Jajanan Buka Puasa di Ambon Layak Dikonsumsi
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/jajanan-buka-puasa-di-ambon-layak.html
BERITA MALUKU. Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Maluku Sandra Linthin menyatakan jajanan buka puasa di Ambon memenuhi standar kebersihan lingkungan atau layak dikonsumsi.
"Hasil pengawasan yang dilakukan di 11 kabupaten dan kota di Maluku, pangan yang dijual para penjaja makanan layak untuk dikonsumsi karena aman dari zat kimia berbahaya," katanya di Ambon, Rabu (15/7/2015).
Menurut dia, uji sampel dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan langusung di lokasi usaha dengan mobil lab keliling terhadap sejumlah pangan.
Tahap kedua dilakukan di labolatorium BPOM dan dinyatakan memenuhi standar kebersihan, tidak ada temuan bahan berbahaya yang digunakan dalam jajanan buka puasa.
"Hasil pengujian juga tidak ditemukan bahan kimia dan bahan berbahaya seperti Rhodamin B, Formalin, Borax dan Metanil Yellow, serta tidak lagi ada penjual makanan tidak lagi menggunakan pemanis buatan yang melebihi ambang batas, bahan berbahaya juga negatif," ujarnya.
Sandra mengakui, pengawasan tersebut berbeda dengan tahun 2014 yakni jajanan buka puasa belum memenuhi standar kebersihan lingkungan atau hygine sanitasi.
Sampel yang diambilsejumlah pangan tercemar mikroba MPN dan APN Coliform antara lain kue lapis, agar-agar fla, kalpertaart dan bubur mutiara.
"Temuan umumnya ada padaes batu yang digunakabn yang kemungkinan tidak menggunakan air yang matang dan wadah yang tidak dicuci dengan air bersih sehingga mengandung kuman," katanya Pihaknya bersyukur, para pedagang semakin taat aturan yang berlaku dan berupaya memberikan pembinaan agar menjual makanan dengan mengutamakan faktor kebersihan.
"Kami terus berupaya agar para pedagang tidak lagi menjual makanan dalam kondisi terbuka,di tepi jalan. Tetapi bagaimana makanan tersebut harus dilindungi agar tidak terkena kotoran," tandasnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan didampingi Dinas Kesehatan Kota Ambon agar para pedagang memperhatikan standar kebersihan.
"Fokus kami adalah pembinaan karena para pedagang ini hanya menjual, bukan dia yang membuat. Jadi kami akan mengajarkan cara penyajian makanan yang bersih agar tidak terkontaminasi bakteri," ujar Sandra. (ant/bm 01)
"Hasil pengawasan yang dilakukan di 11 kabupaten dan kota di Maluku, pangan yang dijual para penjaja makanan layak untuk dikonsumsi karena aman dari zat kimia berbahaya," katanya di Ambon, Rabu (15/7/2015).
Menurut dia, uji sampel dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan langusung di lokasi usaha dengan mobil lab keliling terhadap sejumlah pangan.
Tahap kedua dilakukan di labolatorium BPOM dan dinyatakan memenuhi standar kebersihan, tidak ada temuan bahan berbahaya yang digunakan dalam jajanan buka puasa.
"Hasil pengujian juga tidak ditemukan bahan kimia dan bahan berbahaya seperti Rhodamin B, Formalin, Borax dan Metanil Yellow, serta tidak lagi ada penjual makanan tidak lagi menggunakan pemanis buatan yang melebihi ambang batas, bahan berbahaya juga negatif," ujarnya.
Sandra mengakui, pengawasan tersebut berbeda dengan tahun 2014 yakni jajanan buka puasa belum memenuhi standar kebersihan lingkungan atau hygine sanitasi.
Sampel yang diambilsejumlah pangan tercemar mikroba MPN dan APN Coliform antara lain kue lapis, agar-agar fla, kalpertaart dan bubur mutiara.
"Temuan umumnya ada padaes batu yang digunakabn yang kemungkinan tidak menggunakan air yang matang dan wadah yang tidak dicuci dengan air bersih sehingga mengandung kuman," katanya Pihaknya bersyukur, para pedagang semakin taat aturan yang berlaku dan berupaya memberikan pembinaan agar menjual makanan dengan mengutamakan faktor kebersihan.
"Kami terus berupaya agar para pedagang tidak lagi menjual makanan dalam kondisi terbuka,di tepi jalan. Tetapi bagaimana makanan tersebut harus dilindungi agar tidak terkena kotoran," tandasnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan didampingi Dinas Kesehatan Kota Ambon agar para pedagang memperhatikan standar kebersihan.
"Fokus kami adalah pembinaan karena para pedagang ini hanya menjual, bukan dia yang membuat. Jadi kami akan mengajarkan cara penyajian makanan yang bersih agar tidak terkontaminasi bakteri," ujar Sandra. (ant/bm 01)