Bulog Prakirakan Lima Tahun Kedepan Maluku Tidak Lagi Pasok Beras
http://www.beritamalukuonline.com/2016/03/bulog-prakirakan-lima-tahun-kedepan.html
BERITA MALUKU. Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Maluku Faisal Assagaff, memprakirakan, daerah ini lima tahun kedepan tidak lagi memasok beras dari provinsi lain karena produksi petani setempat mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Produksi beras akan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan adanya pencetakan sawah baru melalui Kementerian Pertanian didukung sarana dan prasarana irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)oleh pemerintah pusat ke Maluku dalam jumlah yang cukup besar," ujarnya di Ambon, Kamis (3/3/2016).
Dia merujuk, Kementerian Pertanian pada tahun anggaran 2016 memprogramkan pencetakan sawah baru seluas 6.500 hektare di Kabupaten Buru, Maluku Tengah maupun Seram Bagian Barat (SBB).
Hanya saja, program 6.500 hektare itu belum terealisasi karena terhambat pembebasan areal dengan masyarakat pemilik hak ulayat.
"Jadi baru bisa dikembangkan 3.150 hektare sawah baru yang apabila program 6.500 hektare itu direalisasikan, maka jumlah produksi bakal meningkat," ujar Faisal.
Karena itu, bila pencetakan sawah baru meningkat setiap tahun arealnya, maka lima tahun kedepan tidak perlu memasok kebutuhan bahan pokok masyarakat itu dari Makassar, Sulsel maupun Surabaya, Jatim.
Apalagi, produksi beras para petani di kabupaten Buru, Maluku Tengah maupun SBB saat ini mencapai 33,3 persen dari kebutuhan masyarakat Maluku sebanyak 18.000 ton/tahun.
"Saya optimistis dengan produksi beras jumlah tersebut setiap tahun, maka lima tahun lagi Maluku mampu swasembada," tandas Faizal.
Karena itu, pemerintah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota hendaknya mengfasilitasi masing - masing Dinas Pertanian dan PUPR untuk mendorong perluasan pencetakan sawah baru maupun produksi.
"Minimal dicanangkan Maluku pada 2021 Maluku mampu swasembada beras agar tidak memasok lagi dari provinsi lain. Apalagi tersedia subtitusi karbohidrat lainnya seperti ubi talas, ketela pohon, pisang, ubi jalar dan lainnya," tegas faizal Assagaff.
"Produksi beras akan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan adanya pencetakan sawah baru melalui Kementerian Pertanian didukung sarana dan prasarana irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)oleh pemerintah pusat ke Maluku dalam jumlah yang cukup besar," ujarnya di Ambon, Kamis (3/3/2016).
Dia merujuk, Kementerian Pertanian pada tahun anggaran 2016 memprogramkan pencetakan sawah baru seluas 6.500 hektare di Kabupaten Buru, Maluku Tengah maupun Seram Bagian Barat (SBB).
Hanya saja, program 6.500 hektare itu belum terealisasi karena terhambat pembebasan areal dengan masyarakat pemilik hak ulayat.
"Jadi baru bisa dikembangkan 3.150 hektare sawah baru yang apabila program 6.500 hektare itu direalisasikan, maka jumlah produksi bakal meningkat," ujar Faisal.
Karena itu, bila pencetakan sawah baru meningkat setiap tahun arealnya, maka lima tahun kedepan tidak perlu memasok kebutuhan bahan pokok masyarakat itu dari Makassar, Sulsel maupun Surabaya, Jatim.
Apalagi, produksi beras para petani di kabupaten Buru, Maluku Tengah maupun SBB saat ini mencapai 33,3 persen dari kebutuhan masyarakat Maluku sebanyak 18.000 ton/tahun.
"Saya optimistis dengan produksi beras jumlah tersebut setiap tahun, maka lima tahun lagi Maluku mampu swasembada," tandas Faizal.
Karena itu, pemerintah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota hendaknya mengfasilitasi masing - masing Dinas Pertanian dan PUPR untuk mendorong perluasan pencetakan sawah baru maupun produksi.
"Minimal dicanangkan Maluku pada 2021 Maluku mampu swasembada beras agar tidak memasok lagi dari provinsi lain. Apalagi tersedia subtitusi karbohidrat lainnya seperti ubi talas, ketela pohon, pisang, ubi jalar dan lainnya," tegas faizal Assagaff.