Sepekan Cuaca Buruk, Nelayan Maluku Utara Tidak Melaut
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/sepekan-cuaca-buruk-nelayan-maluku.html
BERITA MALUKU. Sejumlah nelayan di Maluku Utara (Malut) tidak melaut, karena cuaca buruk yang terjadi di perairan daerah tersebut, terutama di Pulau Halmahera dan Kepulauan Sula, dalam sepekan terakhir.
Salah seorang nelayan di Ternate, Roni Muhammad, ketika dihubungi, Minggu (5/7/2015), mengatakan bahwa ia dan para nelayan lainnya memilih tidak melaut karena cuaca buruk.
Menurut dia, cuaca buruk selama sepekan ini, membuat para nelayan memilih untuk memperbaiki kapal dan jaring sambil menunggu cuaca normal untuk kembali melaut.
Selain itu, kondisi cuaca yang buruk itu menyebabkan harga ikan di sejmlah pasar tradisional di Kota Ternate mengalami kenaikan, untuk ikan jenis cakalang ukuran sedang yang biasanya dijual Rp35 ribu naik menjadi Rp75 ribu per ekor, begitu pula untuk ikan cakalang berukuran besar yang biasanya dijual Rp70 ribu kini naik menjadi Rp120 ribu per ekor.
Hal yang sama juga dilakukan Manajemen PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Ternate, yang mengantisipasi adanya cuaca ekstrem yang melanda Perairan Malut, sehingga ada jadwal feri dari dan ke Ternate yang harus ditunda keberangkatannya.
Menurut Manager Operasional ASDP Cabang Ternate Ali Tamher ketika dihubungi mengakui, cuaca buruk disertai gelombang tinggi yang terjadi akhir-akhir ini membuat jadwal jalur lintasan Feri Ternate ke Bitung, Sulawesi Utara, ditunda keberangkatannya.
Dia mengatakan di antara jalur yang perlu diwaspadai terdapat pada lintasan Ternate-Bitung, karena jalur itu pada saat terjadi cuaca ekstrem maka akan berpotensi terjadi gelombang tinggi.
Apalagi, untuk saat ini, yang perlu diwaspadai sesuai dengan yang disampaikan oleh BMKG untuk lintasan Ternate-Bitung, karena diketahui dalam beberapa hari ini, tinggi gelombang sangat mengganggu aktivitas berlayar dari Ternate tujuan Bitung maupun Bitung-Ternate.
Akibatnya, karena gelombang tinggi tersebut keterlambatan tiba dan keberangkatan kapal yang telah dijadwalkan oleh PT ASDP terpaksa diundur keberangkatannya, karena kondisi cuaca ekstrem.
Kondisi cuaca yang kurang baik tersebut juga menyebabkan terjadinya musibah tenggelamnya dua kapal cepat tujuan Ternate-Tidore Kepulauan dan Ternate-Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, tetapi tidak ada korban jiwa, karena dibantu nelayan saat terjadinya musibah tersebut.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Kota Ternate, Emmy Purnasholiha, ketika dihubungi secara terpisah membenarkan bahwa dalam dua hari ke depan diprediksi gelombang laut terutama di Kabupaten Kepulauan Sula mencapai tiga meter.
Bahkan, kata Emmy, tinggi gelombang untuk perairan di Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Timur dan Halmahera Barat mencapai empat meter dengan kecepatan angin 9-27 knot per jam, sehingga sangat berbahaya bagi aktivitas pelayaran di sekitar Perairan Halmahera, terutama bagi kapal yang berukuran kecil. (ant/bm 01)
Salah seorang nelayan di Ternate, Roni Muhammad, ketika dihubungi, Minggu (5/7/2015), mengatakan bahwa ia dan para nelayan lainnya memilih tidak melaut karena cuaca buruk.
Menurut dia, cuaca buruk selama sepekan ini, membuat para nelayan memilih untuk memperbaiki kapal dan jaring sambil menunggu cuaca normal untuk kembali melaut.
Selain itu, kondisi cuaca yang buruk itu menyebabkan harga ikan di sejmlah pasar tradisional di Kota Ternate mengalami kenaikan, untuk ikan jenis cakalang ukuran sedang yang biasanya dijual Rp35 ribu naik menjadi Rp75 ribu per ekor, begitu pula untuk ikan cakalang berukuran besar yang biasanya dijual Rp70 ribu kini naik menjadi Rp120 ribu per ekor.
Hal yang sama juga dilakukan Manajemen PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Ternate, yang mengantisipasi adanya cuaca ekstrem yang melanda Perairan Malut, sehingga ada jadwal feri dari dan ke Ternate yang harus ditunda keberangkatannya.
Menurut Manager Operasional ASDP Cabang Ternate Ali Tamher ketika dihubungi mengakui, cuaca buruk disertai gelombang tinggi yang terjadi akhir-akhir ini membuat jadwal jalur lintasan Feri Ternate ke Bitung, Sulawesi Utara, ditunda keberangkatannya.
Dia mengatakan di antara jalur yang perlu diwaspadai terdapat pada lintasan Ternate-Bitung, karena jalur itu pada saat terjadi cuaca ekstrem maka akan berpotensi terjadi gelombang tinggi.
Apalagi, untuk saat ini, yang perlu diwaspadai sesuai dengan yang disampaikan oleh BMKG untuk lintasan Ternate-Bitung, karena diketahui dalam beberapa hari ini, tinggi gelombang sangat mengganggu aktivitas berlayar dari Ternate tujuan Bitung maupun Bitung-Ternate.
Akibatnya, karena gelombang tinggi tersebut keterlambatan tiba dan keberangkatan kapal yang telah dijadwalkan oleh PT ASDP terpaksa diundur keberangkatannya, karena kondisi cuaca ekstrem.
Kondisi cuaca yang kurang baik tersebut juga menyebabkan terjadinya musibah tenggelamnya dua kapal cepat tujuan Ternate-Tidore Kepulauan dan Ternate-Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, tetapi tidak ada korban jiwa, karena dibantu nelayan saat terjadinya musibah tersebut.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Kota Ternate, Emmy Purnasholiha, ketika dihubungi secara terpisah membenarkan bahwa dalam dua hari ke depan diprediksi gelombang laut terutama di Kabupaten Kepulauan Sula mencapai tiga meter.
Bahkan, kata Emmy, tinggi gelombang untuk perairan di Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Timur dan Halmahera Barat mencapai empat meter dengan kecepatan angin 9-27 knot per jam, sehingga sangat berbahaya bagi aktivitas pelayaran di sekitar Perairan Halmahera, terutama bagi kapal yang berukuran kecil. (ant/bm 01)