Pulau Buru, Dari Lumbung Padi Hingga Pariwisata
http://www.beritamalukuonline.com/2015/10/pulau-buru-dari-lumbung-padi-hingga.html
Oleh: Ahmad Bilal Tuhulele (Ketua DPD IMM Maluku)
TEPATNYA tanggal 12 Oktober 2015, Kabupaten Buru merayakan hari ulang tahun Kabupaten yang ke 16. Sebelum pemekaran hampir 41 tahun lamanya pulau Buru berada dalam naungan Kabupaten Maluku tengah.
Penerapan azas sentralisasi kekuasaan orde baru menyebabkan Pulau Buru kerap terisolir dalam proses pembangunan nusantara, namun angin segar Reformasi 98 membawa berkah positif bagi pulau Buru dengan ditetapkannya sebagai daerah otonom melalui UU Nomor 46 tahun 1999 tentang pembentukan propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Ditetapkannya Kabupaten Buru menjadi Kabupaten devinitive perlahan daerah ini mulai berbenah mengurus dan menata rumah tangganya sendiri, membuka akses dari keterisolasian yang selama ini terbelenggu oleh hegemoni kekuasaan rezim otoritarianisme.
Mendengar nama Pulau Buru, ada sebagian orang masih merinding bulu kuduk berdiri, karena disana, ribuan orang pernah dibuang dan disiksa, karena dituduh oleh rezim Orde Baru sebagai antek Partai Komunis Indonesia yang paling dimusuhi oleh rezim tersebut selama kekuasaannya.
Pulau yang dirimbuni pohon-pohon minyak kayu putih itu pula, seorang punggawa sastrawan bangsa, Pramoedya Ananta Toer dibuang karena ketajaman karya-karya sastranya dianggap dapat merobek kekuasaan Soeharto kala itu.
Para Tahanan Politik yang dibuang di Pulau Buru, berbaur dengan transmigrasi yang merupakan program pemerintah Soeharto saat itu.
Terakhir kali gelombang pembuangan massal para Tapol PKI yaitu tahun 1971.
Pulau Buru yang dahulu dikenal dengan stigma daerah pembuangan tahanan politik/Napol, sekarang telah berubah menjadi daerah Penyangga ekonomi kota Ambon juga Indonesia Timur.
Berpisah dari Kabupaten Maluku Tengah pada Oktober 1999, perubahan dan kemajuan pembangunan Pulau Buru cukup signifikans khususnya pada beberapa aspek kehidupan, terutama pada sektor pertanian tanaman pangan, produktivitas padi hibrida mencapai target 8 ton GKG per hektar.
Terjadi peningkatan Produksi 73,9 % dengan efisiensi luas tanam sebesar 0,73 hektar dengan target produksi padi sebesar 40.000 ton Gabah Kering Giling atau sebesar 35,08 % dari target Propinsi Maluku 114.029 ton GKG.
Khususnya didataran Waeapo memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya membangun sentra industri pertanian di propinsi Maluku dengan luas baku lahan sawah 7.058 Ha.
Kemajuan serupa juga ditandai dengan peningkatan populasi ternak sapi/kerbau.
Puncak dari kemajuan pembangunan pertanian tersebut dengan hadirnya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Pulau Buru tanggal 7 Mei 2015 beberapa waktu lalu dalam rangka melakukan pencanangan padi dan Peresmian Bendungan Way Leman.
Projek pembangunan Bendungan Way Leman yang baru diresmikan oleh Presiden, diperkirakan sanggup menghasilkan produksi pertanian Pulau Buru kontras mengalami peningkatan secara signifikan.
Padi dari 2.805 ton per tahun diperkirakan bisa mencapai 30.000 ton/tahun dan palawija dari 1.403 ton/tahun menjadi 5.000 ton/tahun.
Semua hasil pertanian ini pastinya untuk kebutuhan konsumsi lokal dan juga dipasarkan ke ibukota kabupaten dan kota Ambon.
