marwan, di Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Marwan mencontohkan, beberapa daerah tersebut seperti halnya Lombok, Parigi Moutong, dan Pandeglang. Menurutnya, bantuan stimulant yang diberikan kepada beberapa daerah tersebut sudah mulai memperlihatkan hasil signifikan.
“Hal ini menguatkan tercapainya target pemerintah, yang akan mengentaskan 80 daerah tertinggal di Tahun 2019. Ini adalah hasil kerjasama dari semua pihak, baik berbagai kementerian dan lembaga, Pemerintah Daerah dan masyarakat,” ujarnya.
Marwan menjelaskan, terdapat 6 item yang menjadi penentu sebuah daerah dikategorikan tertinggal, di antaranya dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi daerah, infrastruktur dan daerah dengan karakterisitik tertentu yakni daerah rawan bencana serta daerah pasca konflik.
“Itulah kenapa di Tahun ini, yang menjadi fokus kita adalah pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana dasar. Tapi tidak hanya itu, kita juga membuat program-program untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya manusia) kita,” katanya.
“Memang untuk di tahun ini, yang menjadi fokus kita masih pada infrastruktur dasar. Tapi tidak hanya itu, Sumber daya manusia juga harus ditingkatkan kualitasnya,” imbuh Marwan.
Ia juga mengakui adanya ketimpangan pembangunan antar wilayah menyebabkan adanya daerah yang memiliki kemajuan yang rendah dibandingkan daerah lain. Hingga saat ini, mayoritas daerah tertinggal berada di kawasan Indonesia Timur.
“Pembangunan yang secara komprehensif akan terus dilakukan, untuk mengentaskan kemiskinan dan upaya mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tutup Marwan.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menegaskan, dari jumlah tersebut dia optimis dapat mengentaskan sebanyak 40 daerah tertinggal tahun ini.
“Potensi tersebut dilihat dari indikator-indikator tertentu, yang secara berkelanjutan diamati Kemendes PDTT di 40 daerah tertinggal tersebut. Indikator tersebut berpijak pada 2 hal, yakni dilihat dari kondisi wilayah dan kondisi masyarakat setempat,” kata Marwan, di Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Marwan mencontohkan, beberapa daerah tersebut seperti halnya Lombok, Parigi Moutong, dan Pandeglang. Menurutnya, bantuan stimulant yang diberikan kepada beberapa daerah tersebut sudah mulai memperlihatkan hasil signifikan.
“Hal ini menguatkan tercapainya target pemerintah, yang akan mengentaskan 80 daerah tertinggal di Tahun 2019. Ini adalah hasil kerjasama dari semua pihak, baik berbagai kementerian dan lembaga, Pemerintah Daerah dan masyarakat,” ujarnya.
Marwan menjelaskan, terdapat 6 item yang menjadi penentu sebuah daerah dikategorikan tertinggal, di antaranya dari sisi pendidikan, kesehatan, ekonomi daerah, infrastruktur dan daerah dengan karakterisitik tertentu yakni daerah rawan bencana serta daerah pasca konflik.
“Itulah kenapa di Tahun ini, yang menjadi fokus kita adalah pembangunan infrastruktur serta sarana dan prasarana dasar. Tapi tidak hanya itu, kita juga membuat program-program untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya manusia) kita,” katanya.
“Memang untuk di tahun ini, yang menjadi fokus kita masih pada infrastruktur dasar. Tapi tidak hanya itu, Sumber daya manusia juga harus ditingkatkan kualitasnya,” imbuh Marwan.
Ia juga mengakui adanya ketimpangan pembangunan antar wilayah menyebabkan adanya daerah yang memiliki kemajuan yang rendah dibandingkan daerah lain. Hingga saat ini, mayoritas daerah tertinggal berada di kawasan Indonesia Timur.
“Pembangunan yang secara komprehensif akan terus dilakukan, untuk mengentaskan kemiskinan dan upaya mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tutup Marwan.