Akibat Erupsi Gamalama, Penutupan Bandara Ternate Diperpanjang
http://www.beritamalukuonline.com/2015/07/akibat-erupsi-gamalama-penutupan.html
BERITA MALUKU. Penutupan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara, akibat erupsi Gunung Api Gamalama sejak Kamis (16/7) Sore diperpanjang hingga Sabtu (18/7), pukul 17.00 Wit.
Kepala Unit Pelaksana Penyelenggara Bandar Udara (UPPBU) Sultan Babullah Ternate Rasburhany di Ternate, Sabtu (18/7/2015), mengatakan pada Sabtu sore akan dievaluasi dan jika erupsi Gunung Gamalama tidak lagi membahayakan aktivitas penerbangan, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Babullah dibuka, begitu pula sebaliknya.
Kondisi landasan Bandara Sultan Babullah Ternate sebenarnya bersih dari abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama karena abu vulkanik Gunung Gamalama terbawa angin ke arah barat, tetapi dianggap rawan untuk penerbangan.
Apalagi, aktivitas penerbangan terutama pesawat dari dan ke Bandara Sultan Babullah harus manuver, sehingga dikhawatirkan terkena abu vulkanik.
Penutupan Bandara tersebut mengakibatkan ratusan calon penumpang yang menggunakan lima maskapai penerbangan dengan tujuan berbagai daerah di Indonesia terpaksa sampai saat ini belum bisa berangkat dan datang.
Dia mengatakan, aktivitas Bandara Babullah Ternate kalau normal penumpangnya sekitar 700 sampai 800 orang per hari, sehingga saat ini terjadi penumpukkan penumpang dari dan ke Bandara Babullah Ternate.
"Tetapi, jika dihitung dengan jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Babullah Ternate setiap harinya 800 orang maka, dalam empat hari terakhir Bandara Babullah kehilangan pendapatan itu lebih dari Rp35,2 juta dan itu belum lagi kerugian yang dialami oleh perusahaan penerbangan yang selama ini membuka rute penerbangan dari dan ke Bandara Babullah Ternate," katanya.
Sementara itu, sejumlah penumpang yang masih bertahan di terminal Sultan Babullah Ternate mengeluhkan tidak adanya informasi dan perhatian dari maskapai, karena selama dua hari ini, para penumpang hanya mendapatkan janji yang tidak pasti.
Salah seorang calon penumpang maskapai Sriwijaya Air, Ridwan menyayangkan manajemen maskapai tersebut, karena selama ini, mereka tidak mendapat informasi secara resmi kapan pesawat akan diberangkatkan, bahkan telpon seluler yang diberikan ke penumpang saat dihubungi melalui sms atau telpon tidak diangkat, akibatnya penumpang harus rela menunggu berhari-hari di bandara. (ant/bm 01)
Kepala Unit Pelaksana Penyelenggara Bandar Udara (UPPBU) Sultan Babullah Ternate Rasburhany di Ternate, Sabtu (18/7/2015), mengatakan pada Sabtu sore akan dievaluasi dan jika erupsi Gunung Gamalama tidak lagi membahayakan aktivitas penerbangan, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Babullah dibuka, begitu pula sebaliknya.
Kondisi landasan Bandara Sultan Babullah Ternate sebenarnya bersih dari abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama karena abu vulkanik Gunung Gamalama terbawa angin ke arah barat, tetapi dianggap rawan untuk penerbangan.
Apalagi, aktivitas penerbangan terutama pesawat dari dan ke Bandara Sultan Babullah harus manuver, sehingga dikhawatirkan terkena abu vulkanik.
Penutupan Bandara tersebut mengakibatkan ratusan calon penumpang yang menggunakan lima maskapai penerbangan dengan tujuan berbagai daerah di Indonesia terpaksa sampai saat ini belum bisa berangkat dan datang.
Dia mengatakan, aktivitas Bandara Babullah Ternate kalau normal penumpangnya sekitar 700 sampai 800 orang per hari, sehingga saat ini terjadi penumpukkan penumpang dari dan ke Bandara Babullah Ternate.
"Tetapi, jika dihitung dengan jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Babullah Ternate setiap harinya 800 orang maka, dalam empat hari terakhir Bandara Babullah kehilangan pendapatan itu lebih dari Rp35,2 juta dan itu belum lagi kerugian yang dialami oleh perusahaan penerbangan yang selama ini membuka rute penerbangan dari dan ke Bandara Babullah Ternate," katanya.
Sementara itu, sejumlah penumpang yang masih bertahan di terminal Sultan Babullah Ternate mengeluhkan tidak adanya informasi dan perhatian dari maskapai, karena selama dua hari ini, para penumpang hanya mendapatkan janji yang tidak pasti.
Salah seorang calon penumpang maskapai Sriwijaya Air, Ridwan menyayangkan manajemen maskapai tersebut, karena selama ini, mereka tidak mendapat informasi secara resmi kapan pesawat akan diberangkatkan, bahkan telpon seluler yang diberikan ke penumpang saat dihubungi melalui sms atau telpon tidak diangkat, akibatnya penumpang harus rela menunggu berhari-hari di bandara. (ant/bm 01)