Pemerataan Pendidikan Tinggi Ala Jokowi
http://www.beritamalukuonline.com/2016/03/pemerataan-pendidikan-tinggi-ala-jokowi.html
Jokowi Instruksikan Bangun Universitas Setara ITB di 5 Daerah
Oleh: Muhammad Rasyid Angkotasan
Mahasiswa S1 Teknik Sipil UMI-Makassar
Indonesia adalah rumah dari populasi terbesar ketiga di dunia dan sebagian diantaranya masih miskin akan pendidikan, semoga ini bukan lagi mimpi indah nan megah bagi kami namun awal untuk memetik jutaan mimpi yang berserakan di langit.
Oleh: Muhammad Rasyid Angkotasan
Mahasiswa S1 Teknik Sipil UMI-Makassar
PERMASALAHAN
pada bidang pendidikan seakan tak ada titik temunya dan sangat buram diatas
kertas, kualitas pendidikan masih menjadi topik hangat pada bidang ini sehingga delama
beberapa tahun terakhir dunia pendidikan seakan dibuat bingung dengan penerapan
kurikulum dengan durasi waktu singkat, hal mendasar yang membuat hal tersebut
muncul adalah kualitas dan pembentukan karakter.
Namun kita lewati sejenak permasalahan tetang
betapa ribetnya penerapan kurikulum di Indonesia, seakan pemerintah sedang
menguji coba mobil untuk balapan pada sirkuit yang sangat pendek jaraknya.
Pemerataan pendidikan, berbicara Indonesia
berarti kita berbicara tentang keutuhannya sebagai sebuah bangsa dengan setiap
inci kawasan teritorialnya, namun ketika kita coba hubungkan dengan “Dunia
Pendidikan” maka hal menarik diantaranya adalah melihat daerah-daerah yang
tertinggal yang masih minim sarana dan prasarana serta infrastruktur
pendukungnya karena kualitas pendidikan yang baik masih seperti mimpi besar
untuk mereka.
Bagi mereka untuk bersekolah dan mengenyam
pendidikan sampai pada Perguruan tinggi adalah salah satu rasa syukur yang
sangat luar biasa.
Pada hari Rabu, 2 Maret 2016 mempunyai makna
tersendiri, seperti mimpi namun sakitnya terasa ketika dicubit. Pada
kunjungannya di Institut Teknologi Deli, Presiden RI Jokowi Widodo merasa
terpanggil melihat realitas pendidikan pada daerah tempat kunjungannya (Sekitar
Danau Toba) masih sangat kurang baik dari segi kualitasnya sehingga muncul
inisiatif untuk mendirikan beberapa Perguruan tinggi setara ITB pada beberapa
Provinsi yang masih tertinggal. Seperti dilansir CNN Indonesia :
“ Menteri
Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Padjaitan
mengungkapkan Presiden Indonesia berkeinginan agar Indonesia memiliki lima
hingga enam universitas setara Institut Teknologi Bandung. Namun Jokowi ingin
agar lima hingga enam universitas tersebut dibangun di luar Pulau Jawa.”
Pada kesempatan lain, Jokowi tidak masalah dengan anggaran yang ada karena Jokowi menganggap
dana pembangunan universitas tergolong murah untuk Indonesia.
"Jadi Presiden mau menyaring dosen pintar dan masih berusia muda dari ITB, UI, UGM, atau ITS untuk keluar daerah selama setahun sampai dua tahun. Sementara pengajar yang ada di daerah kami kirim ke luar (negeri) untuk mengambil studi doktoral selama empat tahun,"Lanjut Luhut.
"Jadi Presiden mau menyaring dosen pintar dan masih berusia muda dari ITB, UI, UGM, atau ITS untuk keluar daerah selama setahun sampai dua tahun. Sementara pengajar yang ada di daerah kami kirim ke luar (negeri) untuk mengambil studi doktoral selama empat tahun,"Lanjut Luhut.
Dengan rencana tersebut, kata Luhut, Jokowi berharap sekembalinya para pengajar ke daerah
masing-masing mereka bisa membantu percepatan pembangunan pendidikan di sana.
Luhut mengakui, dengan sistem sekarang ini Pemerintah Indonesia pasti
kewalahan.
"Jadi bayangkan ada lima atau enam universitas bagus dan diayomi oleh universitas terkenal di Jawa dan dosennya dari sana, maka akan ada 1000 mahasiswa yang bagus," ujarnya.
"Jadi mereka tak perlu merantau ke Jawa karena di daerah mereka sudah muncul pendidikan tinggi yang berkualitas.
"Jadi bayangkan ada lima atau enam universitas bagus dan diayomi oleh universitas terkenal di Jawa dan dosennya dari sana, maka akan ada 1000 mahasiswa yang bagus," ujarnya.
"Jadi mereka tak perlu merantau ke Jawa karena di daerah mereka sudah muncul pendidikan tinggi yang berkualitas.
Pemerataan Pendidikan di Indonesia sangatlah
diperlukan untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia Cerdas 2045, kawasan
Indonesia Timur misalnya masih sangat minim Universitas/Perguruan Tinggi yang
mempunyai tingkat kualitas pendidikan menyerupai ITB, UI, UGM dan ITS, mungkin
hanya Universitas Hasanuddin dan beberapa Universitas pada wilayah Sulawesi dan
sekitarnya, dan lebih dari pada itu sisanya seakan masih merangkak sangat
lambat untuk dapat berkompetisi. Dengan
adanya inisiatif dan langkah brilian ini dapat mengangkat kepedulian pemerintah
dengan pendidikan pada daerah-daerah tertinggal diluar pulau jawa dan terkhusus
tentang pemerataan pendidikan.
Paling tidak kami tidak perlu menggunakan kapsul
sebagai alat untuk menjaga rapi mimpi-mimpi besar kita untuk Maluku khususnya,
Paling tidak kami dilahirkan untuk menjadi insan yang cerdas namun terhalang
oleh sarana dan prasarana serta pendidik yang kompeten pada bidangnya, seperti
kata Prof. Yohanes Surya;
“Kesalahan
system pendidikan yang berlangsung di Indonesia bukan pada siswanya, namun pada
tenaga pendidik yang kompetensi pada bidangnya masih diragukan”. Semoga
inilah awal bagi daerah tertinggal (dalam sector pendidikan) untuk dapat
menjadi lebih baik dan mengejar langkah-langkah yang tertinggal.
Indonesia adalah rumah dari populasi terbesar ketiga di dunia dan sebagian diantaranya masih miskin akan pendidikan, semoga ini bukan lagi mimpi indah nan megah bagi kami namun awal untuk memetik jutaan mimpi yang berserakan di langit.
Salam Maluku Cerdas
Pejuang Kecerdasan – Fasilitator Rumah
Belajar Tulehu