Kain Tenun Ikat Tanimbar Tampil di Pameran Internasional
http://www.beritamalukuonline.com/2015/09/kain-tenun-ikat-tanimbar-tampil-di.html
BERITA MALUKU. Kain tenun ikat khas masyarakat Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat tampil dalam pameran pariwisata Internasional di Moskow, Rusia pada 16-19 September 2015 dan berhasil menarik perhatian para duta besar serta sejumlah desainer mancanegara.
"Tenun ikat Tanimbar sekarang sudah masuk trand dunia dan saya baru mengantarkan Ny. Everarda Belay, seorang penenun ikat asal Desa Oililit, Kabupaten MTB ke Moskouw selama tiga hari," kata pemerhati budaya dan seni Maluku, Dharma Oratmangun di Ambon, Selasa (29/9/2015).
Menurut Dharma, peragaan menenun oleh Everarda sebagai perwakilan dari delegasi Indonesia untuk memperkenalkan produk tenun ikat ke tingkat dunia dan berbagai desainnya di kancah Internasional mendapatkan perhatian para duta besar di Moskow.
Selain tampil pada acara pameran pariwisata Internasional. peragaan memintal ini juga dilakukan dalam acara jamuan minum kopi pagi para isteri duta besar yang berlangsung di Wisma Negara KBRI.
Everarda juga menampilkan tenun Tanimbar pada saat peringatan ke - 65 tahun persahabatan Indonesia - Rusia yang diselenggarakan di Forsisien Internasional Hotel di depan Lapangan Merah istana Kremlin.
"Di situ juga mendapat tanggapan dari para desainer Internaisonal dan juga para pembeli yang melirik untuk bagaimana melihat peluang tenun ikat Tanimbar itu dapat dijadikan salah satu pengembangan mode di Eropa," kata Dharma yang juga anggota DPRD Maluku dari F-Partai Golkar ini.
Sehingga peluang pasar itu akan dimanfaatkan dengan membina para penenun dalam konteks peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan ekonomi kreatif yang berbasis pada nilai-nilai seni budaya Tanimbar.
Yang paling penting intensitas produksi harus ditingkatkan, kemudian mengimbau Pemkab MTB dan Pemprov Maluku memperhatikan secara intensif pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis nilai-nilai seni dan budaya karena ini juga sudah menjadi penekanan pemerintah Indonesia.
Oleh karenanya wajib hukumnya Pemprov Maluku dan Pemkab MTB memberikan perhatian serius terhadap ketrampilan tenun ikat yang merupakan salah satu warisan budaya bangsa.
"Saya mengambil terobosan-terobosan ini berdasarkan jaringan yang dimiliki selama ini dan kapasitas mengantar ini selaku pribadi semata dan tidak menggunakan anggaran daerah, kemudian ini bukan baru satu kali karena 2014 juga ke Moskow," tandasnya.
Dharma juga mengaku memiliki jaringan network di Amerika Serikat untuk rencana pameran di sana, termasuk festival musik tingkat dunia pun, selalu menampilkan produk-produk tenun ikat yang dipakai artis-artis Indonesia, dan membuat fashion shouw dijadwalkan di Paris (Perancis).
"Jadi kita selalu kerja, baik dalam kapasitas sebagai wakil rakyat, enterteiner, maupun seorang pecinta seni dan bidaya karena memiliki jaringan di level Internasional," katanya.
Motiv khas tenun ikat Tanimbar macam-macam seperti taes matan, taes wangem, serta taes ulerati dan yang spesifik adalah motif ikatannya itu mempunyai spesfikasi arti strata sosial dan hubungan kekerabatannya.
Dharma juga membina para pengrajin itu untuk melihat perkembangan pasar, jadi pelajari musim panas maka warna dari versase atau dolce gabana yang merupakan warna Internasional, bila ingin memasuki pasaran Eropa Barat, Eropa Timur, atau Amerika.
Kemudian melatih para para pengrajin karena ini sudah masuk pada industri jadi ada yang produksi kain adat, tetapi juga produksi tata busana yang mengikuti perkembangan mode.
"Saya punya teman desainer kelas dunia di Paris, Roma, dan Rusia lalu kita kirim bahannya," jelas Dharma.
