Umat Muslim Ambon Ini Siapkan 10 Kamar Gratis Bagi Peserta Pesparawi
http://www.beritamalukuonline.com/2015/09/umat-muslim-ambon-ini-siapkan-10-kamar.html
BERITA MALUKU. Umat Muslim di kota Ambon, Maluku turut berpartisipasi mensukseskan penyelenggaraan Pesparawi Tingkat Nasional ke XI yang akan berlangsung 2 hingga 12 Oktober 2015, dengan menyediakan pemukiman bagi para peserta.
Salah satu warga muslim kota Ambon, Ayu Hasanussy kepada media ini, Sabtu (26/9/2015) mengaku, dirinya menyediakan 10 kamar gratis bagi para peserta Pesparawi.
"Memang benar, saya menyediakan 10 kamar gratis bagi peserta Pesparawi," sebut Hasanussy sambil memperlihatkan bilik-bilik kamarnya kepada awak media ini.
Bangunan yang berdiri 5 lantai di jalan Kenanga, No 4 RT 03/ RW 01 Ambon (belakang jalan AY Patty) milik Hasanussy itu juga dijadikan sebagai kantor DPD Partai Hanura Maluku.
"Kebetulan saya ini ketua DPD, tapi tak masalah karena kantornya ada di lantai 2 sedangkan kamar-kamar yang saya sediakan itu ada di lantai 3 dan 4, sehingga tidak mengganggu aktivitas kantor," jelas Hasanussy yang juga menjabat Ketua Badan Kehormatan DPRD Maluku.
Masing-masing kamar yang disediakan Hasanussy itu bisa dihuni sebanyak 2 orang, dilengkapi tempat tidur spring bad.
Gedung hunian yang disiapkan Hasanussy itu juga memiliki fasilitas rumah kopi yang berada di lantai 1. Namanya "Balabu," rumah kopi yang tidak asing lagi bagi warga di Kota ini.
Menurut Hasanussy, bahwa sebagai warga kota Ambon, dirinya sangat mendukung program pemerintah daerah terutama dalam mensukseskan kegiatan keagamaan di daerah ini.
"Ini program pemerintah, sehingga kita sebagai warga yang baik wajib untuk mendukungnya lewat partisipasi seperti ini," sebutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Harian Pesparawi tingkat nasional, Poly Kastanja juga mengakui, bahwa ada sebanyak 41 persen peserta yang akan ditampung di rumah masyarakat Kristen maupun kawasan pemukiman masyarakat beragama Islam.
"Rumah basudara Islam di Ambon juga akan digunakan untuk menampung peserta, karena titik berat kita untuk menjaga persaudaraan," ujarnya.
Diakuinya, dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan serta keragaman agama di Maluku maka sebagian peserta akan tinggal di rumah komunitas Islam.
"Kita ingin buktikan persaudaraan yang rukun. Kalau pada MTQ Nasional pada 2012 ada kafilah yang tinggal di komunitas Kristen, saya kira kali ini kita juga ingin buktikan hal yang sama agar mereka tahu apa yang ingin kita capai, Pemprov Maluku, lanjutnya, ingin menjadikan Maluku sebagai pusat laboratrorium kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Jadi kalau ada orang yang mau belajar kerukunan umat beragama, belajar di Maluku. Kita pun ingin menjadikan Maluku pusat pendidikan multi kultural," tandas Polly Kastanya. (Bm 01)
Salah satu warga muslim kota Ambon, Ayu Hasanussy kepada media ini, Sabtu (26/9/2015) mengaku, dirinya menyediakan 10 kamar gratis bagi para peserta Pesparawi.
"Memang benar, saya menyediakan 10 kamar gratis bagi peserta Pesparawi," sebut Hasanussy sambil memperlihatkan bilik-bilik kamarnya kepada awak media ini.
Bangunan yang berdiri 5 lantai di jalan Kenanga, No 4 RT 03/ RW 01 Ambon (belakang jalan AY Patty) milik Hasanussy itu juga dijadikan sebagai kantor DPD Partai Hanura Maluku.
"Kebetulan saya ini ketua DPD, tapi tak masalah karena kantornya ada di lantai 2 sedangkan kamar-kamar yang saya sediakan itu ada di lantai 3 dan 4, sehingga tidak mengganggu aktivitas kantor," jelas Hasanussy yang juga menjabat Ketua Badan Kehormatan DPRD Maluku.
Masing-masing kamar yang disediakan Hasanussy itu bisa dihuni sebanyak 2 orang, dilengkapi tempat tidur spring bad.
Gedung hunian yang disiapkan Hasanussy itu juga memiliki fasilitas rumah kopi yang berada di lantai 1. Namanya "Balabu," rumah kopi yang tidak asing lagi bagi warga di Kota ini.
Menurut Hasanussy, bahwa sebagai warga kota Ambon, dirinya sangat mendukung program pemerintah daerah terutama dalam mensukseskan kegiatan keagamaan di daerah ini.
"Ini program pemerintah, sehingga kita sebagai warga yang baik wajib untuk mendukungnya lewat partisipasi seperti ini," sebutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Harian Pesparawi tingkat nasional, Poly Kastanja juga mengakui, bahwa ada sebanyak 41 persen peserta yang akan ditampung di rumah masyarakat Kristen maupun kawasan pemukiman masyarakat beragama Islam.
"Rumah basudara Islam di Ambon juga akan digunakan untuk menampung peserta, karena titik berat kita untuk menjaga persaudaraan," ujarnya.
Diakuinya, dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan serta keragaman agama di Maluku maka sebagian peserta akan tinggal di rumah komunitas Islam.
"Kita ingin buktikan persaudaraan yang rukun. Kalau pada MTQ Nasional pada 2012 ada kafilah yang tinggal di komunitas Kristen, saya kira kali ini kita juga ingin buktikan hal yang sama agar mereka tahu apa yang ingin kita capai, Pemprov Maluku, lanjutnya, ingin menjadikan Maluku sebagai pusat laboratrorium kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Jadi kalau ada orang yang mau belajar kerukunan umat beragama, belajar di Maluku. Kita pun ingin menjadikan Maluku pusat pendidikan multi kultural," tandas Polly Kastanya. (Bm 01)