Ternyata 50 Persen Lebih Parfum Isi Ulang di Ambon Berbahaya
http://www.beritamalukuonline.com/2015/04/ternyata-50-persen-parfum-isi-ulang-di.html
Ambon - Berita Maluku. Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Maluku menemukan lebih dari 50 persen parfum isi ulang yang di jual di Ambon mengandung bahan metanol yang dapat membahayakan tubuh manusia.
"Pada tahun 2014 lalu, kami telah melakukan sampling di Ambon terhadap 60 sample. Ternyata 47 diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung metanol. Ini sangat berbahaya," kata Kepala BPOM, Dra. Sandra M.P. Linthin, kepada Berita Maluku, Rabu (1/4/2015).
Linthin menjelaskan, bahwa setelah pihaknya melakukan interogasi ke sejumlah pelaku usaha di Ambon, ternyata mereka punya pelarut ada dua macam. Ada yang KW1 dan KW 2. "Yang KW 2 ini yang pakai metanol. Malah ada yang pakai metanol seluruhnya dan tidak dicampurkan dengan etanol (alkohol)," jelasnya.
Dengan temuan itu, pihak BPOM pun melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dengan melarang pedagang agar jangan lagi menggunakan pelarut metanol.
"Metanol adalah bahan kimia berbahaya contohnya seperti terdapat pada minuman keras oplosan yang dapat mematikan. Kalau dalam kadar kecil itu dapat membutakan mata," jelasnya.
Linthin juga menerangkan tentang parfum isi ulang. Dijelaskan, bahwa parfum isi ulang dengan menggunakan metanol adalah berbahaya karena larutan itu dapat menyerap pada bagian kulit dan juga mudah masuk ke mata kita dengan cara menguap.
"Memang tidak akut langsung kelihatan tapi dampaknya sangat berbahaya dan ini terjadi di seluruh Indonesia," sebutnya.
Ditambahkan, bahwa parfum isi ulang boleh-boleh saja mengandung metanol tetapi harus dengan kadar 5 persen terhadap etanol (alkohol). "Kalau metanol seluruhnya tidak boleh," tutupnya.
Untuk diketahui, parfum kw2 adalah merupakan parfum produksi lokal, botol dan dus dibuat seperti asli, begitu pula dengan aromanya. Campuran parfum KW2 ini menggunakan bibit parfum dan metanol, bukan alkohol. Hal inilah yang menyebabkan aroma parfum ini mudah hilang, karena metanol lebih cepat menguap daripada alkohol.
Sementara parfum kw1 menggunakan campuran alkohol dan bibit sebagai bahannya, dengan takaran yang telah diatur sedemikian rupa, parfum ini mampu bertahan hingga 6 jam atau bahkan lebih. (bm 10)
"Pada tahun 2014 lalu, kami telah melakukan sampling di Ambon terhadap 60 sample. Ternyata 47 diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung metanol. Ini sangat berbahaya," kata Kepala BPOM, Dra. Sandra M.P. Linthin, kepada Berita Maluku, Rabu (1/4/2015).
Linthin menjelaskan, bahwa setelah pihaknya melakukan interogasi ke sejumlah pelaku usaha di Ambon, ternyata mereka punya pelarut ada dua macam. Ada yang KW1 dan KW 2. "Yang KW 2 ini yang pakai metanol. Malah ada yang pakai metanol seluruhnya dan tidak dicampurkan dengan etanol (alkohol)," jelasnya.
Dengan temuan itu, pihak BPOM pun melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dengan melarang pedagang agar jangan lagi menggunakan pelarut metanol.
"Metanol adalah bahan kimia berbahaya contohnya seperti terdapat pada minuman keras oplosan yang dapat mematikan. Kalau dalam kadar kecil itu dapat membutakan mata," jelasnya.
Linthin juga menerangkan tentang parfum isi ulang. Dijelaskan, bahwa parfum isi ulang dengan menggunakan metanol adalah berbahaya karena larutan itu dapat menyerap pada bagian kulit dan juga mudah masuk ke mata kita dengan cara menguap.
"Memang tidak akut langsung kelihatan tapi dampaknya sangat berbahaya dan ini terjadi di seluruh Indonesia," sebutnya.
Ditambahkan, bahwa parfum isi ulang boleh-boleh saja mengandung metanol tetapi harus dengan kadar 5 persen terhadap etanol (alkohol). "Kalau metanol seluruhnya tidak boleh," tutupnya.
Untuk diketahui, parfum kw2 adalah merupakan parfum produksi lokal, botol dan dus dibuat seperti asli, begitu pula dengan aromanya. Campuran parfum KW2 ini menggunakan bibit parfum dan metanol, bukan alkohol. Hal inilah yang menyebabkan aroma parfum ini mudah hilang, karena metanol lebih cepat menguap daripada alkohol.
Sementara parfum kw1 menggunakan campuran alkohol dan bibit sebagai bahannya, dengan takaran yang telah diatur sedemikian rupa, parfum ini mampu bertahan hingga 6 jam atau bahkan lebih. (bm 10)