Gubernur Maluku Minta Jembatan Merah Putih Rampung September
http://www.beritamalukuonline.com/2015/06/gubernur-maluku-minta-jembatan-merah.html
BERITA MALUKU. Gubernur Maluku Said Assagaff meminta Balai Pengembangan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX menyelesaikan pembangunan Jembatan Merah Putih yang melintasi Teluk Dalam Ambon pada September 2015.
"Saya telah memanggil Kepala BPJN Wilayah IX Wahyudi Mandala Putra dan meminta pengerjaan JMP (Jembatan Merah Putih) dirampungkan pada September 2015 setelah peletakan batu pertamanya pada 19 Agustus 2011," katanya, di Ambon, Selasa (30/6/2015).
Pertimbangannya, JMP dijadwalkan akan diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan dengan gedung Kristiani Centre, Katholik Centre dan patung dr.Siwabessy saat penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Nasional XI di Ambon pada Oktober 2015.
BPJN IX menjadwalkan JMP rampung pada 4 Oktober 2015 dengan alasan curah hujan pada Juni 2015 intensitasnya relatif tinggi sehingga menghambat pengerjaannya.
"Rasanya alasan hujan kurang bertanggung jawab sehingga Kepala BPJN Wilayah IX maupun kontraktor pelaksana diingatkan agar bekerja yang profesional sehingga perampungannya sesuai program," ujar Gubernur.
Apalagi, Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kota Ambon pada 7 Mei 2015 telah mengarahkan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono agar mendorong perampungan yang sebenarnya molor dari jadwal sebelumnya pada akhir 2014.
"Kepala Negara sering mengecek perkembangan perampungan JMP sehingga Kepala BPJN Wilayah IX Wahyudi hendaknya serius mengarahkan kontraktor pelaksana agar bekerja yang profesional," tegas Gubernur Said.
Sayangnya, Kepala BPJN Wilayah IX, Wahyudi Mandala Putra enggan dikonfirmasi dan terkesan menghindar dari wartawan.
Dia berlalu dari ruangan pertemuan lantai II kantor Gubernur Maluku sambil mengarahkan mengkonfirmasi Satker JMP, Chris Lasmono.
Jembatan tersebut memiliki panjang 1.060 meter, lebar 22,7 meter dan tinggi saat pasang naik dengan kolomnya 38 meter serta trotoar selebar 1,2 meter.
Jalan di jembatan terbagi dua jalur dan masing-masing jalur juga dibagi dua agar memperlancar aktivitas lalulintas.
Pembangunan jembatan tersebut selain berdampak mengurangi kemacetan di Kota Ambon, juga akan dijadikan sebagai salah satu objek wisata menarik bagi wisatawan di ibu kota provinsi Maluku itu.
Manfaat pembangunan jembatan ini guna menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon, sesuai Tata Ruang Kota Ambon yang telah menetapkan Desa Poka - Rumahtiga dan Wayame sebagai kawasan pendidikan serta Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman dan penyangga.
Selain itu, menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada khususnya pada Jazirah Leihitu, serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan dari dan ke Bandara Internasional Pattimura Ambon, di Desa Laha sebagai pintu masuk-keluar utama provinsi lainnya.
Pengoperasiannya memperpendek jarak tempuh 24 km dari desa Galala ke bandara internasional Pattimura di desa Laha dengan tenggat waktu 45 menit. Jarak Ambon - Laha adalah 36 km.
Pembangunan jembatan Merah-Putih ini akan berdampak bagi pengembangan kawasan Kecamatan Teluk Ambon, meningkatkan aktivitas sosial ekonomi dan pariwisata, tetapi tetap mempertahankan dan mengembangkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai pengayuh perahu. (Ant/bm 01)
"Saya telah memanggil Kepala BPJN Wilayah IX Wahyudi Mandala Putra dan meminta pengerjaan JMP (Jembatan Merah Putih) dirampungkan pada September 2015 setelah peletakan batu pertamanya pada 19 Agustus 2011," katanya, di Ambon, Selasa (30/6/2015).
Pertimbangannya, JMP dijadwalkan akan diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan dengan gedung Kristiani Centre, Katholik Centre dan patung dr.Siwabessy saat penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Nasional XI di Ambon pada Oktober 2015.
BPJN IX menjadwalkan JMP rampung pada 4 Oktober 2015 dengan alasan curah hujan pada Juni 2015 intensitasnya relatif tinggi sehingga menghambat pengerjaannya.
"Rasanya alasan hujan kurang bertanggung jawab sehingga Kepala BPJN Wilayah IX maupun kontraktor pelaksana diingatkan agar bekerja yang profesional sehingga perampungannya sesuai program," ujar Gubernur.
Apalagi, Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kota Ambon pada 7 Mei 2015 telah mengarahkan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono agar mendorong perampungan yang sebenarnya molor dari jadwal sebelumnya pada akhir 2014.
"Kepala Negara sering mengecek perkembangan perampungan JMP sehingga Kepala BPJN Wilayah IX Wahyudi hendaknya serius mengarahkan kontraktor pelaksana agar bekerja yang profesional," tegas Gubernur Said.
Sayangnya, Kepala BPJN Wilayah IX, Wahyudi Mandala Putra enggan dikonfirmasi dan terkesan menghindar dari wartawan.
Dia berlalu dari ruangan pertemuan lantai II kantor Gubernur Maluku sambil mengarahkan mengkonfirmasi Satker JMP, Chris Lasmono.
Jembatan tersebut memiliki panjang 1.060 meter, lebar 22,7 meter dan tinggi saat pasang naik dengan kolomnya 38 meter serta trotoar selebar 1,2 meter.
Jalan di jembatan terbagi dua jalur dan masing-masing jalur juga dibagi dua agar memperlancar aktivitas lalulintas.
Pembangunan jembatan tersebut selain berdampak mengurangi kemacetan di Kota Ambon, juga akan dijadikan sebagai salah satu objek wisata menarik bagi wisatawan di ibu kota provinsi Maluku itu.
Manfaat pembangunan jembatan ini guna menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon, sesuai Tata Ruang Kota Ambon yang telah menetapkan Desa Poka - Rumahtiga dan Wayame sebagai kawasan pendidikan serta Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman dan penyangga.
Selain itu, menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada khususnya pada Jazirah Leihitu, serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan dari dan ke Bandara Internasional Pattimura Ambon, di Desa Laha sebagai pintu masuk-keluar utama provinsi lainnya.
Pengoperasiannya memperpendek jarak tempuh 24 km dari desa Galala ke bandara internasional Pattimura di desa Laha dengan tenggat waktu 45 menit. Jarak Ambon - Laha adalah 36 km.
Pembangunan jembatan Merah-Putih ini akan berdampak bagi pengembangan kawasan Kecamatan Teluk Ambon, meningkatkan aktivitas sosial ekonomi dan pariwisata, tetapi tetap mempertahankan dan mengembangkan mata pencaharian masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai pengayuh perahu. (Ant/bm 01)