Anos Yermias Calwabup MBD ’Nona Manis’ versi Golkar
http://www.beritamalukuonline.com/2015/04/anos-yermias-calwabup-mbd-nona-manis.html
Ambon - Berita Maluku. Konfigurasi politik menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Maluku Barat Daya pada awal Desember 2015 bakal berwarna-warni dan tersusun berdasarkan tingkat keterpilihan dan ego pulau masing-masing.
Dibanding PDI Perjuangan (PDI-P) yang kemungkinan kuat melabuhkan hati kepada sang Bupati MBD incumbent (petahana), Barnabas Nataniel Orno (BNO), lain halnya dengan situasi politik di markas Partai Golongan Karya (Golkar) Maluku.
Kisruh keabsahan kepengurusan Partai Golkar di level nasional versi Aburizal Bakrie (ARB) dan versi Agung Laksono (AL) ikut menyeret posisi partai berlambang pohon beringin pada pilihan sulit.
Merujuk arahan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham agar seluruh DPD Partai Golkar di Indonesia mengutus kader-kader terbaiknya ke pilkada menyusul putusan PTUN Jakarta Selatan yang dalam amar putusannya memending SK Menkumham Yasona Laoly yang membekukan Golkar kubu ARB, membuka ruang bagi kubu ARB memasang strategi pemenangan politik pada pilkada serentak episode pertama akhir tahun ini, termasuk di MBD.
Namun, jualan politik kubu ARB untuk bakal calon (balon) Bupati MBD 2015-2020 tampaknya hanya mengerucut pada balon wakil bupati (Wabup) di mana Anos Yermias (AY) digadang-gadang menjadi ikon utama Golkar Maluku.
Artinya, posisi AY sangat ’cantik’ untuk dilamar incumbent atau kandidat lain asal Kepulauan Babar, Leti, Moa, Lakor, Damer dan sekitarnya karena AY mewakili konfigurasi Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kisar, Romang dan Wetar.
Jika akhirnya AY dipinang BNO dipastikan peluang incumbent memenangi pilkada MBD jilid II bakal lapang di depan dengan persentase kemenangan di atas 90 persen. Namun, peluang BNO memaketkan dirinya dengan AY bakal terganjal karena koalisi di aras nasional menempatkan PDI-P dan Golkar ’fis a fis’ (saling berhadap-hadapan) dan tidak dalam satu barisan Koalisi Merah Putih (KMP).
PDIP sendiri merupakan perintis Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mati-matian membela kepentingan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowo) dan Wapres Jusuf Kalla (JK).
Penantang utama BNO bakal datang dari mantan ’istrinya’, Wabup MBD incumbent, Johanis Letelay (JL). Untuk melawan BNO dan pasangan serasinya, JL disarankan memilih Abraham Malioy (AM), Chen Miru (CM) atau Nicko Johan Kilikily (NJK).
JL diperkirakan berpeluang merebut rekomendasi politik Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk maju bertarung dalam pilkada MBD.
Sejumlah figur telah mendaftarkan diri ke DPC Gerindra MBD maupun DPD Partai Gerindra Maluku untuk menjalani Uji Kepatutan dan Kelayakan (Fit and Proper Test) pada 20 April nanti, antara lain JL, BNO, Simon Moshe Maahury (SMM), NJK, dan Arnolis Laipeny (AL).
Sebelumnya pengurus DPC Gerindra MBD menolak pemasukan berkas pencalonan AL karena telah habis batas waktu pemasukan berkas.
Masuknya AL ke dalam pemberkasan dan Fit and Proper Test yang dilakukan Gerindra diduga karena permainan orang dalam Gerindra dan arahan Korwil DPP Gerindra untuk Maluku Taslim Azis.
Tekad AL merebut rekomendasi Gerindra kemungkinan terganjal karena yang bersangkutan merupakan kader Golkar dari kubu Munas Ancol, Agung Laksono cs.
JEJAKI 10 PASANGAN WAKIL
Informasi tak resmi lain yang diperoleh Rakyat Maluku menyebutkan, saat ini Bupati MBD incumbent, Barnabas Nataniel Orno (BNO) tengah menjejaki sepuluh nama untuk menjadi pasangan wakilnya pada pilkada MBD.
Dari ke-10 sosok itu mengapung nama Oni Pisarahu Septory (mantan anggota DPRD MBD 2010-2014), Bastian Petrusz (Ketua DPD Partai Golkar MBD, anggota DPRD MBD), Benjamin Oyang Noach (Direktur PD Kalwedo), Sauloro Chau Petrusz (Ketua DPRD MBD 2010-2014 dan 2014-2019), Anos Yermias (Korda DPD Partai Golkar untuk MTB dan MBD), Lambert Maupiku (anggota DPRD MBD 2014-2019), dan Alan Laimeheriwa (Ketua Klasis GPM Kisar).