Potensi sumber daya pertanian yang mumpuni telah siap menjadikan Kabupaten Buru sebagai daerah Industri beras di kawasan timur Indonesia.
Kabupaten Buru memiliki peluang menjadi salah satu penopang upaya swasembada beras Indonesia maka dukungan semua pihak terutama Presiden melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah propinsi Maluku, agar tetap sinergis dengan visi pembangunan pertanian pemerintah Kabupaten Buru sangat penting dalam membumikan Visi Nawacita Jokowi JK yakni mempercepat implementasi kedaulatan pangan.
Ada beberapa persoalan yang sering dihadapi kaum tani dataran pulau Buru, patut diperhatikan seperti peralatan mesin pertanian: mesin tanam (rice planter) dan mesin panen (combine harvester), status kepemilikan lahan di beberapa lokasi, hasil produksi beras tidak terserap oleh pasar hal ini mengurangi minat petani untuk melakukan pananaman padi.
Senada dengan keinginan Jokowi JK untuk menekankan pengendalian atas impor pangan, proteksi pertanian pangan, meningkatkan daya saing pertanian serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian maka sudah seharunya setiap problema yang dihadapi para petani dataran waeapo.
Kabupaten Buru patut mendapat perhatian serius pemerintahan kita saat ini.
Sejauh ini Kabupaten Buru lebih terkenal dengan julukan penghasil minyak kayu putih, lumbungan pangan nasional, dan daerah penghasil emas. Tapi ternyata di sektor pariwisata, daerah ini juga memiliki potensi besar yang masih tersimpan.
Keindahan danau Rana, Teluk Bara, Pantai Jikumerasa pesona air terjun Waetele, bendungan, potensi wisata pertanian di dataran Waeapo, wisata sejarah, wisata budaya dan masih banyak sumber wisata lain terbentang di alam pulau Buru.
Danau Rana berada tepat di pedalaman Pulau Buru sekitar 63 km dan berada pada ketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut.
Danau rana merupakan danau terbesar di Propinsi Maluku, berada dalam wilayah Kecamatan Fena Leisela sangat cocok bagi wasatawan yang suka berpetualang di alam bebas
Untuk mencapainya, tersedia dua jalur pilihan salah satu jalur perjalanan melalui jalur barat melalui Desa Wamlana, Kecamatan Fena Leisela, desa yang terletak ± 80 km dari pusat kota Namlea.
Disepanjang jalan juga melewati perkampungan masyarakat suku asli Pulau Buru. Danau Rana terkenal keramat bagi masyarakat sekitarnya. Airnya jernih dipenuhi dengan bunga teratai diatasnya, udaranya sejuk.
Anda bisa menikmati ketenangan Danau Rana dengan menggunakan perahu dengan pemandangan indah di ujung senja itu tampak awan berarak-arak, bergumpal-gumpal menggantung di kanopi langit di atas Danau Rana.
Kala bersampan di tengah danau ini, kita seolah merasa jangan-jangan kita ini sudah berada di beranda sorga yang sering digambarkan begitu indah tak terkirakan.
Bila anda ingin berkeliling Danau hanya dengan biaya 100 ribu masyarakat setempat siap mengantar anda berkeliling ke mana saja dengan waktu sepuasnya, anda bisa mengunjungi perkampungan warga yang mengelilingi danau ada dusun Wamamboli, Kaktuan, Erdafa, Warujawa, Waimite, Wagrahi, dan Waireman. Anda akan disambut dengan senyum ramah masyarakt Buru.
Letaknya yang strategis membelah pulau buru antara Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Buru. Setiap pengunjung yang kelokasi ini pasti akan terhibur dengan keunikannya.
Disamping keindahan danau, tidak jauh dari situ terdapat beberapa air terjun dan tradisi budaya asli masyarakat pulau buru yang masih terpelihara menambah cantiknya pemandangan para wisatawan domestik. Tidak kalah jauh dengan pesona danau rana.