Saat ini jumlah pengrajin tenun ikat sangat banyak. Namun, belum terkoordinasi dengan baik seperti Oililit, Namtabung di Selaru, Tumbur dan Lorulung, serta Tanimbar Utara. (ant/bm 01)
"Tenun ikat Tanimbar sekarang sudah masuk trand dunia dan saya baru mengantarkan Ny. Everarda Belay, seorang penenun ikat asal Desa Oililit, Kabupaten MTB ke Moskouw selama tiga hari," kata pemerhati budaya dan seni Maluku, Dharma Oratmangun di Ambon, Selasa (29/9/2015).
Menurut Dharma, peragaan menenun oleh Everarda sebagai perwakilan dari delegasi Indonesia untuk memperkenalkan produk tenun ikat ke tingkat dunia dan berbagai desainnya di kancah Internasional mendapatkan perhatian para duta besar di Moskow.
Selain tampil pada acara pameran pariwisata Internasional. peragaan memintal ini juga dilakukan dalam acara jamuan minum kopi pagi para isteri duta besar yang berlangsung di Wisma Negara KBRI.
Everarda juga menampilkan tenun Tanimbar pada saat peringatan ke - 65 tahun persahabatan Indonesia - Rusia yang diselenggarakan di Forsisien Internasional Hotel di depan Lapangan Merah istana Kremlin.
"Di situ juga mendapat tanggapan dari para desainer Internaisonal dan juga para pembeli yang melirik untuk bagaimana melihat peluang tenun ikat Tanimbar itu dapat dijadikan salah satu pengembangan mode di Eropa," kata Dharma yang juga anggota DPRD Maluku dari F-Partai Golkar ini.
Sehingga peluang pasar itu akan dimanfaatkan dengan membina para penenun dalam konteks peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan ekonomi kreatif yang berbasis pada nilai-nilai seni budaya Tanimbar.
Yang paling penting intensitas produksi harus ditingkatkan, kemudian mengimbau Pemkab MTB dan Pemprov Maluku memperhatikan secara intensif pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis nilai-nilai seni dan budaya karena ini juga sudah menjadi penekanan pemerintah Indonesia.
Oleh karenanya wajib hukumnya Pemprov Maluku dan Pemkab MTB memberikan perhatian serius terhadap ketrampilan tenun ikat yang merupakan salah satu warisan budaya bangsa.
"Saya mengambil terobosan-terobosan ini berdasarkan jaringan yang dimiliki selama ini dan kapasitas mengantar ini selaku pribadi semata dan tidak menggunakan anggaran daerah, kemudian ini bukan baru satu kali karena 2014 juga ke Moskow," tandasnya.
Dharma juga mengaku memiliki jaringan network di Amerika Serikat untuk rencana pameran di sana, termasuk festival musik tingkat dunia pun, selalu menampilkan produk-produk tenun ikat yang dipakai artis-artis Indonesia, dan membuat fashion shouw dijadwalkan di Paris (Perancis).
"Jadi kita selalu kerja, baik dalam kapasitas sebagai wakil rakyat, enterteiner, maupun seorang pecinta seni dan bidaya karena memiliki jaringan di level Internasional," katanya.
Motiv khas tenun ikat Tanimbar macam-macam seperti taes matan, taes wangem, serta taes ulerati dan yang spesifik adalah motif ikatannya itu mempunyai spesfikasi arti strata sosial dan hubungan kekerabatannya.
Dharma juga membina para pengrajin itu untuk melihat perkembangan pasar, jadi pelajari musim panas maka warna dari versase atau dolce gabana yang merupakan warna Internasional, bila ingin memasuki pasaran Eropa Barat, Eropa Timur, atau Amerika.
Kemudian melatih para para pengrajin karena ini sudah masuk pada industri jadi ada yang produksi kain adat, tetapi juga produksi tata busana yang mengikuti perkembangan mode.
"Saya punya teman desainer kelas dunia di Paris, Roma, dan Rusia lalu kita kirim bahannya," jelas Dharma.
Saat ini jumlah pengrajin tenun ikat sangat banyak. Namun, belum terkoordinasi dengan baik seperti Oililit, Namtabung di Selaru, Tumbur dan Lorulung, serta Tanimbar Utara. (ant/bm 01)