PDI-P Harus Cerdas Tentukan Calon Wali Kota
http://www.beritamalukuonline.com/2016/02/pdi-p-harus-cerdas-tentukan-calon-wali.html
Pendukung Dorong Jokohael
BERITA MALUKU. PDI Perjuangan kota Ambon secara resmi telah membuka pendaftaran bakal calon wali kota dan wakil wali kota Ambon periode 2017-2022 sejak pekan lalu.
Suda ada sejumlah tokoh yang bersedia mendaftarkan diri.
Ada figur dari luar partai ada juga dari internal partai sendiri. Namun masih ada yang ragu karena PDI Perjuangan lebih memilih figurnya sendiri ketimbang figur lain.
Dari sederet figur yang telah siap mendaftar, John Jokohael dari PDI Perjuangan sendiri juga akan mendaftar sebagai bakal calon wali kota Ambon.
Diam-diam, John Jokohael tersosialisasi di sejumlah tempat di kota Ambon dengan para pendukung dari berbagai komunitas, sejak pertengahan tahun 2015.
Insinyur perkapalan jebolan Unpatti ini sempat diminta para pendukungnya untuk mencalonkan diri sebagai walikota Ambon sejak awal tahun 2015 lalu. Walau berkali-kali mereka meminta ia belum memberikan jawaban, namun karena semakin banyak komunitas yang memintanya maju, maka akhirnya dia menerima permintaan itu.
Sejak dirinya setuju, John Jokohael telah mempersiapkan visi misinya. Sekarang visi misi yang disusun sudah selesai.
FIGUR LUAR PARTAI
Kekalahan PDI Perjuangan di sejumlah momen Pemilihan Kepala Daerah di Maluku, menurut beberapa pengamat lokal karena lebih banyak mengutamakan kader partai ketimbang melihat figur luar partai yang layak dijual.
Selama ini masih terkesan PDI-P lebih mengutamakan kader partainya ketimbang orang luar. Padahal ada kader luar partai yang memiliki peluang besar. Kemudian dalam mengukur kelebihan seorang kader jangan cuma melihat di internal partai saja tetapi harus di masyarakat luas.
“Jadi sebagai orang Maluku saya kira harus "Mawe" supaya bisa tahu figur mana yang dapat digadang ikut pertarungan. Mengapa saya harus bilang "Mawe" karena hasil mawe itu istilahnya sudah 99,9 persen diyakini, kecuali musibah atau maut sajalah yang menggagalkan itu," kata Yeri Patotnem.
Simpatisan PDI Perjuangan di Kota Ambon mengingatkan pimpinan PDI-P baik di tingakt PAC dan DPC Kota Ambon, untuk lebih jeli membaca peluang pasar, siapa figur internal PDI-P yang layak dijual pada Pilkada Kota Ambon 2017 mendatang. Hal ini mengingat, Pilkada Kota 2011 lalu dimana PDI-P sebagai partai penguasa di kota Ambon dan Provinsi Maluku, kecolongan karena Kota Ambon, PDI-P kalah telak dalam pertarungan Pilkada bergengsi itu.
Karena itu Pilkada Kota tahun 2017 yang akan datang dalam proses penjaringan bakal calon, PDI-P harus lebih banyak turun kebawah untuk mendengar aspirasi masyarakat, kira-kira figur siapakah yang pantas dijual pada Pilkada 2017 nanti sehingga PDI-P tidak kecolongan lagi seperti lima tahun kemarin.
“PDI-P harus membaca pasar baik-baik karena misalnya pak John Jokohael itu saya lihat sudah tersosialisasi di kalangan bawah dengan barbagai komuitas cukup bagus. Jadi PDI-P harus melihat peluang pasar. Jangan cuma lihat figur itu dari tataran atas saja tetapi tataran bawah itu penting. Pengalaman Pilkada kota lima tahun lalu itu sudah harus jadi petunjuk untuk PDI-P menentukan pilihan,” kata Yeri Patotnem. (*).
Suda ada sejumlah tokoh yang bersedia mendaftarkan diri.
Ada figur dari luar partai ada juga dari internal partai sendiri. Namun masih ada yang ragu karena PDI Perjuangan lebih memilih figurnya sendiri ketimbang figur lain.
Dari sederet figur yang telah siap mendaftar, John Jokohael dari PDI Perjuangan sendiri juga akan mendaftar sebagai bakal calon wali kota Ambon.
Diam-diam, John Jokohael tersosialisasi di sejumlah tempat di kota Ambon dengan para pendukung dari berbagai komunitas, sejak pertengahan tahun 2015.
Insinyur perkapalan jebolan Unpatti ini sempat diminta para pendukungnya untuk mencalonkan diri sebagai walikota Ambon sejak awal tahun 2015 lalu. Walau berkali-kali mereka meminta ia belum memberikan jawaban, namun karena semakin banyak komunitas yang memintanya maju, maka akhirnya dia menerima permintaan itu.
Sejak dirinya setuju, John Jokohael telah mempersiapkan visi misinya. Sekarang visi misi yang disusun sudah selesai.
FIGUR LUAR PARTAI
Kekalahan PDI Perjuangan di sejumlah momen Pemilihan Kepala Daerah di Maluku, menurut beberapa pengamat lokal karena lebih banyak mengutamakan kader partai ketimbang melihat figur luar partai yang layak dijual.
Selama ini masih terkesan PDI-P lebih mengutamakan kader partainya ketimbang orang luar. Padahal ada kader luar partai yang memiliki peluang besar. Kemudian dalam mengukur kelebihan seorang kader jangan cuma melihat di internal partai saja tetapi harus di masyarakat luas.
“Jadi sebagai orang Maluku saya kira harus "Mawe" supaya bisa tahu figur mana yang dapat digadang ikut pertarungan. Mengapa saya harus bilang "Mawe" karena hasil mawe itu istilahnya sudah 99,9 persen diyakini, kecuali musibah atau maut sajalah yang menggagalkan itu," kata Yeri Patotnem.
Simpatisan PDI Perjuangan di Kota Ambon mengingatkan pimpinan PDI-P baik di tingakt PAC dan DPC Kota Ambon, untuk lebih jeli membaca peluang pasar, siapa figur internal PDI-P yang layak dijual pada Pilkada Kota Ambon 2017 mendatang. Hal ini mengingat, Pilkada Kota 2011 lalu dimana PDI-P sebagai partai penguasa di kota Ambon dan Provinsi Maluku, kecolongan karena Kota Ambon, PDI-P kalah telak dalam pertarungan Pilkada bergengsi itu.
Karena itu Pilkada Kota tahun 2017 yang akan datang dalam proses penjaringan bakal calon, PDI-P harus lebih banyak turun kebawah untuk mendengar aspirasi masyarakat, kira-kira figur siapakah yang pantas dijual pada Pilkada 2017 nanti sehingga PDI-P tidak kecolongan lagi seperti lima tahun kemarin.
“PDI-P harus membaca pasar baik-baik karena misalnya pak John Jokohael itu saya lihat sudah tersosialisasi di kalangan bawah dengan barbagai komuitas cukup bagus. Jadi PDI-P harus melihat peluang pasar. Jangan cuma lihat figur itu dari tataran atas saja tetapi tataran bawah itu penting. Pengalaman Pilkada kota lima tahun lalu itu sudah harus jadi petunjuk untuk PDI-P menentukan pilihan,” kata Yeri Patotnem. (*).