DKP Malut Tak Khawatirkan Konflik Antar Nelayan
http://www.beritamalukuonline.com/2015/08/dkp-malut-tak-khawatirkan-konflik-antar.html
BERITA MALUKU. Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara tidak mengkhawatirkan kemungkinan terjadi konflik antar-nelayan di daerah ini terutama yang dilatarbelakangi perebutan wilayah tangkapan ikan dan penggunaan alat tangkap yang dilarang seperti cantrang.
"Perairan laut di Malut sangat luas dan kaya akan berbagai jenis ikan yang laris di pasaran, jadi kecil kemungkinan akan terjadi konflik antar-nelayan yang dilatarbelakangi perebutan wilayah tangkapan ikan," kata Sekertaris DKP Malut Ismail di Ternate, Rabu (12/8/2015).
Begitu pula konflik antar-nelayan yang dilatarbelakangi penggunaan alat tangkap yang dilarang, terutama cantrang, kecil kemungkinannya akan terjadi karena di perairan Malut selama ini tidak ada nelayan yang menggunakan alat tangkap yang merusak kelestarian laut itu.
Namun demikian menurut Ismail, DKP Malut bersama instansi terkait lainnya di daerah ini tetap melakukan upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya konflik antar-nelayan, di antaranya dengan cara memberikan sosialisasi mengenai berbagai aturan dalam penangkapan ikan.
Selain itu, juga terus memberdayakan para nelayan di daerah ini dengan memberikan bantuan alat tangkap yang memadai, baik berupa kapal maupun peralatan pendukungnya agar nelayan dapat memanfaatkan potensi perikanan di daerah ini secara maksimal.
"Kalau nelayan hasil tangkapannya banyak dan tidak kesulitan sarana penangkapan setiap akan ke laut, saya kira mereka tidak mungkin sampai terlibat konflik dengan nelayan lain," katanya.
Khusus untuk mengantisipasi praktik pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan dari provinsi lain Indonesia, termasuk negara tetangga, DKP Malut bersama TNI-AL dan Polairud terus mengintensifkan pengawasan di seluruh perairan Malut, terutama yang disinyalir menjadi pintu masuk mereka ke perairan Malut, seperti di Perairan Halmahera Barat dan Pulau Morotai.
Ia menambahkan, mengingat luasnya perairan Malut, sementara petugas pengawasan dan sarana operasi sangat terbatas maka diharapkan adanya partisipasi dari nelayan setempat, misalnya dengan cara menginformasikan kepada petugas jika melihat kapal ikan mencurigakan. (Ant/bm 01)
"Perairan laut di Malut sangat luas dan kaya akan berbagai jenis ikan yang laris di pasaran, jadi kecil kemungkinan akan terjadi konflik antar-nelayan yang dilatarbelakangi perebutan wilayah tangkapan ikan," kata Sekertaris DKP Malut Ismail di Ternate, Rabu (12/8/2015).
Begitu pula konflik antar-nelayan yang dilatarbelakangi penggunaan alat tangkap yang dilarang, terutama cantrang, kecil kemungkinannya akan terjadi karena di perairan Malut selama ini tidak ada nelayan yang menggunakan alat tangkap yang merusak kelestarian laut itu.
Namun demikian menurut Ismail, DKP Malut bersama instansi terkait lainnya di daerah ini tetap melakukan upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya konflik antar-nelayan, di antaranya dengan cara memberikan sosialisasi mengenai berbagai aturan dalam penangkapan ikan.
Selain itu, juga terus memberdayakan para nelayan di daerah ini dengan memberikan bantuan alat tangkap yang memadai, baik berupa kapal maupun peralatan pendukungnya agar nelayan dapat memanfaatkan potensi perikanan di daerah ini secara maksimal.
"Kalau nelayan hasil tangkapannya banyak dan tidak kesulitan sarana penangkapan setiap akan ke laut, saya kira mereka tidak mungkin sampai terlibat konflik dengan nelayan lain," katanya.
Khusus untuk mengantisipasi praktik pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan dari provinsi lain Indonesia, termasuk negara tetangga, DKP Malut bersama TNI-AL dan Polairud terus mengintensifkan pengawasan di seluruh perairan Malut, terutama yang disinyalir menjadi pintu masuk mereka ke perairan Malut, seperti di Perairan Halmahera Barat dan Pulau Morotai.
Ia menambahkan, mengingat luasnya perairan Malut, sementara petugas pengawasan dan sarana operasi sangat terbatas maka diharapkan adanya partisipasi dari nelayan setempat, misalnya dengan cara menginformasikan kepada petugas jika melihat kapal ikan mencurigakan. (Ant/bm 01)