Capaian Layanan Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan di Kota Ambon Masih Rendah
http://www.beritamalukuonline.com/2016/01/capaian-layanan-air-bersih-sanitasi-dan.html
BERITA MALUKU. Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff, mengakui capaian layanan air bersih, sanitasi dan kebersihan kota masih rendah atau dibawah angka nasional, yaitu air bersih 65,50 persen, sanitasi 51,22 persen dan kawasan kumuh 18,56 persen.
“Khusus kota Ambon, akses air minum capai 57,27 persen, sanitasi 74 persen dan 102,64 hektar perumahan kumuh,” ujar Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan staf ahli Roy Halatu, pada penutupan dan exit strategi program United States Agency Of Internasional Development (USAID) dan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASI) di kota Ambon, berlangsung di swiss bhel hotel, Kamis (28/01).
Dikatakan, untuk mendorong cakupan layanan air minum, sanitasi dan permukiman sebagaimana dijelaskan maka Pemerintah Daerah telah melaksanakan sejumlah kebijakan yang mendukung upaya percepatan pembangunan air minum dan sanitasi di Maluku.
Ditetapkan pula standar pelayanan minimal untuk target cakupan air minum, sanitasi dan kebersihan perkotaan serta pedoman penyusunan rencana aksi daerah percepatan pencapaian target millenium development goals.
“Pada tahun ini, memasuki tahap dua, kita semua dituntut untuk berupaya lebih keras lagi, karena target yang dicanangkan oleh pemerintah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, cukup fantastic, yakni 100-0-100, artinya 100 persen akses air minum, 0 persen kawasan permukiman kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Assagaff dalam rangka meningkatkan cakupan layanan air minum, sanitasi dan kebersihan perkotaan yang berkelanjutan, serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat Maluku dan Kabupaten/Kota, lebih khusus Kota Ambon dapat menjadi sehat, lebih produktif, sesuai target Millenium Development Goals (MDGs), maka pemerintah pusat bekerjsama dengan berbagai Negara donor melakukan, program dan pembiayaan dalam pelaksanaan kegiatan secara terpadu, efisien dan efektif, termasuk bantuan dari USAID dan IUWASH.
Menurutnya, program USAID-IUWASH merupakan program air bersih, sanitasi dan kebersihan perkotaan.
Program ini bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan layanan dan akses air minum dan sanitasi yang sudah berjalan di kota Ambon sejak tahun 2012 dan berakhir pada 2016.
Lanjut Assagaff, program IUWASH bekerjasama dengan pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota dengan titik berat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan dan akses air minum, sanitasi dan kebersihan kota dalam bentuk bantuan teknis, yang meliputi kegiatan peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan air dan sanitasi di kalangan masyarakat, pengembangan akses sanitasi berbasis masyarakat, membantu meningkaatkan kapasitas berbasis masyarakat, membantu meningkatakan kapasitas lembaga yang memberikan pelayanan air (PDAM) dan membantu penyusunan (SSK) strategis sanitasi kota/kabupaten.
Selain itu, IUWASH juga memberikan dukungan bagi penyelenggaraan tata kelola dan pendanaan, penyusunan road map dan banyak sekali kegiatan lainnya.
“Khusus kota Ambon, akses air minum capai 57,27 persen, sanitasi 74 persen dan 102,64 hektar perumahan kumuh,” ujar Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan staf ahli Roy Halatu, pada penutupan dan exit strategi program United States Agency Of Internasional Development (USAID) dan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASI) di kota Ambon, berlangsung di swiss bhel hotel, Kamis (28/01).
Dikatakan, untuk mendorong cakupan layanan air minum, sanitasi dan permukiman sebagaimana dijelaskan maka Pemerintah Daerah telah melaksanakan sejumlah kebijakan yang mendukung upaya percepatan pembangunan air minum dan sanitasi di Maluku.
Ditetapkan pula standar pelayanan minimal untuk target cakupan air minum, sanitasi dan kebersihan perkotaan serta pedoman penyusunan rencana aksi daerah percepatan pencapaian target millenium development goals.
“Pada tahun ini, memasuki tahap dua, kita semua dituntut untuk berupaya lebih keras lagi, karena target yang dicanangkan oleh pemerintah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, cukup fantastic, yakni 100-0-100, artinya 100 persen akses air minum, 0 persen kawasan permukiman kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Assagaff dalam rangka meningkatkan cakupan layanan air minum, sanitasi dan kebersihan perkotaan yang berkelanjutan, serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat Maluku dan Kabupaten/Kota, lebih khusus Kota Ambon dapat menjadi sehat, lebih produktif, sesuai target Millenium Development Goals (MDGs), maka pemerintah pusat bekerjsama dengan berbagai Negara donor melakukan, program dan pembiayaan dalam pelaksanaan kegiatan secara terpadu, efisien dan efektif, termasuk bantuan dari USAID dan IUWASH.
Menurutnya, program USAID-IUWASH merupakan program air bersih, sanitasi dan kebersihan perkotaan.
Program ini bertujuan untuk mendukung pemerintah daerah dalam meningkatkan layanan dan akses air minum dan sanitasi yang sudah berjalan di kota Ambon sejak tahun 2012 dan berakhir pada 2016.
Lanjut Assagaff, program IUWASH bekerjasama dengan pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota dengan titik berat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan dan akses air minum, sanitasi dan kebersihan kota dalam bentuk bantuan teknis, yang meliputi kegiatan peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan air dan sanitasi di kalangan masyarakat, pengembangan akses sanitasi berbasis masyarakat, membantu meningkaatkan kapasitas berbasis masyarakat, membantu meningkatakan kapasitas lembaga yang memberikan pelayanan air (PDAM) dan membantu penyusunan (SSK) strategis sanitasi kota/kabupaten.
Selain itu, IUWASH juga memberikan dukungan bagi penyelenggaraan tata kelola dan pendanaan, penyusunan road map dan banyak sekali kegiatan lainnya.