Investor Kanada Lirik Pengelolaan Sampah di Ternate
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/investor-kanada-lirik-pengelolaan.html
BERITA MALUKU. Investor asal Negara Kanada melirik pengelolaan sampah di Kota Ternate, Maluku Utara, untuk dikembangkan menjadi teknologi insenerator atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS).
Kabid Operasional Dinas Kebersihan Kota Ternate Rizal Muhammad di Ternate, Sabtu (11/7/2015), mengatakan pertmbuhan sampah di Kota Ternate setiap tahun menunjukan grafik yang terus meningkat, sehingga dibutuhkan investor untuk mengelolanya sehingga menjadi barang yang bernilai ekonomis.
"Kalau menurut Investor dari Kanada itu, mesin PLTS ini sudah disiapkan dan memerlukan satu hari 150 ton sampah dan di Kota Ternate mempunyai lebih dari 150 ton, sehingga Pemkot masih menunggu kesiapan investor tersebut," katanya.
Keinginan investor kanada untuk mengembangkan sampah menjadi teknologi listrik, sudah dimulai sejak lama. Hanya saja, setelah keinginan itu disampaikan kepada Dinas Kebersihan belum langsung ditindaklanjuti.
"Untuk sementara kami belum dapat konfirmasi dari investor, memang saya sudah ketemu dengan mereka, tapi sementara ini belum ada konfirmasi balik, karena setelah itu mereka langsung kembali ke Jakarta," katanya.
Kendati belum disepakati, namun saat ini pihaknya telah mengolah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Takome. Untuk dikembangkan menjadi gas metan untuk melayani aliran listrik di area TPA.
"Saat ini, kami menggunakan gas metan itu tanpa BBM, pakai mesin tapi sudah tidak pakai BBM lagi dan itu aktif selama 1x24 jam, cuman kadang-kadang siang hari karena kurang kegiatan jadi kurang jalan, tapi lampu keliling TPA itu dari gas metan," katanya.
Menurut dia, di wilayah Indonesia Timur, daerah yang paling potensial, untuk dikembangkan sebagai teknologi PLTSa itu hanya terdapat di dua daerah, yakni Kendari dan Ternate.
Oleh karena itu, jika investor itu datang, maka akan langsung diarahkan untuk bertemu dengan Walikota Ternate, untuk dibahas lebih jauh lagi. (Ant/bm 01)
Kabid Operasional Dinas Kebersihan Kota Ternate Rizal Muhammad di Ternate, Sabtu (11/7/2015), mengatakan pertmbuhan sampah di Kota Ternate setiap tahun menunjukan grafik yang terus meningkat, sehingga dibutuhkan investor untuk mengelolanya sehingga menjadi barang yang bernilai ekonomis.
"Kalau menurut Investor dari Kanada itu, mesin PLTS ini sudah disiapkan dan memerlukan satu hari 150 ton sampah dan di Kota Ternate mempunyai lebih dari 150 ton, sehingga Pemkot masih menunggu kesiapan investor tersebut," katanya.
Keinginan investor kanada untuk mengembangkan sampah menjadi teknologi listrik, sudah dimulai sejak lama. Hanya saja, setelah keinginan itu disampaikan kepada Dinas Kebersihan belum langsung ditindaklanjuti.
"Untuk sementara kami belum dapat konfirmasi dari investor, memang saya sudah ketemu dengan mereka, tapi sementara ini belum ada konfirmasi balik, karena setelah itu mereka langsung kembali ke Jakarta," katanya.
Kendati belum disepakati, namun saat ini pihaknya telah mengolah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Takome. Untuk dikembangkan menjadi gas metan untuk melayani aliran listrik di area TPA.
"Saat ini, kami menggunakan gas metan itu tanpa BBM, pakai mesin tapi sudah tidak pakai BBM lagi dan itu aktif selama 1x24 jam, cuman kadang-kadang siang hari karena kurang kegiatan jadi kurang jalan, tapi lampu keliling TPA itu dari gas metan," katanya.
Menurut dia, di wilayah Indonesia Timur, daerah yang paling potensial, untuk dikembangkan sebagai teknologi PLTSa itu hanya terdapat di dua daerah, yakni Kendari dan Ternate.
Oleh karena itu, jika investor itu datang, maka akan langsung diarahkan untuk bertemu dengan Walikota Ternate, untuk dibahas lebih jauh lagi. (Ant/bm 01)