6.976 Orang Akan Hadiri Pesparawi Nasional di Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2015/08/6976-orang-akan-hadiri-pesparawi.html
"Sampai saat ini jumlah peserta Pesparawi yang telah memastikan diri mengikuti kegiatan sebanyak 6.976. Jumlah ini belum termasuk undangan lainnya. Kami pastikan jumlahnya bisa mencapai 10.000 orang," kata Wagub di Ambon, Rabu (5/8/2015).
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Maluku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk memastikan ketersediaan akomodasi dan transportasi para peserta Pesparawi.
"Laporan hasil koordinasi daya tampung akomodasi seluruh hotel berbintang, penginapan dan wisma dipastikan jumlahnya bisa menampung peserta," katanya.
Menurut dia, Direksi PT.Pelni juga telah menyetujui Kapal Motor (KM) Tidar dijadikan "hotel terapung" untuk tempat menginap para peserta dan berlabuh di dermaga Yos Sudarso Ambon untuk menampung para peserta yang tidak kebagian hotel dan penginapan.
"Selain itu rumah warga umat Muslim di Ambon juga akan digunakan untuk menampung peserta, karena titik berat kita untuk menjaga persaudaraan," ujarnya.
Diakuinya, dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan serta keragaman agama di Maluku maka sebagian peserta akan tinggal di rumah komunitas muslim.
"Kita ingin buktikan persaudaraan kita rukun, kalau pada MTQ ada kafilah yang tinggal di komunitas kristen, saya kira kali ini kita juga ingin buktikan hal yang sama agar mereka tau apa yang ingin kita capai," kata Zeth.
Pemerintah provinsi, lanjutnya, ingin menjadikan Maluku sebagai pusat laboratrorium kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Jadi kalau ada orang yang mau belajar kerukunan umat beragama, belajar di Maluku, selain itu kita ingin menjadikan Maluku pusat pendidikan multikultural," tandasnya.
Ia menambahkan, Wali Kota dan wakil Wali kota Ambon saat safari Ramadhan 1436 Hijriah telah melakukan sosialiasi kepada masyarakat pelaksanaan Pesparawi Nasional.
Pihaknya telah mengajak warga Maluku, terutama yang beragama Islam untuk menyukseskan Pesparawi Nasional XI karena merupakan tanggung jawab bersama sebagai orang basudara (saudara).
"Bukan sebagai upaya balas jasa umat Kristen menyukseskan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) nasional di Ambon pada 2012. Namun, haruslah mencerminkan jalinan keharmonisan antarumat beragama sebagai warisan leluhur yang dijunjung tinggi selama ini," ujarnya. (Ant/bm 01)