Kesalahan BNO dalam memilih calon wakilnya diprediksi akan menjadi bumerang bagi perjalanan politik mantan Wabup MTB periodesasi 2006-2011 ini. (bm12/bm01/bm10)
Dibanding PDI Perjuangan (PDI-P) yang kemungkinan kuat melabuhkan hati kepada sang Bupati MBD incumbent (petahana), Barnabas Nataniel Orno (BNO), lain halnya dengan situasi politik di markas Partai Golongan Karya (Golkar) Maluku.
Kisruh keabsahan kepengurusan Partai Golkar di level nasional versi Aburizal Bakrie (ARB) dan versi Agung Laksono (AL) ikut menyeret posisi partai berlambang pohon beringin pada pilihan sulit.
Merujuk arahan Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham agar seluruh DPD Partai Golkar di Indonesia mengutus kader-kader terbaiknya ke pilkada menyusul putusan PTUN Jakarta Selatan yang dalam amar putusannya memending SK Menkumham Yasona Laoly yang membekukan Golkar kubu ARB, membuka ruang bagi kubu ARB memasang strategi pemenangan politik pada pilkada serentak episode pertama akhir tahun ini, termasuk di MBD.
Namun, jualan politik kubu ARB untuk bakal calon (balon) Bupati MBD 2015-2020 tampaknya hanya mengerucut pada balon wakil bupati (Wabup) di mana Anos Yermias (AY) digadang-gadang menjadi ikon utama Golkar Maluku.
Artinya, posisi AY sangat ’cantik’ untuk dilamar incumbent atau kandidat lain asal Kepulauan Babar, Leti, Moa, Lakor, Damer dan sekitarnya karena AY mewakili konfigurasi Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kisar, Romang dan Wetar.
Jika akhirnya AY dipinang BNO dipastikan peluang incumbent memenangi pilkada MBD jilid II bakal lapang di depan dengan persentase kemenangan di atas 90 persen. Namun, peluang BNO memaketkan dirinya dengan AY bakal terganjal karena koalisi di aras nasional menempatkan PDI-P dan Golkar ’fis a fis’ (saling berhadap-hadapan) dan tidak dalam satu barisan Koalisi Merah Putih (KMP).
PDIP sendiri merupakan perintis Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mati-matian membela kepentingan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowo) dan Wapres Jusuf Kalla (JK).
Penantang utama BNO bakal datang dari mantan ’istrinya’, Wabup MBD incumbent, Johanis Letelay (JL). Untuk melawan BNO dan pasangan serasinya, JL disarankan memilih Abraham Malioy (AM), Chen Miru (CM) atau Nicko Johan Kilikily (NJK).
JL diperkirakan berpeluang merebut rekomendasi politik Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk maju bertarung dalam pilkada MBD.
Sejumlah figur telah mendaftarkan diri ke DPC Gerindra MBD maupun DPD Partai Gerindra Maluku untuk menjalani Uji Kepatutan dan Kelayakan (Fit and Proper Test) pada 20 April nanti, antara lain JL, BNO, Simon Moshe Maahury (SMM), NJK, dan Arnolis Laipeny (AL).
Sebelumnya pengurus DPC Gerindra MBD menolak pemasukan berkas pencalonan AL karena telah habis batas waktu pemasukan berkas.
Masuknya AL ke dalam pemberkasan dan Fit and Proper Test yang dilakukan Gerindra diduga karena permainan orang dalam Gerindra dan arahan Korwil DPP Gerindra untuk Maluku Taslim Azis.
Tekad AL merebut rekomendasi Gerindra kemungkinan terganjal karena yang bersangkutan merupakan kader Golkar dari kubu Munas Ancol, Agung Laksono cs.
JEJAKI 10 PASANGAN WAKIL
Informasi tak resmi lain yang diperoleh Rakyat Maluku menyebutkan, saat ini Bupati MBD incumbent, Barnabas Nataniel Orno (BNO) tengah menjejaki sepuluh nama untuk menjadi pasangan wakilnya pada pilkada MBD.
Dari ke-10 sosok itu mengapung nama Oni Pisarahu Septory (mantan anggota DPRD MBD 2010-2014), Bastian Petrusz (Ketua DPD Partai Golkar MBD, anggota DPRD MBD), Benjamin Oyang Noach (Direktur PD Kalwedo), Sauloro Chau Petrusz (Ketua DPRD MBD 2010-2014 dan 2014-2019), Anos Yermias (Korda DPD Partai Golkar untuk MTB dan MBD), Lambert Maupiku (anggota DPRD MBD 2014-2019), dan Alan Laimeheriwa (Ketua Klasis GPM Kisar).
Kesalahan BNO dalam memilih calon wakilnya diprediksi akan menjadi bumerang bagi perjalanan politik mantan Wabup MTB periodesasi 2006-2011 ini. (bm12/bm01/bm10)