Produksi Padi di Maluku Meningkat
http://www.beritamalukuonline.com/2016/01/produksi-padi-di-maluku-meningkat.html
BERITA MALUKU. Pengembangan Produksi padi di Provinsi Maluku selama 2015 meningkat jika dibandingkan pada 2014, kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi setempat, Diana Padang.
"Program intensifikasi atau peningkatan produksi pada 2014 produksi padi hanya 4,4 ton/hektaer, meningkat menjadi 5,6 ton/hektare gabah kering giling pada 2015," katanya, di Ambon, Rabu (27/1/2016).
Dia mengatakan, daerah pengembangan yang cukup baik yakni Pulau Buru dan Seram Bagian Barat (SBB), disamping itu juga ada di Seram Bagian Timur dan Maluku Tengah yang juga menghasilkan 4 ton/hektare.
"Jadi di Maluku sesuai dengan hasil evaluasi Dinas Pertanian pengembangan produksi padi yang paling menonjol ada di Pulau Buru dan SBB," ujar Diana.
Terkait lahan, lanjutnya, di Pulau Buru tercatat ada 7.000 hektare lebih. Namun, yang baru ditanami hingga 2015 tercatat seluas 4.600 hektare, dan di SBB seluas 900 hektar.
Dia mengatakan, keberhasilan pengembangan produksi padi pada 2015 itu berkat kerjasama dengan pihak TNI, di mana selalu saja ada pengawalan dari Badan Pembina Desa (Babinsa).
Begitu pun, kerja keras dari petugas pembimbing lapangan (PPL), pengamat hama, pengawas benih dan dorongan semangat dari para petani di daerah.
"Jadi petani termotivasi dengan program tersebut sehingga hasil yang dicapai pada 2015 memuaskan," kata Diana.
Dia mengemukakan, kerjasama dengan pihak TNI itu melalui penandatangan memorandum Of Understanding (MOU) yang dilaksanakan pada awal Januari 2015 di Jakarta antara Menteri Pertanian dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Sedangkan, di Maluku ditindaklanjuti oleh Gubernur dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasdam) XVI/Pattimura, selanjutnya Bupati dan Dandim setempat.
"Program intensifikasi atau peningkatan produksi pada 2014 produksi padi hanya 4,4 ton/hektaer, meningkat menjadi 5,6 ton/hektare gabah kering giling pada 2015," katanya, di Ambon, Rabu (27/1/2016).
Dia mengatakan, daerah pengembangan yang cukup baik yakni Pulau Buru dan Seram Bagian Barat (SBB), disamping itu juga ada di Seram Bagian Timur dan Maluku Tengah yang juga menghasilkan 4 ton/hektare.
"Jadi di Maluku sesuai dengan hasil evaluasi Dinas Pertanian pengembangan produksi padi yang paling menonjol ada di Pulau Buru dan SBB," ujar Diana.
Terkait lahan, lanjutnya, di Pulau Buru tercatat ada 7.000 hektare lebih. Namun, yang baru ditanami hingga 2015 tercatat seluas 4.600 hektare, dan di SBB seluas 900 hektar.
Dia mengatakan, keberhasilan pengembangan produksi padi pada 2015 itu berkat kerjasama dengan pihak TNI, di mana selalu saja ada pengawalan dari Badan Pembina Desa (Babinsa).
Begitu pun, kerja keras dari petugas pembimbing lapangan (PPL), pengamat hama, pengawas benih dan dorongan semangat dari para petani di daerah.
"Jadi petani termotivasi dengan program tersebut sehingga hasil yang dicapai pada 2015 memuaskan," kata Diana.
Dia mengemukakan, kerjasama dengan pihak TNI itu melalui penandatangan memorandum Of Understanding (MOU) yang dilaksanakan pada awal Januari 2015 di Jakarta antara Menteri Pertanian dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Sedangkan, di Maluku ditindaklanjuti oleh Gubernur dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasdam) XVI/Pattimura, selanjutnya Bupati dan Dandim setempat.