BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Wilayah Perbatasan Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2015/09/bmkg-waspadai-gelombang-tinggi-di.html
BERITA MALUKU. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon, mengimbau penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut, termasuk masyarakat pesisir agar mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perbatasan Maluku pada beberapa hari ke depan.
"Gelombang mencapai tiga meter berpeluang terjadi di perairan kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) maupun dan Maluku Barat Daya (MBD) yang secara geografis berbatasan dengan Timur Leste," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, dikonfirmasi, Kamis (24/9/2015).
Begitu pun, laut Arafuru dan laut Aru, Kabupaten Kepulauan Aru yang dekat dengan Australia.
"Jadi masyarakat pesisir di wilayah perbatasan hendaknya tidak memaksakan diri berlayar maupun mencari ikan hanya dengan mengandalkan armada tradisional karena rawan terjadi musibah laut," ujar George.
Dia mengakui, tingginya gelombang laut itu dipengaruhi hembusan angin kencang yang kecepatannya 25 - 30 KM/jam.
Karena itu, masyarakat pesisir hendaknya mematuhi peringatan dini yang telah diteruskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan Kabupaten dan dua Kota.
"Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrim. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut yang tidak diinginkan," tegas George.
Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrim sehingga tidak memaksakan diri berlayar.
Dalam kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (ant/bm 01)
"Gelombang mencapai tiga meter berpeluang terjadi di perairan kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) maupun dan Maluku Barat Daya (MBD) yang secara geografis berbatasan dengan Timur Leste," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, dikonfirmasi, Kamis (24/9/2015).
Begitu pun, laut Arafuru dan laut Aru, Kabupaten Kepulauan Aru yang dekat dengan Australia.
"Jadi masyarakat pesisir di wilayah perbatasan hendaknya tidak memaksakan diri berlayar maupun mencari ikan hanya dengan mengandalkan armada tradisional karena rawan terjadi musibah laut," ujar George.
Dia mengakui, tingginya gelombang laut itu dipengaruhi hembusan angin kencang yang kecepatannya 25 - 30 KM/jam.
Karena itu, masyarakat pesisir hendaknya mematuhi peringatan dini yang telah diteruskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan Kabupaten dan dua Kota.
"Jangan memaksakan diri berlayar sekiranya kondisi cuaca ekstrim. Langkah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut yang tidak diinginkan," tegas George.
Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrim sehingga tidak memaksakan diri berlayar.
Dalam kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (ant/bm 01)