Pertikaian Mamala-Morela, Bupati Malteng Sesalkan Meninggalnya Anggota Brimob
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/pertikaian-mamala-morela-bupati-malteng.html
BERITA MALUKU. Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal menyesalkan meninggalnya anggota Birmob Polda Maluku, Bripka Pol Faizal Lestaluhu saat melakukan pengamanan pertikaian antarwarga desa Mamala dan Morella, kecamatan Leihitu, pulau Ambon pada Minggu (19/7).
"Saya menyesalkan peristiwa memilukan yang terjadi saat umat Islam masih berada dalam suasana perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah," katanya, dihubungi dari Ambon, Senin (20/7/2015).
Dia meminta maaf atas insiden tersebut dan berencana melayat ke rumah duka di desa Tulehu, kecamatan Salahutu, pulau Ambon.
Bupati juga merencanakan meninjau dua desa tetangga yang sering bertikai sejak beberapa waktu lalu.
"Kami sangat berharap, kedua warga desa tetangga tersebut hendaknya menahan diri dan tidak terpengaruh godaan iblis setelah menunaikan ibadah puasa, pawai malam takbiran dan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah pada 17 Juli 2015," tegasnya.
Bupati mengemukakan, telah berkoordinasi dengan Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismael agar mengusut tuntas siapapun oknum provokator yang memprovokasi warga dua desa bertetangga bertikai maupun pelaku mengakibatkan personel Brimob meninggal.
"Saya sekali lagi memohon maaf kepada jajaran Kepolisian RI atas insiden tersebut maupun keluarga korban Bripka Pol Faizal Lestaluhu," ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku AKBP Hassan Mukadar mengemukakan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti melakukan kunjungan singkat ke Ambon, ibu Kota Provonsi Maluku guna melayat ke rumah duka almarhum Bripka Faizal Lestaluhu.
Kapolri bersama rombongan telah mendatangi rumah duka di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah," katanya.
Usai melayat ke rumah duka, Kapolri beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta.
Kedatangan Kapolri tersebut terkait bentrokan antarwarga negeri bertetangga Mamala-Morela sejak Minggu (19/7).
Bentrokan ini dipicu adanya penemuan jasad Arsyad Malawat (40) di dalam hutan antara perbatasan Mamala-Morela. Kematian korban diduga akibat hantaman senjata tajam yang dilakukan orang tak dikenal.
"Yang jelas polisi masih melakukan pengembangan penyelidikan yang mendalam guna mengungkap siapa oknum pelaku yang telah menghabisi nyawa Arsyad sehingga memicu konsentrasi massa," ujar Hassan Mukadar.
Bripka Pol Faizal Lestaluhu meninggal dunia akibat terkena serpihan bom yang digunakan warga saat terjadi pertikaian. (ant/bm 01)
"Saya menyesalkan peristiwa memilukan yang terjadi saat umat Islam masih berada dalam suasana perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah," katanya, dihubungi dari Ambon, Senin (20/7/2015).
Dia meminta maaf atas insiden tersebut dan berencana melayat ke rumah duka di desa Tulehu, kecamatan Salahutu, pulau Ambon.
Bupati juga merencanakan meninjau dua desa tetangga yang sering bertikai sejak beberapa waktu lalu.
"Kami sangat berharap, kedua warga desa tetangga tersebut hendaknya menahan diri dan tidak terpengaruh godaan iblis setelah menunaikan ibadah puasa, pawai malam takbiran dan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah pada 17 Juli 2015," tegasnya.
Bupati mengemukakan, telah berkoordinasi dengan Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismael agar mengusut tuntas siapapun oknum provokator yang memprovokasi warga dua desa bertetangga bertikai maupun pelaku mengakibatkan personel Brimob meninggal.
"Saya sekali lagi memohon maaf kepada jajaran Kepolisian RI atas insiden tersebut maupun keluarga korban Bripka Pol Faizal Lestaluhu," ujarnya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku AKBP Hassan Mukadar mengemukakan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti melakukan kunjungan singkat ke Ambon, ibu Kota Provonsi Maluku guna melayat ke rumah duka almarhum Bripka Faizal Lestaluhu.
Kapolri bersama rombongan telah mendatangi rumah duka di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah," katanya.
Usai melayat ke rumah duka, Kapolri beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta.
Kedatangan Kapolri tersebut terkait bentrokan antarwarga negeri bertetangga Mamala-Morela sejak Minggu (19/7).
Bentrokan ini dipicu adanya penemuan jasad Arsyad Malawat (40) di dalam hutan antara perbatasan Mamala-Morela. Kematian korban diduga akibat hantaman senjata tajam yang dilakukan orang tak dikenal.
"Yang jelas polisi masih melakukan pengembangan penyelidikan yang mendalam guna mengungkap siapa oknum pelaku yang telah menghabisi nyawa Arsyad sehingga memicu konsentrasi massa," ujar Hassan Mukadar.
Bripka Pol Faizal Lestaluhu meninggal dunia akibat terkena serpihan bom yang digunakan warga saat terjadi pertikaian. (ant/bm 01)