Jaksa Diminta Usut Dugaan Penggelapan Dana Perpustakaan SD Bursel
http://www.beritamalukuonline.com/2015/06/jaksa-diminta-usut-dugaan-penggelapan.html
BERITA MALUKU. Kejaksaan Negeri (Kejari) Namlea didesak mengusut mantan Kepala sekolah (Kepsek) SD Kilo Sembilan, Desa Wanono, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Frangki Salakori yang diduga menggelapkan uang negara untuk pembangunan sarana pendidikan yang pernah ia pimpin.
Dana pembangunan gedung perpustakaan sekolah sebesar Rp145 juta sudah dicairkan pada tahun 2013, namun sampai saat ini pembangunan gedung perpustakaan belum mencapai 40 persen.
Salah seorang warga Desa Wanono yang tidak mau namanya disebutkan kepada Berita Maluku, Selasa (30/6/2015) mengungkapkan, dana pembangunan perpustakaan sudah dicairkan seluruhnya sejak tahun 2013.
"Kami minta Dinas Pendidikan dan pihak Kejari Namlea segera mengusut penyimpangan uang negara untuk pembangunan perpustakaan. Kami menduga, Salakori telah menggelapkan dana tersebut dan berfoya-foya di tempat hiburan malam," jelas warga.
Maske Tasane yang kini menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Kilo Sembilan, ketika dikonformasi, mengaku tidak tahu-menahu soal anggaran pembangunan gedung perpustakaan tersebut.
“Saya tidak tahu tentang anggaran pembangunan gedung perpustakaan sekolah, karena saya baru saja menjabat di sini. Namun sebagai pimpinan lembaga pendidikan ini, saya tetap berupaya agar pembangunan perpustakaan bisa dilanjutkan dan sudah saya usulkan kepada dinas pendidikan setempat,” sebut Meske.
Dia mengaku, saat menjabat Kepsek SD Kilo Sembilan, dirinya terkejut saat para pekerja meminta upah pekerjaan kepadanya. Namun dirinya tak bisa berbuat apa-apa karena bukan dirinya belum sempat mengelola anggaran itu.
Sementara itu, Frangki Salakory, mantan Kepsek SD Kilo Sembilan belum berhasil dikonfirmasi. (RN/e)
Dana pembangunan gedung perpustakaan sekolah sebesar Rp145 juta sudah dicairkan pada tahun 2013, namun sampai saat ini pembangunan gedung perpustakaan belum mencapai 40 persen.
Salah seorang warga Desa Wanono yang tidak mau namanya disebutkan kepada Berita Maluku, Selasa (30/6/2015) mengungkapkan, dana pembangunan perpustakaan sudah dicairkan seluruhnya sejak tahun 2013.
"Kami minta Dinas Pendidikan dan pihak Kejari Namlea segera mengusut penyimpangan uang negara untuk pembangunan perpustakaan. Kami menduga, Salakori telah menggelapkan dana tersebut dan berfoya-foya di tempat hiburan malam," jelas warga.
Maske Tasane yang kini menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Kilo Sembilan, ketika dikonformasi, mengaku tidak tahu-menahu soal anggaran pembangunan gedung perpustakaan tersebut.
“Saya tidak tahu tentang anggaran pembangunan gedung perpustakaan sekolah, karena saya baru saja menjabat di sini. Namun sebagai pimpinan lembaga pendidikan ini, saya tetap berupaya agar pembangunan perpustakaan bisa dilanjutkan dan sudah saya usulkan kepada dinas pendidikan setempat,” sebut Meske.
Dia mengaku, saat menjabat Kepsek SD Kilo Sembilan, dirinya terkejut saat para pekerja meminta upah pekerjaan kepadanya. Namun dirinya tak bisa berbuat apa-apa karena bukan dirinya belum sempat mengelola anggaran itu.
Sementara itu, Frangki Salakory, mantan Kepsek SD Kilo Sembilan belum berhasil dikonfirmasi. (RN/e)