Teluk Bara yang letaknya di Kecamatan Air Buaya, hamparan pasir putih Pantai Jikumerasa yang masih alamiah jaraknya kurang lebih 10 km dari pusat Kota Namlea didalam laut pantai ini juga tersimpan potensi wisata biota laut yang memukau hati para pengunjung yang datang ke pantai ini.
Sungguh besar karunia Allah SWT kepada Pulau Buru dengan limpahan hamparan kekayaan alam yang terbentang diatas paritas sumber daya alam yang dimiliki.
Sekarang tergantung keinginan rakyat dan para pengambil kebijakan (stake holder) di negeri Retemena Barasehe.
Jika potensi pariwisata yang berlimpah ini mau digarap dalam plot rencana pembangunan daerah maka bukan tidak mungkin kabupaten yang dipimpin oleh sosok fenomenal, Ramli Umasugi akan terus berkembang pesat menuju kemakmuran rakyat Bupolo dengan menjadikan pariwisata sebagai icon pembangunan daerah ditengah peradaban Ekonomi pasar bebas Asean yang akan bergulir akhir Desember nanti.
Dewasa ini pembangunan sektor pariwisata sangat berkembang pesat dari tahun ke tahun, arus wisatawan mancanegara ke Indonesia terus meningkat pada tahun 2005. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 5.002.00 orang pada tahun 2007 terjadi kenaikan jumlah kunjungan 5.505.759.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia selama Januari-September 2014 mencapai 6,95 juta atau naik 8,31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 6,41 juta turis.
Sepanjang tahun ini pemerintah menargetkan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia sebanyak 9,4 atau 10 juta orang.
Perkembangan ini semakin menunjukan potensi sektor pariwisata bersama ekonomi kreatif sebagai sektor ekonomi strategis dalam pentas perekonomian nasional ke depan.
Menengok perkembangan pariwisata ditataran dunia selama dekade terahir mengalami peningkatan, meskipun perkembangan ekonomi dunia menghadapi ketidak pastian.
Berdasarkan laporan Word Tourism Organization (WTO), pada 1970 jumlah wisatawan dunia tercatat sebanyak 172 juta dan sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 284 juta orang. Kemudian pada 1990 telah mencapai 443 juta orang.
WTO juga menyebutkan telah terjadi lonjakan jumlah wisatawan dunia yang tinggi memasuki millenium baru. Tercatat 699 juta penduduk dunia melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia pada 2000 dan pada 2004 melonjak menjadi 763 juta orang.
2010 bisa mencapai angka 1.018 juta orang dengan pengeluaran sebesar US$1.5 Trilyun dan pada 2020 diperkirakan sebanyak 1,6 miliar orang dengan pengeluaran sebesar US$ 2 Trilyun.
Selain berharap pada kunjungan turis asing, industri pariwisata nasional juga bergerak karena kontribusi kunjungan turis nusantara.
Andil wisatawan domestik ini jangan dianggap sepele. Data Kementerian Pariwisata menunjukkan, pada 2014 perjalanan wisatawan nusantara mencapai 251,2 juta perjalanan dengan total pengeluaran hingga Rp213,9 triliun.
Kondisi ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya, dimana pengeluaran turis lokal hanya Rp176,3 triliun.
Pembangunan pariwisata sangat mengandalkan adanya keunikan, kekhasan, kelokalan dan keaslian alam dan budaya yang tumbuh dalam masyarakat. Hal ini merupakan kerangka dasar konsepsi kepariwisataan yang kemudian berkembang menjadi sukma pariwisata nasional.
Konsepsi tersebut dibangun dari konsep kehidupan bangsa Indonesia yang tertuang dalam falsafah pembangunan kepariwisataan Indonesia dan mengutamakan adanya keseimbangan.
