KSOP Ambon Imbau Perusahaan Pelayaran Antisipasi Cuaca Ekstrem
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/ksop-ambon-imbau-perusahaan-pelayaran.html
BERITA MALUKU. Kepala Bidang Keselamatan Pelayaran Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon, Abdul Muis Marasabessy mengimbau kepada perusahaan pelayaran dan nahkoda kapal untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di laut, demi keselamatan penumpang.
"Kami selalu mengimbau kepada perusahaan pelayaran dan para nakoda untuk mengantisipasi cuaca ekstrem atau gelombang tinggi, menunda keberangkatan bila dalam kondisi cuaca buruk khusus kapal-kapal ukuran kecil," kata Abdul Muis, di Ambon, Selasa (28/7/2015).
Menurut dia, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memberikan peringatan apabila kondisi cuaca di laut tidak bersahabat dan menyarankan agar kapal-kapal berukuran kecil menunda keberangkatan.
"Ketika BMKG memberikan peringatan, kami menyurati perusahaan pelayaran dan para nahkoda serta menyarankan kapal-kapal kayu untuk menunda keberangkatan, ini dalam rangka keselamatan penumpang," ujarnya.
Abdul Muis juga meminta kepada manajemen perusahaan pelayaran untuk selalu memantau kondisi cuaca di laut, karena yang diangkut adalah manusia, sehingga perlu memperhatikan keselamatan mereka.
"Imbauan untuk memperhatikan kondisi cuaca di laut tidak hanya tanggungjawab pemerintah tetapi juga dari manajemen pelayaran, sehingga sama-sama menjaga keselamatan penumpang," katanya.
Disingggung kejadian luar biasa dalam aktivitas pelayaran, menurut dia, dari Januari sampai Juni 2015 tidak ada kejadian luar biasa. Hanya saja ada satu kejadian yakni, kapal LC kandas di sekitar area pelabuhan Ambon, tetapi tidak menimbulkan korban.
"Kapal tersebut sudah diangkat atau dipindahkan, memang tidak menganggu alur kapal keluar/masuk tetapi bagaimana pun harus segera disingkirkan. Saya kira itu saja kejadian dalam kurun waktu enam bulan terakhir," ungkap Abdul.
Disinggung masalah operasional dermaga pelayaran rakyat "Enrico Maluku" di Ambon, ia menyatakan operasional dermaga tersebut dalam bentuk nota kesepahaman atau kerja sama KSOP-Pemkot Ambon, guna memenuhi kebutuhan dan pelayanan bongkar muat barang di dermaga tersebut sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Dermaga tersebut adalah aset Perhubungan Laut yang dikelola oleh pemerintah Kota Ambon, sehingga dari sisi pengawasan kapal-kapal tujuh GT ke bawah dilakukan oleh pemerintah kota, sedangkan dari sisi keselamatan pelayaran merupakan tugas KSOP, khusus kapal-kapal tujuh GT ke atas, "jelasnya.
Ia menjelaskan, kapal-kapal yang diawasi oleh KSOP seperti kapal-kapal kayu yang berlayar ke wilayah Manipa dan Buano yang selama ini bersandar di pantai Batu Merah atau dikawasan lain dalam teluk Ambon, itu semua dialihkan ke dermaga rakyat "Enrico Maluku".
"Kapal-kapal tersebut tidak lagi membongkar muatan di sepanjang panti teluk Ambon, karena sudah ada fasilitas dermaga sehingga lebih mudah pengawasan," kata Abdul Muis. (ant/bm 01)
"Kami selalu mengimbau kepada perusahaan pelayaran dan para nakoda untuk mengantisipasi cuaca ekstrem atau gelombang tinggi, menunda keberangkatan bila dalam kondisi cuaca buruk khusus kapal-kapal ukuran kecil," kata Abdul Muis, di Ambon, Selasa (28/7/2015).
Menurut dia, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memberikan peringatan apabila kondisi cuaca di laut tidak bersahabat dan menyarankan agar kapal-kapal berukuran kecil menunda keberangkatan.
"Ketika BMKG memberikan peringatan, kami menyurati perusahaan pelayaran dan para nahkoda serta menyarankan kapal-kapal kayu untuk menunda keberangkatan, ini dalam rangka keselamatan penumpang," ujarnya.
Abdul Muis juga meminta kepada manajemen perusahaan pelayaran untuk selalu memantau kondisi cuaca di laut, karena yang diangkut adalah manusia, sehingga perlu memperhatikan keselamatan mereka.
"Imbauan untuk memperhatikan kondisi cuaca di laut tidak hanya tanggungjawab pemerintah tetapi juga dari manajemen pelayaran, sehingga sama-sama menjaga keselamatan penumpang," katanya.
Disingggung kejadian luar biasa dalam aktivitas pelayaran, menurut dia, dari Januari sampai Juni 2015 tidak ada kejadian luar biasa. Hanya saja ada satu kejadian yakni, kapal LC kandas di sekitar area pelabuhan Ambon, tetapi tidak menimbulkan korban.
"Kapal tersebut sudah diangkat atau dipindahkan, memang tidak menganggu alur kapal keluar/masuk tetapi bagaimana pun harus segera disingkirkan. Saya kira itu saja kejadian dalam kurun waktu enam bulan terakhir," ungkap Abdul.
Disinggung masalah operasional dermaga pelayaran rakyat "Enrico Maluku" di Ambon, ia menyatakan operasional dermaga tersebut dalam bentuk nota kesepahaman atau kerja sama KSOP-Pemkot Ambon, guna memenuhi kebutuhan dan pelayanan bongkar muat barang di dermaga tersebut sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Dermaga tersebut adalah aset Perhubungan Laut yang dikelola oleh pemerintah Kota Ambon, sehingga dari sisi pengawasan kapal-kapal tujuh GT ke bawah dilakukan oleh pemerintah kota, sedangkan dari sisi keselamatan pelayaran merupakan tugas KSOP, khusus kapal-kapal tujuh GT ke atas, "jelasnya.
Ia menjelaskan, kapal-kapal yang diawasi oleh KSOP seperti kapal-kapal kayu yang berlayar ke wilayah Manipa dan Buano yang selama ini bersandar di pantai Batu Merah atau dikawasan lain dalam teluk Ambon, itu semua dialihkan ke dermaga rakyat "Enrico Maluku".
"Kapal-kapal tersebut tidak lagi membongkar muatan di sepanjang panti teluk Ambon, karena sudah ada fasilitas dermaga sehingga lebih mudah pengawasan," kata Abdul Muis. (ant/bm 01)