Jokowi Dijadwalkan Canangkan Pembangunan Kantor Gubernur Maluku Baru
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/jokowi-dijadwalkan-canangkan.html
BERITA MALUKU. Presiden Jokowi dijadwalkan mencanangkan pembangunan kantor Gubernur Maluku yang baru di kawasan Batu Koneng, Kota Ambon, saat kunjungannya untuk membuka Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XI pada Oktober 2015.
"Pemindahan kantor Gubernur Maluku sudah saatnya dilakukan untuk menjawab kebutuhan ruangan yang representatif dalam mengoptimalisasi kinerja Aparatur Negara Sipil (ASN) di 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari Biro, Badan/ Lembaga Teknis serta Sekretariat DPRD dan Rumah Sakit," kata Gubernur Maluku, Said Assagaff, dikonfirmasi, Kamis (2/7/2015).
Sedangkan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebanyak 41 dengan jumlah pegawai lebih dari 5.000 orang.
"Jadi tim telah dibentuk untuk menyelesaikan hal - hal terkait persoalan tanah yang informasinya telah tertangani," ujarnya.
Pemprov Maluku miliki lahan di kawasan Batu Koneng dan sekitarnya lebih dari 70 hektare. Bahkan, Pemprov Maluku pada 1982 juga memberikan bagi TNI - Angkatan Laut.
"Lahan cukup luas dan letaknya strategis karena bisa menyaksikan Teluk Dalam Ambon maupun Teluk Baguala sehingga memiliki pesona menarik bila gedung - gedung telah dibangun," kata Gubernur.
Terobosan memindahkan kantor Gubernur Maluku juga mempertimbangkan pengoperasian Jembatan Merah Putih (JMP) melintasi Teluk Dalam Ambon yang peresmiannya dijadwalkan oleh Presiden Jokowi juga pada Oktober 2015.
Kantor Gubernur Maluku yang akan dibangun di jazirah Leihitu dari pulau Ambon itu juga untuk mengatasi kepadatan aktvitas di Kota Ambon yang miliki wilayah hanya seluas 377 KM2.
"Daya dukung Kota Ambon sudah tidak mampu menjawab tingginya aktvitas di ibu kota Provinsi Maluku ini sehingga sejumlah ruas jalan terancam macet," tegas Gubernur.
Dia merujuk pembangunan JMP juga berdampak mengurangi kemacetan di Kota Ambon dan salah satu objek wisata menarik bagi wisatawan di ibu kota provinsi Maluku itu.
Manfaat pembangunan jembatan itu pun menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon, sesuai Tata Ruang Kota Ambon yang telah menetapkan Desa Poka - Rumahtiga dan Wayame sebagai kawasan pendidikan serta Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman dan penyangga.
Selain itu, menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada khususnya pada Jazirah Leihitu, serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan dari dan ke Bandara Internasional Pattimura Ambon, di Desa Laha sebagai pintu masuk-keluar utama provinsi lainnya.
Pengoperasiannya memperpendek jarak tempuh 24 km dari desa Galala ke bandara internasional Pattimura di desa Laha dengan tenggat waktu 45 menit. Jarak Ambon - Laha adalah 36 km.
Pembangunan jembatan Merah-Putih ini akan berdampak bagi pengembangan kawasan Kecamatan Teluk Ambon, meningkatkan aktivitas sosial ekonomi dan pariwisata, tetapi tetap mempertahankan dan mengembangkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai pengayuh perahu. (ant/bm 01)
"Pemindahan kantor Gubernur Maluku sudah saatnya dilakukan untuk menjawab kebutuhan ruangan yang representatif dalam mengoptimalisasi kinerja Aparatur Negara Sipil (ASN) di 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari Biro, Badan/ Lembaga Teknis serta Sekretariat DPRD dan Rumah Sakit," kata Gubernur Maluku, Said Assagaff, dikonfirmasi, Kamis (2/7/2015).
Sedangkan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebanyak 41 dengan jumlah pegawai lebih dari 5.000 orang.
"Jadi tim telah dibentuk untuk menyelesaikan hal - hal terkait persoalan tanah yang informasinya telah tertangani," ujarnya.
Pemprov Maluku miliki lahan di kawasan Batu Koneng dan sekitarnya lebih dari 70 hektare. Bahkan, Pemprov Maluku pada 1982 juga memberikan bagi TNI - Angkatan Laut.
"Lahan cukup luas dan letaknya strategis karena bisa menyaksikan Teluk Dalam Ambon maupun Teluk Baguala sehingga memiliki pesona menarik bila gedung - gedung telah dibangun," kata Gubernur.
Terobosan memindahkan kantor Gubernur Maluku juga mempertimbangkan pengoperasian Jembatan Merah Putih (JMP) melintasi Teluk Dalam Ambon yang peresmiannya dijadwalkan oleh Presiden Jokowi juga pada Oktober 2015.
Kantor Gubernur Maluku yang akan dibangun di jazirah Leihitu dari pulau Ambon itu juga untuk mengatasi kepadatan aktvitas di Kota Ambon yang miliki wilayah hanya seluas 377 KM2.
"Daya dukung Kota Ambon sudah tidak mampu menjawab tingginya aktvitas di ibu kota Provinsi Maluku ini sehingga sejumlah ruas jalan terancam macet," tegas Gubernur.
Dia merujuk pembangunan JMP juga berdampak mengurangi kemacetan di Kota Ambon dan salah satu objek wisata menarik bagi wisatawan di ibu kota provinsi Maluku itu.
Manfaat pembangunan jembatan itu pun menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon, sesuai Tata Ruang Kota Ambon yang telah menetapkan Desa Poka - Rumahtiga dan Wayame sebagai kawasan pendidikan serta Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman dan penyangga.
Selain itu, menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada khususnya pada Jazirah Leihitu, serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan dari dan ke Bandara Internasional Pattimura Ambon, di Desa Laha sebagai pintu masuk-keluar utama provinsi lainnya.
Pengoperasiannya memperpendek jarak tempuh 24 km dari desa Galala ke bandara internasional Pattimura di desa Laha dengan tenggat waktu 45 menit. Jarak Ambon - Laha adalah 36 km.
Pembangunan jembatan Merah-Putih ini akan berdampak bagi pengembangan kawasan Kecamatan Teluk Ambon, meningkatkan aktivitas sosial ekonomi dan pariwisata, tetapi tetap mempertahankan dan mengembangkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai pengayuh perahu. (ant/bm 01)