Warga Masnana Bursel Pertanyakan Penggunaan Dana Desa
http://www.beritamalukuonline.com/2016/02/warga-masnana-bursel-pertanyakan.html
BERITA MALUKU. Sejumlah warga Desa Masnana, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), mempertanyakan penggunaan bantuan dana desa yang dikucurkan pemerintah untuk membantu persoalan pembangunan di desa tersebut. Pasalnya, penggunaan dana ini dinilai tidak transparan sehingga menimbulkan kecurigaan.
Sesuai data yang diperoleh, bantuan dana desa tahun 2015 untuk Desa Masnana bernilai Rp283 juta. Dana ini dikucurkan dalam tiga tahap. Hanya saja, dana tersebut baru digelontorkan selama dua tahap senilai Rp214 juta, namun diduga sudah terjadi penyimpangan mengingat bukti fisik dari penggunaan dana ini tak dinikmati warga setempat.
“Kita sebagai warga Masnana bingung sebab sudah dua tahap pencairan dana ini tidak terlihat hasil dari penggunaan uang bantuan pemerintah pusat tersebut. Makanya kita mempertanyakannya,” lapor NN, salah satu warga desa Masnana kepada Berita Maluku online, Kamis (4/2/2016).
Disebutkan, setelah bantuan dana desa diserahkan, langsung dikelola pihak Pemerintah Desa Masnana. Hanya saja penggunaan dana tersebut tidak transparan lantaran hanya diatur oleh Penjabat Kepala Desa Masnana, Antonius Nurlatu dan Sekretarisnya Arnold Nurlatu.
Bagaimana tidak, dengan trik akal-akalan keduanya membentuk tiga kelompok usaha, antara lain dua kelompok usaha perikanan diketuai Penjabat Desa Masana, Antonius, dan Kelompok Peternakan diketuai Sekretarisnya.
Kelompok yang diketuai Antonius menggunakan dana Rp60 juta untuk membeli 2 unit longboat atau body perahu.
Namun peralatan nelayan tidak difungsikan sebagaimana peruntukannya dan dibiarkan terlantar. Begitupun dengan kelompok peternakan yang diketuai Arnold.
Arnold membeli sebuah kendaraan roda dua senilai Rp20 juta, juga mengambil anggaran Rp6 juta, tetapi semuanya tak dirasakan manfaatnya oleh para anggota kelompok bentukan dua pejabat desa tersebut.
Bahkan sisa bantuan dana desa yang lain tidak jelas pengelolaannya karena diduga penggunaannya tidak transparan.
“Untuk itu, sebagai anggota kelompok dan sebagai anggota masyarakat Masnana meminta pihak penegak hukum menyikapi persoalan ini dan memanggil kedua pejabat desa tersebut untuk dimintai pertanggungjawabannya,” tegas warga desa tersebut.
Sementara itu, penjabat Kepala Desa Masnana, Antonius Nurlatu dan sekretarisnya belum berhasil dikonfirmasi terkait persoalan dimaksud. (er)
Sesuai data yang diperoleh, bantuan dana desa tahun 2015 untuk Desa Masnana bernilai Rp283 juta. Dana ini dikucurkan dalam tiga tahap. Hanya saja, dana tersebut baru digelontorkan selama dua tahap senilai Rp214 juta, namun diduga sudah terjadi penyimpangan mengingat bukti fisik dari penggunaan dana ini tak dinikmati warga setempat.
“Kita sebagai warga Masnana bingung sebab sudah dua tahap pencairan dana ini tidak terlihat hasil dari penggunaan uang bantuan pemerintah pusat tersebut. Makanya kita mempertanyakannya,” lapor NN, salah satu warga desa Masnana kepada Berita Maluku online, Kamis (4/2/2016).
Disebutkan, setelah bantuan dana desa diserahkan, langsung dikelola pihak Pemerintah Desa Masnana. Hanya saja penggunaan dana tersebut tidak transparan lantaran hanya diatur oleh Penjabat Kepala Desa Masnana, Antonius Nurlatu dan Sekretarisnya Arnold Nurlatu.
Bagaimana tidak, dengan trik akal-akalan keduanya membentuk tiga kelompok usaha, antara lain dua kelompok usaha perikanan diketuai Penjabat Desa Masana, Antonius, dan Kelompok Peternakan diketuai Sekretarisnya.
Kelompok yang diketuai Antonius menggunakan dana Rp60 juta untuk membeli 2 unit longboat atau body perahu.
Namun peralatan nelayan tidak difungsikan sebagaimana peruntukannya dan dibiarkan terlantar. Begitupun dengan kelompok peternakan yang diketuai Arnold.
Arnold membeli sebuah kendaraan roda dua senilai Rp20 juta, juga mengambil anggaran Rp6 juta, tetapi semuanya tak dirasakan manfaatnya oleh para anggota kelompok bentukan dua pejabat desa tersebut.
Bahkan sisa bantuan dana desa yang lain tidak jelas pengelolaannya karena diduga penggunaannya tidak transparan.
“Untuk itu, sebagai anggota kelompok dan sebagai anggota masyarakat Masnana meminta pihak penegak hukum menyikapi persoalan ini dan memanggil kedua pejabat desa tersebut untuk dimintai pertanggungjawabannya,” tegas warga desa tersebut.
Sementara itu, penjabat Kepala Desa Masnana, Antonius Nurlatu dan sekretarisnya belum berhasil dikonfirmasi terkait persoalan dimaksud. (er)