Dari tempat ini penulis ingin mengucapkan dirgahayu Ulang tahun Kabupaten Buru ke 16.
(Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Unpatti)
TEPATNYA tanggal 12 Oktober 2015, Kabupaten Buru merayakan hari ulang tahun Kabupaten yang ke 16. Sebelum pemekaran hampir 41 tahun lamanya pulau Buru berada dalam naungan Kabupaten Maluku tengah.
Penerapan azas sentralisasi kekuasaan orde baru menyebabkan Pulau Buru kerap terisolir dalam proses pembangunan nusantara, namun angin segar Reformasi 98 membawa berkah positif bagi pulau Buru dengan ditetapkannya sebagai daerah otonom melalui UU Nomor 46 tahun 1999 tentang pembentukan propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Ditetapkannya Kabupaten Buru menjadi Kabupaten devinitive perlahan daerah ini mulai berbenah mengurus dan menata rumah tangganya sendiri, membuka akses dari keterisolasian yang selama ini terbelenggu oleh hegemoni kekuasaan rezim otoritarianisme.
Mendengar nama Pulau Buru, ada sebagian orang masih merinding bulu kuduk berdiri, karena disana, ribuan orang pernah dibuang dan disiksa, karena dituduh oleh rezim Orde Baru sebagai antek Partai Komunis Indonesia yang paling dimusuhi oleh rezim tersebut selama kekuasaannya.
Pulau yang dirimbuni pohon-pohon minyak kayu putih itu pula, seorang punggawa sastrawan bangsa, Pramoedya Ananta Toer dibuang karena ketajaman karya-karya sastranya dianggap dapat merobek kekuasaan Soeharto kala itu.
Para Tahanan Politik yang dibuang di Pulau Buru, berbaur dengan transmigrasi yang merupakan program pemerintah Soeharto saat itu.
Terakhir kali gelombang pembuangan massal para Tapol PKI yaitu tahun 1971.
Pulau Buru yang dahulu dikenal dengan stigma daerah pembuangan tahanan politik/Napol, sekarang telah berubah menjadi daerah Penyangga ekonomi kota Ambon juga Indonesia Timur.
Berpisah dari Kabupaten Maluku Tengah pada Oktober 1999, perubahan dan kemajuan pembangunan Pulau Buru cukup signifikans khususnya pada beberapa aspek kehidupan, terutama pada sektor pertanian tanaman pangan, produktivitas padi hibrida mencapai target 8 ton GKG per hektar.
Terjadi peningkatan Produksi 73,9 % dengan efisiensi luas tanam sebesar 0,73 hektar dengan target produksi padi sebesar 40.000 ton Gabah Kering Giling atau sebesar 35,08 % dari target Propinsi Maluku 114.029 ton GKG.
Khususnya didataran Waeapo memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya membangun sentra industri pertanian di propinsi Maluku dengan luas baku lahan sawah 7.058 Ha.
Kemajuan serupa juga ditandai dengan peningkatan populasi ternak sapi/kerbau.
Puncak dari kemajuan pembangunan pertanian tersebut dengan hadirnya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Pulau Buru tanggal 7 Mei 2015 beberapa waktu lalu dalam rangka melakukan pencanangan padi dan Peresmian Bendungan Way Leman.
Projek pembangunan Bendungan Way Leman yang baru diresmikan oleh Presiden, diperkirakan sanggup menghasilkan produksi pertanian Pulau Buru kontras mengalami peningkatan secara signifikan.
Padi dari 2.805 ton per tahun diperkirakan bisa mencapai 30.000 ton/tahun dan palawija dari 1.403 ton/tahun menjadi 5.000 ton/tahun.
Semua hasil pertanian ini pastinya untuk kebutuhan konsumsi lokal dan juga dipasarkan ke ibukota kabupaten dan kota Ambon.
