Sarana Perhubungan dan Infrastruktur Belum Jamin Pengembangan Industri di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/sarana-perhubungan-dan-infrastruktur.html
Tammat.R. Talaohu |
Untuk itu Direktur MOERI Maluccas Economic Refrom, Tammat.R. Talaohu menghararapkann pemerintah daerah Maluku bisa memprioritaskan pengembanagan kedua aspek ini dimasa mendatang.
Talaohu yang di temui Rabu (4/3/2015), mencontohkan bahwa pada Kecamatan Geser dan Werinama (SBT) yang memiliki keindahahn alam yang potesial bagi pengembangan sektor pariwisata, tidak dapat berkembang dengan baik, hanya karena akses trasportasi ke daerah itu sangat sulit menyebabkan daerah itu jarang dikunjungi oleh wisatawan.
Selain itu juga minimnya infrastruktur juga menjadi penyebab enggannya touris domestic maupun mancanegara untuk berkunjung.
“Kalau mereka sudah kesana nginapnya mau dimana, terus listrik di sana itu siangnya nyala malamnya mati,“ jelas Talaohu.
Pria yang juga menjabat pengurus KNPI Maluku ini juga menyoroti potensi lainnya di kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang tidak bisa dikembangkan karena keterbatasan sumber energy listrik.
“Bagaimana orang mau membangun cold storage disitu kalau pasokan listrik tidak cukup, listrik di Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan pada umumnya di Maluku hanya bisa dimanfatkan bagi sipil atau rumah tangga dan tidak layak bagi industri,” ulasnya.
Talaohu juga, menyoroti belum dibanguannya labolatorium pendukung hasil tangkap ikan di Maluku, pasalnya saat ini semua Negara di Eropah yang mengimpor hasil perikanan dari tanah air mensyaratkan hasil perikanan tangkap itu harus benar-benar telah melalui uji higienis dari laboratorium yang menyatakan bahwa ikan–ikan itu bebas dari bahan kimia, seperti formalin dan zat additive lainnya.
“Karena keterbatasan ini semua ikan yang dibawa ke pelabuahn pendaratan ikan PPI di Negeri Erie maupun di Tantui harus lewat pintu ekspor di Surabaya, karena Maluku tidak punya pintu eksport,“ cetusnya.
Menurut Talaohu, karena sejumlah kendala inilah maka Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET Seram yang merupakan program Kawasan Strategi Nasional, yang telah dicanangkan lebih dari 10 Tahun lalu, tidak dapat berkembang maksimal.
KAPET Seram yang awalnya digadang-gadangkan sebagai pusat pengembangan sektor pariwisata dan pertanian dan perikanan akhirnya mubazir karena tidak disertai dengan pembangunan infrastrutur yang memadai.
Dengan gamblang pria yang kerap disapa bung Temi ini mengungkapkan, untuk membagun ekonomi provinsi Maluku yang sebaran wilayahnya cukup ekstrem, maka sudah seharusnya Pemda melakukan perubahaan yang Spartan.
“Kita butuh lompatan yang besar, supaya bisa bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia Timur, seperti Makasar,“ pungkas Talaohu.
Karena untuk saat ini Maluku telah tertinggal dibandingkan saudara mudanya yakni provinsi Maluku utara. (BM02)