Wisatawan L'Austral, John Sydney: Maluku Bisa Tampil Sebagai Daerah Industri
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/wisatawan-laustral-john-sydney-maluku.html
Ambon - Berita Maluku. Hujan pujian dilontarkan oleh para turis penumpang Kapal Pesiar Prancis L'Austral yang menyinggahi kota Ambon, tepatnya di negeri Amahusu, Jumat (6/3/2015).
Lontaran pujian itu disampaikan oleh para turis yang masih muda maupun yang sudah tua.
Saat Berita Maluku melakukan pemantauan di dermaga mini di pantai Amahusu, Kendati kapal mewah dengan panjang 142 meter (466 kaki) dan lebar 18 m (59 kaki) itu tidak berlabuh di dermaga, tetapi hal itu tidak menghalangi keinginan turis dari berbagai Negara untuk turun ke tepi pantai dan berinteraksi dengan masyarakat.
Alhasil, empat unit perahu karet disiapkan sehingga para tetamu berkesampatan bertemu dengan para penyambut yakni sejumlah SKPD kota Ambon, panitia maupun masyarakat setempat dan sekitarnya yang berkeinginan untuk melihat dari dekat kedatangan kapal itu.
Pasangan suami-isteri asal kota Wichester (Inggris) yang berdekatan dengan Southampton saat ditemui Berita Maluku usai berfoto ria bersama anak-anak desa Amahusu, langsung memuji kemampuan masyarakat kota Ambon dalam berbahasa inggris.
Menurut mereka, orang tua dan anak-anak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik. ”Every one, speak very good English and the children too,” cetus Jenny sambil menunjuk ke arah anak–anak.
Berita Maluku kemudian menjelaskan, bahwa di Indonesia siswa tingkat SD sudah mulai belajar bahasa Inggris.
”Sangat baik (very nice work ),“ respon suaminya Peter.
Sesudah itu Peter dengan bersemangat memuji keindahan pemadangan alam di desa Amahusu, walau cuaca saat itu agak mendung, katanya sambil menunjukan deretan awan.
Selain itu, pria paruh baya ini juga tidak segan-segan memuji kemeriahan musik penyambutan yakni paduan suling dari negeri soya Secara gamlang.
Peter menjelasakan kepada Berita Maluku bahwa kapal pesiar mewah tersebut berpenumpang 190 orang dari berbagai Negara yakni Australi, Prancis, Inggris dan Spayol.
Kesan yang sama juga diungkapkan turis asal Sydney (Australia), John Sydney.
Sydney mengungkapkan bahwa panitia telah berhasil merancang acara yang aktraktif, sehingga semua orang jadi senang.
John juga menyoroti potesi Maluku yang sangat berharga. Menurutnya iklim di Maluku yang hangat, dan pembenahan perhubungan yang sangat baik, menarik minatnya untuk tinggal lebih lama di Maluku.
“We will living here too," ujar John meyakinkan.
Ia juga menyatakan bahwa kondisi Maluku sangat menarik selain untuk mengembangkan wisata laut seperti berenang, memancing, juga masyarakat harus produktif dan membuka lahan pertanian dan peternakan seperti ayam, kambing dan babi.
Pasalnya pertanian dan peternakan dapat diandalkan akan menjadi supply bagi kebutuhan hidup maupun import jika kita ingin mengubahnya menjadi daerah industri.
”This is very nesty and icredible supplay, if you wanna change it to be area industry,” ungkapnya.
Sementara menurut Puddy, gadis asal Perancis itu mengungkapkan bahwa kunjungan ini adalah pengalaman pertama kalinya ke Ambon dan mengenal dunia yang lebih luas.
Puddy juga menyatakan apresiasinya terhadap sambutan dan senyum ramah dari tuan rumah serta music yang menarika hati dan salah satu alasannya untuk turun ke palabuhan adalah untuk dapat menikmati keindahan kota Ambon ini dari dekat.
”One of reason for me to going to the Port to looking near the Panaorama of Ambon,“ cetus gadis dari kota mode paris ini. (BM02)
Lontaran pujian itu disampaikan oleh para turis yang masih muda maupun yang sudah tua.
Saat Berita Maluku melakukan pemantauan di dermaga mini di pantai Amahusu, Kendati kapal mewah dengan panjang 142 meter (466 kaki) dan lebar 18 m (59 kaki) itu tidak berlabuh di dermaga, tetapi hal itu tidak menghalangi keinginan turis dari berbagai Negara untuk turun ke tepi pantai dan berinteraksi dengan masyarakat.
Alhasil, empat unit perahu karet disiapkan sehingga para tetamu berkesampatan bertemu dengan para penyambut yakni sejumlah SKPD kota Ambon, panitia maupun masyarakat setempat dan sekitarnya yang berkeinginan untuk melihat dari dekat kedatangan kapal itu.
Pasangan suami-isteri asal kota Wichester (Inggris) yang berdekatan dengan Southampton saat ditemui Berita Maluku usai berfoto ria bersama anak-anak desa Amahusu, langsung memuji kemampuan masyarakat kota Ambon dalam berbahasa inggris.
Menurut mereka, orang tua dan anak-anak dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan baik. ”Every one, speak very good English and the children too,” cetus Jenny sambil menunjuk ke arah anak–anak.
Berita Maluku kemudian menjelaskan, bahwa di Indonesia siswa tingkat SD sudah mulai belajar bahasa Inggris.
”Sangat baik (very nice work ),“ respon suaminya Peter.
Sesudah itu Peter dengan bersemangat memuji keindahan pemadangan alam di desa Amahusu, walau cuaca saat itu agak mendung, katanya sambil menunjukan deretan awan.
Selain itu, pria paruh baya ini juga tidak segan-segan memuji kemeriahan musik penyambutan yakni paduan suling dari negeri soya Secara gamlang.
Peter menjelasakan kepada Berita Maluku bahwa kapal pesiar mewah tersebut berpenumpang 190 orang dari berbagai Negara yakni Australi, Prancis, Inggris dan Spayol.
Kesan yang sama juga diungkapkan turis asal Sydney (Australia), John Sydney.
Sydney mengungkapkan bahwa panitia telah berhasil merancang acara yang aktraktif, sehingga semua orang jadi senang.
John juga menyoroti potesi Maluku yang sangat berharga. Menurutnya iklim di Maluku yang hangat, dan pembenahan perhubungan yang sangat baik, menarik minatnya untuk tinggal lebih lama di Maluku.
“We will living here too," ujar John meyakinkan.
Ia juga menyatakan bahwa kondisi Maluku sangat menarik selain untuk mengembangkan wisata laut seperti berenang, memancing, juga masyarakat harus produktif dan membuka lahan pertanian dan peternakan seperti ayam, kambing dan babi.
Pasalnya pertanian dan peternakan dapat diandalkan akan menjadi supply bagi kebutuhan hidup maupun import jika kita ingin mengubahnya menjadi daerah industri.
”This is very nesty and icredible supplay, if you wanna change it to be area industry,” ungkapnya.
Sementara menurut Puddy, gadis asal Perancis itu mengungkapkan bahwa kunjungan ini adalah pengalaman pertama kalinya ke Ambon dan mengenal dunia yang lebih luas.
Puddy juga menyatakan apresiasinya terhadap sambutan dan senyum ramah dari tuan rumah serta music yang menarika hati dan salah satu alasannya untuk turun ke palabuhan adalah untuk dapat menikmati keindahan kota Ambon ini dari dekat.
”One of reason for me to going to the Port to looking near the Panaorama of Ambon,“ cetus gadis dari kota mode paris ini. (BM02)