Antisipasi Kebakaran Hutan, Pemkot Ambon Siagakan Petugas Damkar
http://www.beritamalukuonline.com/2015/10/antisipasi-kebakaran-hutan-pemkot-ambon.html
BERITA MALUKU. Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menyiagakan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk mengantisipasi kebakaran lahan di wilayah Pulau Ambon yang berdampak pada timbulnya kabut asap.
"Pasukan damkar telah diinstruksikan 1x24 jam siaga untuk mengantisipasi kebakaran lahan bukan saja di wilayah kota Ambon, tetapi sampai ke perbatasan kabupaten Maluku Tengah," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy di Ambon, Senin (19/10/2015).
Menurut Wali Kota, koordinasi terus dilakukan dengan provinsi Maluku untuk antisipasi kebakaran lahan maupun penanganan kabut asap.
"Jika terjadi kebakaran di wilayah perbatasan kota Ambon yang masih bisa dijangkau akan dilakukan (pemadaman) walaupun itu bukan wilayah otoritas saya," paparnya.
Wali Kota memberi contoh beberapa daerah yang akan dibantu penanganannya adalah kawasan Waitatiri yang masuk wilayah kabupaten Maluku Tengah maupun perbatasan desa Laha dan Hatu.
"Sepanjang bisa dijangkau kendaraan, pasukan damkar siap untuk melakukan pemadaman," katanya.
Richard mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat guna mengantisipasi musim kemarau yang berdampak pada kekeringan dan kebakaran hutan maupun lahan milik masyarakat.
"Sosialisasi terus dilakukan baik dalam kegiatan 'blusukan' dan sosialisasi secara langsung di masyarakat atau juga melalui sarana komunikasi media masa," katanya.
Diakuinya, kota Ambon dalam lima hari terakhir mengalami perubahan cuaca dengan timbulnya kabut asap dari kebakaran hutan di sejumlah daerah baik di Maluku maupun Papua bagian selatan yakni Kabupaten Merauke dan Mappi.
Laporan asap akibat kebakaran hutan antara lain di Kabupaten Maluku Tengah, Seram Timur dan Seram Utara yakni Permukiman (KAT) Huaulu.
Kebakaran hutan itu luasnya diperkirakan mencapai puluhan ribu hektare.
Sumber lainnya dari Kabupaten Aru yang disebabkan pengaruh angin yang dianalisis bersumber dari kebakaran hutan di Australia.
Selain itu wilayah kota Ambon juga berdekatan dengan Papua Selatan.
"Hal ini mengakibatkan akumulasi asap cukup signifikan di wilayah Ambon dan sekitarnya, karena itu kami terus melakukan sosialisasi dan langkah pencegahan," ujarnya.
Ia menjelaskan, kabut asap yang terjadi di Ambon berdampak pada aktifitas pemerintahan, pendidikan dan perekonomian.
"Pengaruh asap di Ambon otomatis juga berdampak di seluruh provinsi Maluku, karena pusat pemerintahan, perekonomian serta jasa perdagangan ada di Ambon, karena itu saya himbau masyarakat di wilayah pinggiran kota Ambon untuk lebih berhati-hati dengan aktifitas yang berdampak pada timbulnya kebakaran," tandasnya.
Richard berharap, langkah pencegahan dan penanggulangan juga dilakukan kabupaten lainnya di Maluku, terutama kabupaten yang mengalami bencana kebakaran.
"Saya berharap jangan hanya kota Ambon yang melakukan langkah pencegahan tetapi kabupaten yang langsung terkait sumber bencana, itu yang harus lebih maksimal dalam lakukan pencegahan," katanya. (ant/bm 01)
"Pasukan damkar telah diinstruksikan 1x24 jam siaga untuk mengantisipasi kebakaran lahan bukan saja di wilayah kota Ambon, tetapi sampai ke perbatasan kabupaten Maluku Tengah," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy di Ambon, Senin (19/10/2015).
Menurut Wali Kota, koordinasi terus dilakukan dengan provinsi Maluku untuk antisipasi kebakaran lahan maupun penanganan kabut asap.
"Jika terjadi kebakaran di wilayah perbatasan kota Ambon yang masih bisa dijangkau akan dilakukan (pemadaman) walaupun itu bukan wilayah otoritas saya," paparnya.
Wali Kota memberi contoh beberapa daerah yang akan dibantu penanganannya adalah kawasan Waitatiri yang masuk wilayah kabupaten Maluku Tengah maupun perbatasan desa Laha dan Hatu.
"Sepanjang bisa dijangkau kendaraan, pasukan damkar siap untuk melakukan pemadaman," katanya.
Richard mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat guna mengantisipasi musim kemarau yang berdampak pada kekeringan dan kebakaran hutan maupun lahan milik masyarakat.
"Sosialisasi terus dilakukan baik dalam kegiatan 'blusukan' dan sosialisasi secara langsung di masyarakat atau juga melalui sarana komunikasi media masa," katanya.
Diakuinya, kota Ambon dalam lima hari terakhir mengalami perubahan cuaca dengan timbulnya kabut asap dari kebakaran hutan di sejumlah daerah baik di Maluku maupun Papua bagian selatan yakni Kabupaten Merauke dan Mappi.
Laporan asap akibat kebakaran hutan antara lain di Kabupaten Maluku Tengah, Seram Timur dan Seram Utara yakni Permukiman (KAT) Huaulu.
Kebakaran hutan itu luasnya diperkirakan mencapai puluhan ribu hektare.
Sumber lainnya dari Kabupaten Aru yang disebabkan pengaruh angin yang dianalisis bersumber dari kebakaran hutan di Australia.
Selain itu wilayah kota Ambon juga berdekatan dengan Papua Selatan.
"Hal ini mengakibatkan akumulasi asap cukup signifikan di wilayah Ambon dan sekitarnya, karena itu kami terus melakukan sosialisasi dan langkah pencegahan," ujarnya.
Ia menjelaskan, kabut asap yang terjadi di Ambon berdampak pada aktifitas pemerintahan, pendidikan dan perekonomian.
"Pengaruh asap di Ambon otomatis juga berdampak di seluruh provinsi Maluku, karena pusat pemerintahan, perekonomian serta jasa perdagangan ada di Ambon, karena itu saya himbau masyarakat di wilayah pinggiran kota Ambon untuk lebih berhati-hati dengan aktifitas yang berdampak pada timbulnya kebakaran," tandasnya.
Richard berharap, langkah pencegahan dan penanggulangan juga dilakukan kabupaten lainnya di Maluku, terutama kabupaten yang mengalami bencana kebakaran.
"Saya berharap jangan hanya kota Ambon yang melakukan langkah pencegahan tetapi kabupaten yang langsung terkait sumber bencana, itu yang harus lebih maksimal dalam lakukan pencegahan," katanya. (ant/bm 01)