Tanassy: ASDP Tidak Miliki Otoritas untuk Kembangkan Jaringan Angkutan
http://www.beritamalukuonline.com/2015/08/tanassy-asdp-tidak-miliki-otoritas.html
BERITA MALUKU. PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ambon, Maluku, tidak memiliki otoritas untuk mengembangkan jaringan angkutan di daerah ini, karena yang menentukan adalah kantor dinas perhubungan setempat.
"Kami tidak memiliki otoritas untuk mengembangkan jaringan angkutan di daerah ini, karena hal itu ditentukan oleh Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Maluku," kata Manajer Usaha ASDP Ferry Indonesia Cabang Ambon Syamsuddin Tanassy di Ambon, Rabu (5/8/2015).
Menurut dia, pengembangan jaringan angkutan ASDP ditentukan oleh Dinas Perhubungan Maluku, kalau jaringan sudah ada sesuai kebutuhan masyarakat, pihaknya melakukan koordinasi dengan ASDP pusat untuk masuk ke lintasan yang baru itu.
"Kami siap memberikan pelayanan, kalau ASDP diperintahkan untuk masuk ke lintasan yang baru, tetapi masalahnya yang menentukan jariangan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Maluku," katanya.
Syamsuddin menjelaskan, dalam melaksanakan tugas, kantor ASDP Cabang Ambon, secara vertikal berhubungan langsung dengan kantor pusat di Jakarta, namun tetap berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, sehingga kalau ada jaringan baru siap masuk untuk melayani lintasan itu.
"Pada prinsipnya ASDP siap melayani, apabila jaringan baru sudah ditentukan oleh dinas perhubungan setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa saat ini, pihaknya tetap melayani lintasan yang lama, seperti lintasan Hunimua-Waepirit, Galala-Namlea, Galala Poka, Namlea-Kaieli, Waai-Kailolo-Uniputi-Nalahia-Masohi, maupun Uniputi-Wailei.
Sedangkan armada yang melayani lintasan tersebut berjumlah 10 armada, yakni untuk lintasan Galala-Poka dilayani oleh KMP Tenggiri dan KMP Gabus, Galala-Namlea KMP Temi dan KMP Wayangan. Namlea-Kaieli dilayani oleh KMP Danau Rana.
Selanjutnya, lintasan Tulehu, Waai, Kailolo dan sekitarnya, dilayani oleh KMP Samandar, Uniputi-Wailei KMP Layur, Hunumua-Waipirit KMP Inalika, KMP Trubuk dan KMP Rokatenda.
"Itulah sejumlah lintasan dan armada ASDP yang beroperasi saat ini," kata Syamsuddin.
Disinggung, KMP Tenggiri yang baru saja selesai doking dan kembali ke lintasan Galala-Poka mengalami gangguan saat mengangkut penumpang, menurut Syamsuddin, pada saat itu ada gangguan pada kemudi dan sudah diperbaiki.
"Kami meminta maaf kepada masyarakat Kota Ambon yang berada di atas KMP Tenggiri, kalau saat itu merasa tidak nyaman, karena memang ada gangguan pada kemudi tetapi sudah diperbaki dan sudah beroperasi normal seperti biasanya," ujarnya.
Disinggung juga, pemanfaatan mesin pembayaran non tunai bagi penumpang di lintasan Galala-Poka, dan fasilitas tersebut telah diresmikan penggunaan beberapa bulan yang lalu, menurut Syamsuddin, pemanfaatan mesin non tunai oleh penumpang belum maksimal.
"Sesuai evaluasi, dalam satu hari hanya tiga-empat orang saja yang membayar tiket menggunakan mesin non tunai yang ditempatkan di depan pintu masuk pelabuhan. Perkembangannya belum meningkat, padahal diharapkan lebih banyak menggunakan fasiltas tersebut, tetapi ternyata orang masih minim menggunakannya," katanya. (ant/bm 01)
"Kami tidak memiliki otoritas untuk mengembangkan jaringan angkutan di daerah ini, karena hal itu ditentukan oleh Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Maluku," kata Manajer Usaha ASDP Ferry Indonesia Cabang Ambon Syamsuddin Tanassy di Ambon, Rabu (5/8/2015).
Menurut dia, pengembangan jaringan angkutan ASDP ditentukan oleh Dinas Perhubungan Maluku, kalau jaringan sudah ada sesuai kebutuhan masyarakat, pihaknya melakukan koordinasi dengan ASDP pusat untuk masuk ke lintasan yang baru itu.
"Kami siap memberikan pelayanan, kalau ASDP diperintahkan untuk masuk ke lintasan yang baru, tetapi masalahnya yang menentukan jariangan adalah Dinas Perhubungan Provinsi Maluku," katanya.
Syamsuddin menjelaskan, dalam melaksanakan tugas, kantor ASDP Cabang Ambon, secara vertikal berhubungan langsung dengan kantor pusat di Jakarta, namun tetap berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, sehingga kalau ada jaringan baru siap masuk untuk melayani lintasan itu.
"Pada prinsipnya ASDP siap melayani, apabila jaringan baru sudah ditentukan oleh dinas perhubungan setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa saat ini, pihaknya tetap melayani lintasan yang lama, seperti lintasan Hunimua-Waepirit, Galala-Namlea, Galala Poka, Namlea-Kaieli, Waai-Kailolo-Uniputi-Nalahia-Masohi, maupun Uniputi-Wailei.
Sedangkan armada yang melayani lintasan tersebut berjumlah 10 armada, yakni untuk lintasan Galala-Poka dilayani oleh KMP Tenggiri dan KMP Gabus, Galala-Namlea KMP Temi dan KMP Wayangan. Namlea-Kaieli dilayani oleh KMP Danau Rana.
Selanjutnya, lintasan Tulehu, Waai, Kailolo dan sekitarnya, dilayani oleh KMP Samandar, Uniputi-Wailei KMP Layur, Hunumua-Waipirit KMP Inalika, KMP Trubuk dan KMP Rokatenda.
"Itulah sejumlah lintasan dan armada ASDP yang beroperasi saat ini," kata Syamsuddin.
Disinggung, KMP Tenggiri yang baru saja selesai doking dan kembali ke lintasan Galala-Poka mengalami gangguan saat mengangkut penumpang, menurut Syamsuddin, pada saat itu ada gangguan pada kemudi dan sudah diperbaiki.
"Kami meminta maaf kepada masyarakat Kota Ambon yang berada di atas KMP Tenggiri, kalau saat itu merasa tidak nyaman, karena memang ada gangguan pada kemudi tetapi sudah diperbaki dan sudah beroperasi normal seperti biasanya," ujarnya.
Disinggung juga, pemanfaatan mesin pembayaran non tunai bagi penumpang di lintasan Galala-Poka, dan fasilitas tersebut telah diresmikan penggunaan beberapa bulan yang lalu, menurut Syamsuddin, pemanfaatan mesin non tunai oleh penumpang belum maksimal.
"Sesuai evaluasi, dalam satu hari hanya tiga-empat orang saja yang membayar tiket menggunakan mesin non tunai yang ditempatkan di depan pintu masuk pelabuhan. Perkembangannya belum meningkat, padahal diharapkan lebih banyak menggunakan fasiltas tersebut, tetapi ternyata orang masih minim menggunakannya," katanya. (ant/bm 01)