Pembangunan Cold Storage Senilai Rp5,9 Miliar di Saparua Mubasir
http://www.beritamalukuonline.com/2015/03/pembangunan-cold-storage-senilai-rp59.html
Ambon - Berita Maluku. Pembangunan cold storage (mesin pendingin) di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah senilai Rp5,9 miliar sejak beberapa tahun lalu tidak bisa difungsikan alias mubazir sampai saat ini.
"Cold Storage ini dibangun di pantai Waisisil antara perbatasan Desa Tiou dengan Paperu, Kecamatan Saparua," kata anggota DPRD Maluku (F-Nasdem), Herman Hattu di Ambon, Jumat (13/3/2015).
Dengan memiliki daya tampung ratusan ton ikan, cold storage yang dibangun sejak tahun 2012 menggunakan sumber dana APBN ini seperti bangunan megah yang menghiasi pantai tersebut namun tidak bisa difungsikan.
Menurut Herman, pemilihan lokasi untuk membangun gedung itu juga tidak strategis dan tidak memiliki perencanaan yang matang.
"Kondisi ini menunjukkan buruknya perencanaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, karena tidak memilih daerah yang benar-benar memiliki banyak nelayannya," ujar Herman.
Buruknya perencanaan seperti ini juga menunjukkan tidak adanya dukungan mewujudkan program menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN).
Tidak berfungsinya cold storage yang dibangun sejak 2012 tersebut, kata Herman, bukan saja menimbulkan kerugian keuangan negara tapi juga berimplikasi buruk terhadap para nelayan di Kecamatan Saparua dan sekitarnya.
Kemudian di lokasi cold storage tidak bisa dibangun sarana pendukung lain, terutama dermaga bagi kapal-kapal ikan untuk merapat dan melakukan aktivitas bongkar muat ikan.
"Kalau pun mau dibangun dermaga, tentunya membutuhkan dukungan dana yang besar karena dermaganya bisa lebih dari 500 meter," ujarnya. (ant/bm 10)
"Cold Storage ini dibangun di pantai Waisisil antara perbatasan Desa Tiou dengan Paperu, Kecamatan Saparua," kata anggota DPRD Maluku (F-Nasdem), Herman Hattu di Ambon, Jumat (13/3/2015).
Dengan memiliki daya tampung ratusan ton ikan, cold storage yang dibangun sejak tahun 2012 menggunakan sumber dana APBN ini seperti bangunan megah yang menghiasi pantai tersebut namun tidak bisa difungsikan.
Menurut Herman, pemilihan lokasi untuk membangun gedung itu juga tidak strategis dan tidak memiliki perencanaan yang matang.
"Kondisi ini menunjukkan buruknya perencanaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, karena tidak memilih daerah yang benar-benar memiliki banyak nelayannya," ujar Herman.
Buruknya perencanaan seperti ini juga menunjukkan tidak adanya dukungan mewujudkan program menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN).
Tidak berfungsinya cold storage yang dibangun sejak 2012 tersebut, kata Herman, bukan saja menimbulkan kerugian keuangan negara tapi juga berimplikasi buruk terhadap para nelayan di Kecamatan Saparua dan sekitarnya.
Kemudian di lokasi cold storage tidak bisa dibangun sarana pendukung lain, terutama dermaga bagi kapal-kapal ikan untuk merapat dan melakukan aktivitas bongkar muat ikan.
"Kalau pun mau dibangun dermaga, tentunya membutuhkan dukungan dana yang besar karena dermaganya bisa lebih dari 500 meter," ujarnya. (ant/bm 10)