Potensi sumber daya pertanian yang mumpuni telah siap menjadikan Kabupaten Buru sebagai daerah Industri beras di kawasan timur Indonesia.
Kabupaten Buru memiliki peluang menjadi salah satu penopang upaya swasembada beras Indonesia maka dukungan semua pihak terutama Presiden melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah propinsi Maluku, agar tetap sinergis dengan visi pembangunan pertanian pemerintah Kabupaten Buru sangat penting dalam membumikan Visi Nawacita Jokowi JK yakni mempercepat implementasi kedaulatan pangan.
Ada beberapa persoalan yang sering dihadapi kaum tani dataran pulau Buru, patut diperhatikan seperti peralatan mesin pertanian: mesin tanam (rice planter) dan mesin panen (combine harvester), status kepemilikan lahan di beberapa lokasi, hasil produksi beras tidak terserap oleh pasar hal ini mengurangi minat petani untuk melakukan pananaman padi.
Senada dengan keinginan Jokowi JK untuk menekankan pengendalian atas impor pangan, proteksi pertanian pangan, meningkatkan daya saing pertanian serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian maka sudah seharunya setiap problema yang dihadapi para petani dataran waeapo.
Kabupaten Buru patut mendapat perhatian serius pemerintahan kita saat ini.
Sejauh ini Kabupaten Buru lebih terkenal dengan julukan penghasil minyak kayu putih, lumbungan pangan nasional, dan daerah penghasil emas. Tapi ternyata di sektor pariwisata, daerah ini juga memiliki potensi besar yang masih tersimpan.
Keindahan danau Rana, Teluk Bara, Pantai Jikumerasa pesona air terjun Waetele, bendungan, potensi wisata pertanian di dataran Waeapo, wisata sejarah, wisata budaya dan masih banyak sumber wisata lain terbentang di alam pulau Buru.
Danau Rana berada tepat di pedalaman Pulau Buru sekitar 63 km dan berada pada ketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut.
Danau rana merupakan danau terbesar di Propinsi Maluku, berada dalam wilayah Kecamatan Fena Leisela sangat cocok bagi wasatawan yang suka berpetualang di alam bebas
Untuk mencapainya, tersedia dua jalur pilihan salah satu jalur perjalanan melalui jalur barat melalui Desa Wamlana, Kecamatan Fena Leisela, desa yang terletak ± 80 km dari pusat kota Namlea.
Disepanjang jalan juga melewati perkampungan masyarakat suku asli Pulau Buru. Danau Rana terkenal keramat bagi masyarakat sekitarnya. Airnya jernih dipenuhi dengan bunga teratai diatasnya, udaranya sejuk.
Anda bisa menikmati ketenangan Danau Rana dengan menggunakan perahu dengan pemandangan indah di ujung senja itu tampak awan berarak-arak, bergumpal-gumpal menggantung di kanopi langit di atas Danau Rana.
Kala bersampan di tengah danau ini, kita seolah merasa jangan-jangan kita ini sudah berada di beranda sorga yang sering digambarkan begitu indah tak terkirakan.
Bila anda ingin berkeliling Danau hanya dengan biaya 100 ribu masyarakat setempat siap mengantar anda berkeliling ke mana saja dengan waktu sepuasnya, anda bisa mengunjungi perkampungan warga yang mengelilingi danau ada dusun Wamamboli, Kaktuan, Erdafa, Warujawa, Waimite, Wagrahi, dan Waireman. Anda akan disambut dengan senyum ramah masyarakt Buru.
Letaknya yang strategis membelah pulau buru antara Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Buru. Setiap pengunjung yang kelokasi ini pasti akan terhibur dengan keunikannya.
Disamping keindahan danau, tidak jauh dari situ terdapat beberapa air terjun dan tradisi budaya asli masyarakat pulau buru yang masih terpelihara menambah cantiknya pemandangan para wisatawan domestik. Tidak kalah jauh dengan pesona danau rana.
