Warga Tidore Kepulauan Krisis Air Bersih

BERITA MALUKU. Warga daerah ketinggian di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, mengalami krisis air bersih, menyusul musim kemarau panjang yang terjadi wilayah tersebut.

"Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia dan berlangsung lebih dari empat bulan, dampaknya sudah terasa di sebagian besar Kota Tidore Kepulauan ," kata Wali Kota setempat, Ahmad Mahifa di Ternate, Rabu (16/9/2015).

Apalagi, masyarakat yang permukimannya di wilayah ketinggian seperti Gurabunga, Topo, Kalaodi, Afa-afa dan Jaya.

Akibatnya, masyarakat di permukiman tinggi yang mengalami kekurangan air bersih, terpaksa mengandalkan operasional mobil tanki.

"Kami juga mengimbau warga agar mewaspadai musim kemaruan yang rawan penularan penyakit infeksi saluran pernapasan akibat debu, diare dan penyakit lainnya yang disebabkan udara kotor," katanya.

Karena itu, Wali Kota telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat melalui para Lurah dan Kepala Desa serta para Imam dan Syara untuk mengkoordinir warganya guna melaksanakan Sholat Sunat Istisqa untuk meminta turun hujan.

Wali Kota Achmad Mahifa melalui surat nomor 451.11/910/01/2015 tertanggal 14 September 2015 mengimbau dilaksanakannya Sholat Istisqa dan meminta warga untuk memohon hujan, baik hanya dengan membaca doa, menambahkan doa Istisqa pada waktu Khutbah Jum�at maupun melaksanakan Shalat Istisqa dua rakaat yang disertai dengan dua khutbah di lapangan terbuka atau Masjid.

Sedangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore Kepulauan sejak Agustus 2015 telah melakukan pelayanan suplai air bersih di sejumlah wilayah berbeda di Kota Tidore Kepulauan.

Bahkan, Wali Kota telah meminta BPBD setempat menyalurkan bantuan suplai air bersih di Desa Akekolano, Kecamatan Oba Utara, Kelurahan Topo, Topo tiga, Tambula dan Folarora Kecamatan Tidore serta Kelurahan Dowora dan Mafututu Kecamatan Tidore Timur.

Dia meminta, masyarakat yang membutuhkan suplai air bersih akibat dari kemarau panjang ini dapat langsung menghubungi kantor BPBD atau menghubungi langsung Kepala Badan maupun Sekretarisnya, baik secara tertulis maupun lisan, pasti akan dilayani. (Ant/bm 01)