Teluk Bara yang letaknya di Kecamatan Air Buaya, hamparan pasir putih Pantai Jikumerasa yang masih alamiah jaraknya kurang lebih 10 km dari pusat Kota Namlea didalam laut pantai ini juga tersimpan potensi wisata biota laut yang memukau hati para pengunjung yang datang ke pantai ini.
Sungguh besar karunia Allah SWT kepada Pulau Buru dengan limpahan hamparan kekayaan alam yang terbentang diatas paritas sumber daya alam yang dimiliki.
Sekarang tergantung keinginan rakyat dan para pengambil kebijakan (stake holder) di negeri Retemena Barasehe.
Jika potensi pariwisata yang berlimpah ini mau digarap dalam plot rencana pembangunan daerah maka bukan tidak mungkin kabupaten yang dipimpin oleh sosok fenomenal, Ramli Umasugi akan terus berkembang pesat menuju kemakmuran rakyat Bupolo dengan menjadikan pariwisata sebagai icon pembangunan daerah ditengah peradaban Ekonomi pasar bebas Asean yang akan bergulir akhir Desember nanti.
Dewasa ini pembangunan sektor pariwisata sangat berkembang pesat dari tahun ke tahun, arus wisatawan mancanegara ke Indonesia terus meningkat pada tahun 2005. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 5.002.00 orang pada tahun 2007 terjadi kenaikan jumlah kunjungan 5.505.759.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia selama Januari-September 2014 mencapai 6,95 juta atau naik 8,31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 6,41 juta turis.
Sepanjang tahun ini pemerintah menargetkan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia sebanyak 9,4 atau 10 juta orang.
Perkembangan ini semakin menunjukan potensi sektor pariwisata bersama ekonomi kreatif sebagai sektor ekonomi strategis dalam pentas perekonomian nasional ke depan.
Menengok perkembangan pariwisata ditataran dunia selama dekade terahir mengalami peningkatan, meskipun perkembangan ekonomi dunia menghadapi ketidak pastian.
Berdasarkan laporan Word Tourism Organization (WTO), pada 1970 jumlah wisatawan dunia tercatat sebanyak 172 juta dan sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 284 juta orang. Kemudian pada 1990 telah mencapai 443 juta orang.
WTO juga menyebutkan telah terjadi lonjakan jumlah wisatawan dunia yang tinggi memasuki millenium baru. Tercatat 699 juta penduduk dunia melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia pada 2000 dan pada 2004 melonjak menjadi 763 juta orang.
2010 bisa mencapai angka 1.018 juta orang dengan pengeluaran sebesar US$1.5 Trilyun dan pada 2020 diperkirakan sebanyak 1,6 miliar orang dengan pengeluaran sebesar US$ 2 Trilyun.
Selain berharap pada kunjungan turis asing, industri pariwisata nasional juga bergerak karena kontribusi kunjungan turis nusantara.
Andil wisatawan domestik ini jangan dianggap sepele. Data Kementerian Pariwisata menunjukkan, pada 2014 perjalanan wisatawan nusantara mencapai 251,2 juta perjalanan dengan total pengeluaran hingga Rp213,9 triliun.
Kondisi ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya, dimana pengeluaran turis lokal hanya Rp176,3 triliun.
Pembangunan pariwisata sangat mengandalkan adanya keunikan, kekhasan, kelokalan dan keaslian alam dan budaya yang tumbuh dalam masyarakat. Hal ini merupakan kerangka dasar konsepsi kepariwisataan yang kemudian berkembang menjadi sukma pariwisata nasional.
Konsepsi tersebut dibangun dari konsep kehidupan bangsa Indonesia yang tertuang dalam falsafah pembangunan kepariwisataan Indonesia dan mengutamakan adanya keseimbangan.
Dari tempat ini penulis ingin mengucapkan dirgahayu Ulang tahun Kabupaten Buru ke 16.
(Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Unpatti)